"Ah, sayang! Akhirnya kau muncul," Margaret bangkit dari kursi makan menyambut kehadiran Apple yang terlambat untuk sarapan.
Beruntung Apple memiliki ibu mertua yang sangat baik, super pengertian, dan menyayanginya. Tentu saja, bibi Margaret sudah berteman baik dengan mendiang maminya dari sebelum roh Apple ditiupkan dalam rahim maminya. Lagipula, pernikahan ini juga berlangsung atas andil bibi Margaret dan maminya. Dua orang yang mempunyai andil yang sangat besar dalam perubahan hidup Apple.
"Selamat pagi bibi," ucap Apple sambil membalas pelukan Margaret.
"Eh! Jangan bibi. Sekarang kamu harus mengganti panggilan itu!" ucap Margaret tidak terima sambil mengurai pelukannya.
"Hah!"
"Kok, manggilnya jadi 'hah'?" ketus Margaret.
"Eh!"
"Hmm, sekarang jadi 'eh'," kesal Margaret sambil melipat tangan.
Apple menggaruk kepala bagian belakang yang tidak gatal. Gadis itu bingung sendiri. Dia takut bersuara karena akan disalahartikan oleh ibu mertuanya lagi. Alhasil, mengalihkan kebingungannya dengan menggaruk kepala yang tidak gatal.
Senyum simpul menahan tawa terukir di sudut bibir John. Pria tampan yang tak lain adalah suami dari Apple, anak dari bibi Margaret. Sebuah status baru selain gelar sarjananya. Bahkan gelar pendidikannya kalah telak dengan status barunya sebagai suami. Tentu saja, berita pernikahan mereka telah mengguncang seisi kota. Banyak wanita yang menyatakan bahwa mereka telah patah hati dan beberapa di antara mereka juga tidak segan-segan membuat ultimatum untuk merebut kembali John dari istrinya.
Ya, semua wanita di kota sangat mengaguminya kecuali seorang wanita yang berstatus sebagai istrinya.
"Mom, aku bisa terlambat ke kantor," ucap John dengan suara baritonnya yang khas.
"Ish, kau itu! Sudahlah! Nanti saja kita memikirkan panggilannya," ketus Margaret sambil menarik lengan Apple untuk duduk bersebelahan dengannya. Margaret cukup tahu diri tentang keadaan pernikahan putranya dan Apple. Tentu saja sangat sulit bagi mereka untuk menerima kenyataan. Apalagi menikah dadakan. Namun, Margaret percaya bahwa suatu hari nanti malaikat cinta pasti akan menembakkan panah asmaranya tepat sasaran di hati mereka.
Setelah dua wanita itu duduk, John tak ingin membuang waktu. Pria itu memberi kode pada pelayan untuk mengisi piring sarapannya. Ini adalah hari kelima, wanita yang duduk di sebelah ibunya menjadi istrinya. Di hari kelima ini juga, dia telah membuat John kesal setengah mati. Sarapan selalu telat satu jam hanya untuk menunggu wanita itu bangun.
"Heh! Aku rasa sebutan gadis kecil lebih cocok untuk dirinya," John membatin dalam hati. Pria itu tersenyum tipis dan menghabiskan makanannya dalam waktu kurang dari lima menit.
"Mom, aku sudah selesai. Aku akan ke perusahaan," ucap John sambil meletakkan serbet di atas meja makan. Tadinya dia ingin bangkit dari kursi tapi jawaban sang ibu dengan melotot membuat John mengerutkan alis.
Margaret kesal melihat tingkah putranya yang setiap pagi hanya berpamitan dengannya saja. Sudah hari kelima status putranya itu sudah tidak melajang tapi masih saja harus di beri kode untuk berpamitan pada Apple. Margaret menatap tajam pada putra dinginnya itu. Matanya hampir perih karena melotot dan memberi kode pada John untuk berpamitan juga pada Apple.
John menghela napas pelan. Dia harus menyudahi drama pagi ini. Jika tidak, gosip yang beredar di perusahaan akan semakin menjadi-jadi.
"Apple!" panggil John pelan.
Apple sedang asyik mengoles roti tawar dengan selai stroberi kesukaannya. Alih-alih menjawab panggilan John, mendengar pun tidak.
John memberi kode pada sang ibu melalui tatapan dan mata yang artinya 'lihatlah menantumu, mom! Dia tidak peduli sama sekali.'
Margaret membalas John dengan tatapan yang dua kali lebih tajam yang artinya 'Kau itu kan suami. Coba sekali lagi! Lihat dia! Dia sedang mengolesi roti tawar dengan anggun.'
John menatap ibunya dengan tidak percaya. Bisa-bisanya gerak lambat seperti itu diartikan sebagai sesuatu yang anggun.
Margaret membalas dengan menatap tajam pada John. Kesabarannya nyaris hilang melihat tingkah putranya itu yang kurang peka dan lelet. Andai saja saat ini suaminya berada di sini. Dia pasti mencurahkan kekesalannya pada suami tercinta dan berujung tidak baik untuk John. Sayangnya, Josh harus tetap berada di Itali untuk urusan bisnis sekaligus menemani putri mereka satu-satunya di sana.
John memberi kode ok dengan tangannya. Melihat tanda itu, Margaret tersenyum. Wanita paruh baya itu kembali menyantap sarapan yang hampir dingin. Margaret menyukai sesuatu yang berkuah dan hangat untuk sarapan pagi. Tentu saja, jus buah menjadi sarapan pertama yang masuk ke dalam lambungnya. Wanita paruh baya itu menyendok sup jagung dengan anggun. Dia selalu menikmati setiap makanan yang akan masuk ke dalam mulut dan mendarat cantik ke lambung.
"Apple!" panggil John lembut. Pria itu menghela saat wanita berstatus sebagai istrinya tidak menanggapinya lagi. "Sabar!" ucap John untuk dirinya sendiri dalam hati. Sebelum dia tertangkap basah oleh sang mommy, John memutuskan untuk memanggil Apple kembali.
"Apple!" John menaikkan suaranya setengah oktaf sehingga membuat pelayan yang berdiri di dekat meja makan merinding ngeri saat mendengar suara sangar tuan muda mereka.
Anehnya, hal itu tidak berlaku untuk Margaret dan Apple. Dua wanita berbeda usia itu tengah sibuk dengan makanan mereka. Jika saja roti tawar bisa dilukis, mungkin saja Apple sedang melukis sesuatu di sana dengan selai stroberi.
John mengulang panggilannya hingga kelima kalinya. Pria itu tidak bisa tahan lagi dengan kelakuan Apple. Entah telinganya bermasalah atau dia memang sengaja mencari masalah dengannya.
"APPLE!" teriak John sambil menggebrak meja makan.
Para pelayan langsung menunduk. Mereka tidak berani menatap para majikan. Roti tawar Apple mendarat di atas taplak meja putih dengan posisi selai stroberi berada di bawah. Lain halnya dengan Margaret. Dia langsung tersedak saat menyeruput kuah sup jagung. Seorang pelayan yang berdiri tidak jauh darinya langsung memberi pertolongan pertama pada nyonya besar.
John telah berhasil mendapat perhatian dari wanita berstatus istrinya. Pria itu menghela napas lega karena dapar mengakhiri drama queen di ruang makan. John mengaitkan kancing jas abu-abunya. Dia menarik napas perlahan untuk menstabilkan nada suaranya lagi.
"Aku pergi ke kantor sekarang," ucap John dengan senyum dibuat-buat.
Apple masih terkejut dengan teriakan John. Dia hanya bisa mengangguk sebagai jawaban iya. Pria pembuat kaget itu langsung mengambil langkah seribu meninggalkan ruang makan sebelum ibunya kembali normal. Dia tidak ingin mendengar ocehan dan berdebat dengan sang ibu karena Apple.
Keadaan Margaret sudah normal. Wanita itu sudah bisa mengatur napas dengan baik. Dia juga merasa memiliki cukup kekuatan untuk mengomeli putranya. "Kau itu!" ucap Margaret sambil menatap ke seberang meja makan. "Eh, kemana dia?" tanya Margaret bingung pada pelayan. Si empunya kursi telah menghilang entah kapan.
"Tuan muda baru saja meninggalkan ruang makan, nyonya," ucap salah seorang maid.
"Ish! Cepat sekali dia melarikan diri," kesal Margaret. Pandangannya kini beralih pada Apple yang masih terlihat shock.
"Hei, menantu!" seru Margaret sambil mengipas tangannya di depan wajah Apple. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Margaret khawatir.
Apple segera tersadar saat ibu mertuanya mengipas tangannya. "Eh, iya bi," ucap Apple malu-malu. "Dasar perjaka tua! Mau bikin aku mati mudanya!" rutuk Apple dalam hati. Kemudian pandangannya beralih pada roti tawar yang dari tadi dia olesi selai stroberi dengan telaten. "Oh, rotiku!" Apple mengambil rotinya perlahan.
"Ah, kasihan sekali!" seru Margaret yang juga ikut mengasihani roti tawar Apple yang terjatuh di atas meja makan. Beberapa pelayan yang tadinya menunduk saat John membentak Apple, seketika mengangkat kepala mereka saat mendengar percakapan aneh antara nyonya besar dan nona mudanya. Dua orang di antara mereka geleng-geleng kepala dan sisanya menepuk kening mereka sendiri. Sungguh pasangan mertua-menantu yang cocok.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Othsha
minta digeplak nih si apple... 😂😂😂
2023-06-09
19
Biola
jadi inget Lee min ho waktu gebrak meja di film apa dahhh
2023-05-22
8
Non
menantu sama mertua sama gokilnya
2023-05-20
7