Hey, You!
"Ini di mana, ya?" Apple membatin sambil menapaki jalan yang entah kemana akan berujung. Tidak ada jalan beraspal atau bebatuan. Seluruh jalan itu ditutupi oleh daun-daun maple yang berguguran hingga menutupi permukaan jalan yang dilaluinya. Deretan pohon maple di kanan kirinya membentuk sebuah jalan bak karpet merah yang dilalui artis-artis ternama Hollywood.
Meski takut, gadis itu tetap melangkah karena didera penasaran. Hampir setengah jalan yang dia lalui, terlihat cahaya di ujung jalan. Cahaya itu semakin terlihat saat dia berjalan semakin dekat. Apple terkesima saat melihat bangunan rumah yang megah. "OMG, kok bisa ya! Ada rumah mewah di tengah hutan maple?" ucapnya kagum. Kedua netra gadis itu hampir keluar dari rongganya melihat kemegahan yang disuguhkan oleh si empunya rumah.
Rasa penasaran alias kepo semakin menjadi-jadi kala melihat pintu kayu yang terbuka setengah hingga menampakkan kemeriahan bagian dalam rumah. Meski sedikit, cukup menambah bumbu penasaran hingga menggebu. Apple mempercepat langkahnya, khawatir ketinggalan kemeriahan itu. Jemarinya yang jenjang dan putih memegang kenop pintu. Dia tidak serta-merta menghambur masuk ke dalam rumah.
Tersirat gundah dan takut. Tubuh gadis itu sedikit bergetar. Detak jantungnya menggema bagaikan gendang yang ditabuh berulang kali dengan semangat. Dia sendiri bisa mendengarkan suara detak jantungnya yang berirama. Apple mengeratkan pegangan pada kenop pintu. Tubuhnya bergerak maju seirama dengan langkah kakinya. Kini, tubuh gadis itu telah tersembunyi sempurna di balik pintu.
Apple menempelkan daun telinganya ke badan pintu. Dia ingin mendengar sesuatu dari dalam rumah sebelum dia menghambur masuk ke dalam. Meski dia terkenal ceroboh tapi untuk hal seperti ini tidak akan membuat dia melakukan hal yang bodoh. Cukup lama Apple menempelkan telinganya di badan pintu. Namun, tak ada sesuatu yang dapat dia dengar.
Gadis cantik itu perlahan menjauhkan daun telinganya dari pintu kayu. Tidak ada suara dari dalam rumah menandakan bahwa tidak ada orang di dalam rumah. Artinya, dia aman untuk memasuki rumah megah itu. Senyum jahil terukir di sudut bibir gadis cantik itu. Apple menstabilkan tubuhnya agar tidak goyah. Gadis itu cukup tahu diri akan kekurangannya tentang keseimbangan tubuh.
Dia mengatur napas untuk menenangkan diri. Degup jantungnya sudah tidak berdendang seperti tadi. Cukup terkendali. Setelah mantap dengan dirinya sendiri, Apple langsung melangkahkan kakinya tanpa ragu.
"Apa yang sedang kau lakukan, nona?" suara khas seorang pria berhasil membuat tubuh Apple limbung. Gadis itu tidak pernah berteriak ketika terkejut. Melainkan, tubuhnya yang langsung merespon.
"Mampus!" seru Apple bersamaan tubuhnya yang limbung ke belakang. Dia memejamkan mata sambil bersiap jatuh ke bawah. Setidaknya dengan memejamkan mata dapat menahan rasa sakit saat bokongnya menghantam sesuatu yang keras. Sayangnya, pendaratan yang dimaksud oleh Apple tak kunjung datang. Justru gadis cantik itu merasa ada sepasang tangan yang kokoh di belakang punggungnya.
Apple perlahan membuka mata. Ketakutan akan jatuh tadi, hilang seketika saat melihat wajah tampan yang sangat dikenalnya. "OMG! Sebastian," Apple membatin. Jerit kebahagiaan membahana di relung hatinya. Bagaimana tidak? Pria tertampan di kampusnya sedang memeluk tubuhnya. Senyum malu-malu tercetak jelas di wajah Apple. Degup jantungnya kembali berdendang. Namun, kali ini dendangnya sangat merdu sesuai dengan irama hati yang menghangat.
"Nona!" ucap Sebastian.
Senyum di wajah Apple menghilang berganti bingung. Mendengar suara Sebastian membuat Apple tersadar dari lamunannya. "Hah! Gue ngga salah denger nih! Atau jangan-jangan telinga gue yang bermasalah?" Apple bermonolog dalam hati sambil mengejap.
Pria tampan itu tersenyum sambil mendekatkan wajahnya pada Apple. Masalah pendengaran tadi dia abaikan. Mungkin saja dia salah dengar karena terpesona oleh ketampanan Sebastian. Apalagi saat ini wajah pria itu semakin mendekat padanya hingga membuatnya terpana.
Apple bersiap menerima kejutan dari Sebastian. Seperti cerita di novel-novel online yang sudah pernah dibacanya. Saat seorang pria mendekatkan wajahnya, artinya dia akan memberikan sebuah ciu man. Spontan saja, gadis itu menutup matanya sambil tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya, pria idola di kampusnya itu memilih dirinya.
"Nona!" teriak Sebastian tepat di telinga kanan Apple.
Sontak saja teriakan itu membuat Apple terkejut bersamaan dengan bunyi benturan antara bokong dengan lantai marmer.
"Aduh!" Apple meringis sambil mengusap bokong sebelah kanan karena bagian itu yang mendarat lebih dulu di lantai. Kedua mata gadis cantik itu langsung membulat saat melihat keadaannya saat ini.
Apple memandang ke sekeliling. Nuansa dan suasana ruangan ini sangat tidak asing baginya. Berikutnya, tatapan Apple terhenti pada seorang wanita paruh baya yang berdiri tidak jauh darinya. Wanita itu terkekeh melihat melihat keadaan Apple saat ini.
"ih, ternyata mimpi!" rengek Apple sambil bangkit dari lantai.
"Lagian si non, udah bibi bangunin dari tadi, ngga bangun-bangun," ucap Bi Mirna sambil terkekeh.
Apple mencebik pada bi Mirna. Gadis cantik itu kesal atas kelakuan bi Mirna yang membuat mimpi indahnya berlalu tanpa kesan. Pantas saja suara Sebastian seperti suara bi Mirna. Ternyata memang bi Mirna. Apple mendaratkan bokongnya di atas tempat tidur dan memeluk bantal.
Sebelah tangannya yang bebas menepuk bantal yang tak berpenghuni agar lebih empuk saat kepalanya mendarat di sana. Dirasa sudah cukup, gadis cantik itu perlahan menjatuhkan tubuhnya ke samping.
Bi Mirna spontan meraih tangan nona mudanya agar tidak melanjutkan kegiatannya. "Eits, non!" teriak bi Mirna sambil menarik tangan kiri Apple. "Ngga ada tiduran lagi! Ayo, bangun non!" bi Mirna berusaha menahan bobot Apple dengan kedua tangannya.
"Ih, bibi! Aku masih ngantuk," rengek Apple.
"Ini sudah jam delapan, non. Tuan muda sudah menunggu nona dari tadi untuk sarapan," oceh bi Mirna.
Tuan muda. Dua kata itu perlahan masuk ke dalam kepalanya yang mungil. Cukup lama Apple baru menyadari makna dari kata 'tuan muda'.
"OMG! Gue lupa!" Sebelah tangannya yang bebas menepuk kening.
"Lupa apa non?" goda bi Mirna.
"Lupa kalau aku sudah punya suami," ucap Apple dengan suara sedih dan tidak bersemangat.
Kali ini bi Mirna tertawa lebih keras mendengar ucapan tak berdaya dari nona mudanya.
"Tertawa, bi?" Apple menatap bi Mirna sambil menahan kesal.
Bukannya berhenti, bi Mirna justru semakin terbahak-bahak.
"Seneng ya, bi! Bahagia?" timpal Apple dengan ketus.
Bi Mirna tidak memperdulikan kekesalan nona mudanya. Tugas utamanya membangunkan sang nona besar sudah terlaksana, tinggal membawanya turun ke bawah untuk sarapan. "Bahagia dong," balas bi Mirna sambil menyunggingkan senyum. "Udah non, buruan siap-siap!"
Kalimat bi Mirna kembali menghentak kepalanya. Apple meraih bantal dan membenamkan wajahnya di sana. Dia berteriak kesal mengingat dunianya sudah terbalik saat ini.
...----------------...
*Bersambung.
Note : OMG (Oh My God/ Ya Tuhan*)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Nana8289
Baru mampir baca Kak.
Ceritanya Seru,,,,
Suka sm karakter Apple 😊🥰
2023-05-31
8
Paulina H. Alamsyah Asir
Vote nya meluncur.
semangat Thor.
next❤🙏
2023-05-30
7
Sera
sakit perut aku ... kok bisa lupaaa udah kawin
2023-05-20
10