Setengah jam setelah John pergi ke perusahaan, Apple meminta ijin pada sang ibu mertua untuk pergi ke kampus. Padahal hari ini tidak ada jadwal mata kuliah. Gadis itu membutuhkan teman-temannya untuk mencurahkan segala isi hatinya. Setelah mendapat ijin, tanpa ba bi bu be bo Apple langsung melesat. Dia tidak ingin terjebak obrolan dengan ibu mertuanya.
Bukannya dia ingin menjadi seorang menantu yang durhaka. Akan tetapi, waktu yang dihabiskan tidak sedikit. Bisa berjam-jam dan berujung Apple selalu batal melakukan sesuatu. Gadis cantik itu memilih mengendarai kendaraan roda empatnya sendiri. Dia belum terbiasa dengan adanya seorang supir. Meski keluarga Apple juga kaya dan dia adalah anak tunggal. Gadis cantik itu selalu melakukan semuanya sendiri. Itulah kelebihan Apple satu-satunya.
Jarak dari mansion menuju kampus cukup jauh. Jika jalanan tidak macet waktu yang dibutuhkan sekitar setengah jam perjalanan. Beruntung pagi ini jalanan tidak begitu macet. Meski di depan kendaraan Apple banyak mobil yang berjejer namun tidak membuat macet.
Area parkir kampus tidak begitu padat karena jarang ada yang mengambil mata kuliah di hari Senin. Mungkin ungkapan 'I hate Monday' itu ada benarnya. Kebanyakan dari anak-anak kampus selalu hang out selepas mata kuliah akhir di hari Jumat dan berakhir di hari Sabtu. Mereka merasa teler atau tidur seharian di hari Minggunya. Makanya kebanyakan dari mereka malas mengambil mata kuliah hari Senin.
Namun, ungkapan itu tidak berlaku bagi Apple. Dia justru mengganti ungkapan itu dengan ' I Love Monday'. Ungkapan itu berubah semenjak statusnya berubah menjadi seorang istri. Kecuali Ola, salah satu dari sahabatnya itu terkenal paling rajin di antara mereka bertiga. Jadi, Apple tinggal menyeret Wendy untuk datang ke kampus. Tepatnya, kantin kampus. Tak ingin berlama-lama, Apple segera melesat ke kantin sebagai tempat pertemuan mereka.
Suasana kampus cukup sepi karena saat ini anak-anak kampus sedang mengikuti mata kuliah. Apple sengaja memilih jam sepuluh lebih tiga puluh menit untuk bertemu dengan dua sahabatnya itu karena kantin dalam keadaan aman, nyaman, dan sepi tanpa huru-hara saat anak-anak memesan makanan. Meskipun tidak sesepi yang dimaksud oleh Apple, setidaknya mereka bisa mengobrol dengan tenang tanpa beradu urat syaraf.
"Pel! Sini!" teriak Ola sambil melambaikan tangan agar Apple dapat melihatnya.
Apple tersenyum melihat Ola yang sudah memilih tempat duduk yang tepat yaitu di sudut kantin. Sudut itu adalah tempat favorit mereka jika ingin menghabiskan waktu di kantin. Alasannya sederhana karena dekat dengan jendela dan agak jauh dari meja-meja yang lain. Selain itu, ada colokan untuk mengecas. Maklum saja, Apple terkenal jarang membawa handphone dalam keadaan full baterai. Hampir setiap kali gadis itu keluar dari kandang membawa ponsel dengan baterai yang statusnya hidup segan mati tak mau.
"Udah lama, La?" tanya Apple sambil mendaratkan bokongnya di kursi plastik.
"Wuih, bukan lama lagi. Sampe berlumut nih gue nungguin elu!" ketus Ola.
"Heh!" dengus Apple. "Mana sini gue lihat! Di bagian mananya tumbuh lumut?" tantang Apple sambil mengulurkan tangan mengecek tubuh Ola.
"Ih, apaan sih pel! Geli tau!" elak Ola.
"Lagian. Jawabannya ngga berbobot banget," ucap Apple sambil terkekeh. Tawa renyah Apple membuat Ola ikut terkekeh.
"Woi!" teriak Wendy sambil menepuk meja.
"Anyong... kucing melompat!" latah Ola dan Apple bersamaan akibat ulah Wendi yang mengagetkan mereka.
"Ya ampun, masih muda udah pada latah!" seru Wendy sambil mendaratkan bokongnya di kursi plastik antara Apple dan Ola.
"Apaan sih, Wen?" sergah Apple.
"Tau nih! Bikin orang jantungan aja!" ketus Ola.
"Eh, Ola! Kalo si Pepel yang kaget wajar secara posisinya membelakangi gue. Lah elu! Duduk menghadap gue masa ikutan kaget," balas Wendy dengan gaya juteknya yang khas.
"Eh, centong sayur! Gue kagak ngeliat lu datang," ketus Ola.
"Lak, tolong ya! Badan gue udah gede gini masa iya ngga keliatan?"
"Engga," jawab Ola singkat sambil menggeleng.
"Ih, kudu periksa mata deh lu!"
"Ena..." ucapan Ola menggantung.
"Stop!" teriak Apple. "Tolong ya, tuan dan nyonya! Berantemnya di pending dulu," Apple segera menengahi perseteruan yang tidak penting antara Ola dan Wendy.
Wendy dan Ola langsung menatap Apple penuh selidik. "Lu, manggil kita ke sini mau cerita ya?" selidik Wendy.
"Iyes," Apple mengangguk cepat.
"Oh My God. Lu mau cerita tentang ML (Malam Pertama) elu, Pel?" Ola menebak dengan antusias.
"Hah! ML apaan?"
Wendy dan Ola kompak menepuk jidat mereka masing-masing. "Gue lupa kalo si Apple loading-nya lama," ucap Wendy.
"Sama Wen," tambah Ola.
"Untung aja kebantu sama body dan muka," timpal Wendy.
"Maksod Lo!" ketus Apple tidak terima.
"Engga," jawab Wendy mengalihkan pandangan keluar jendela.
"Huh!" kesal Apple. "Eh, tapi ML apaan sih?" Gadis itu masih penasaran dengan singkatan ML.
"ML itu ..." ucap Ola.
"ML itu makan lama-lama," timpal Wendy dengan cepat sebelum Ola menjelaskan.
"Hah!"
"Wen, dosa loh ngerjain orang yang punya penyakit telat mikir! Entar kualat Lo," timpal Ola.
"Jangan ngedoain gitu napa!" Wendy tidak terima dikatai Ola seperti itu.
"Jadi ML apaan?" desak Apple.
"Itu loh, Pel. Making Love," jelas Ola dengan sabar.
"Hah!"
"Dari tadi hah heh hoh mulu," goda Wendy.
"Ish," sungut Apple. "Jadi maksudnya buat cinta gitu?" tanya Apple pada dua sahabatnya.
"Iya. Kasarnya gitu."
"Emang cinta itu dibuat ya?" tanya Apple lagi dengan polosnya.
Wendy dan Ola bertatapan mendengar pertanyaan yang seharusnya keluar dari mulut anak Sekolah Dasar. Ola mendaratkan punggung tangannya pada kening Apple.
"Panas?" tanya Wendy.
"Engga." Ola menggeleng.
"Jangan-jangan udah akut!" jawab Wendy.
"Keknya iya."
"STOP! Udah deh. Gue itu kemari mau curhat. Kenapa malah dibuat bingung kek gini?" Rajuk Apple.
"Lagian elu, masa ML aja ngga tau," ucap Wendy.
"Emang engga," jawab Apple sambil menggeleng.
"Gini," Wendy mulai menjelaskan sambil membenarkan posisi duduknya. "Jadi, ML itu Malam Pertama untuk ..."
"Oh, maksud lu malam pertama gue tinggal di mansion," timpal Apple.
Pletak
"Aw, kok jidat gue dijitak sih!" ringis Apple mengusap keningnya yang sakit.
"Lu aja deh yang jelasin, Lak!" Kali ini Wendy hampir kehilangan kata 'sabar'.
"Sebelom gue jelasin, lu janji dulu jangan asal timpal!" tuntut Ola pada Apple.
Merasa dihakimi oleh kedua sahabatnya, Apple segera mengangguk tanda setuju. Dia tidak ingin keningnya menjadi korban untuk yang kedua kalinya.
Ola menyipit menuntut janji yang harus Apple patuhi dengan tatapannya.
"Janji!" seru Apple sambil mengangkat dua hari ke udara.
"Ok. Gue jelasin," ucap Ola sambil berdehem. "ML maksudnya malam pengantin." Ola menghentikan ucapannya karena melihat ekspresi Apple yang terkejut sambil menutup mulut dengan kedua tangannya. Sekaligus Ola menajamkan tatapannya agar Apple ingat akan janjinya. Beberapa saat kemudian, Ola melihat Apple mengangguk, dia kembali meneruskan penjelasannya.
"Kalo dari ekspresi elu, keknya elu tau deh malam pengantin," ucap Ola. "Nah, jadi elu nyuruh kita kumpul di sini buat dengar curhatan elu tentang malam pertama alias malam pengantin elu sama si CEO?" timpal Ola.
Kedua mata Apple membulat saking terkejutnya. Mulutnya masih tertutup dengan tangan agar dapat menahan teriakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
AtikaValen
ampun dah Thor. Hampir aku salah baca 😂😂😂🤣🤣🤣🤣
2023-05-14
7