Dengan menarik nafas dalam - dalam pada akhirnya Lilian mulai untuk menceritakan masa lalunya tersebut.
"Setelah itu aku di bawa ke salah satu rumah prostitusi terbesar, aku tidak tau saat itu aku ada di negara atau di kota mana, namun yang aku sangat ingat dengan jelas, di dalam jam dinding besar di rumah tersebut ada foto berbentuk roda dan roda itu adalah satu - satunya foto yang bisa aku lihat di dalam rumah prostitusi tersebut."
"Hatiku rasanya sangat sakit ketika pertama kali laki - laki mulai menyentuh tubuh ku dengan paksa, dia melakukan hal itu dengan sangat brutal, lebih seperti kelakuan se ekor binatang, hari itu aku mengalami pemerkosaan oleh satu orang laki - laki yang kini aku sadari bahwa dia adalah pelanggan pertama ku di tempat prostitusi tersebut."
Kedua tangan Lilian gemetar saat dirinya berani membuka sedikit demi sedikit setiap hal telah terjadi di masa lalunya.
"Setelah malam itu, aku tidak lagi mengingat berapa banyak laki - laki yang sudah menyentuh tubuh ku ini."
"Setiap hari aku harus melayani nafsu mereka, berkali - kali aku mencoba untuk kabur dari tempat itu, namun..."
Tiba - tiba saja Lilian menghentikan setiap kata - kata yang akan keluar dari mulutnya.
"Madam Edeline selalu berhasil untuk menangkap ku kembali."
Ke dua tangan Lilian semakin meremas - meras gaun yang dia kenakan, hati yang sangat sakit sungguh kembali terasa ketika dirinya menyebutkan nama madam Edeline.
"Madam Edeline adalah pemilik tempat prostitusi besar itu, sampai saat ini aku sama sekali belum pernah melihat wajahnya, karena saat dia datang selalu menggunakan topeng."
"Madam Edeline bagaikan ratu di dalam tempat prostitusi tersebut, ya ratu yang sangat kejam terhadap kami semua."
Rasa sakit kembali menggerogoti hati Lilian, ketika untuk kesekian kalinya Lilian menyebutkan nama madam Edeline.
"Dan sampai saat ini aku masih mencari wanita bernama Madam Edeline tersebut tuan George."
"Kau tau, saat aku. berusaha kabur dari itu, aku hampir mati, karena racun yang telah diminumkan kepada ku, semuanya itu atas perintah madam Edeline."
"Karena wanita ular itu selalu mengatakan, tidak ada boleh wanita yang keluar dari tempat ini, jika mereka berani melakukan, maka dia akan membunuhnya secara perlahan, dan saat itulah hal ini yang terjadi dengan ku."
"Dengan tenaga yang tersisa aku memberanikan diri untuk lari dari dalam rumahnya, melawan kegelapan malam dan hutan belantara yang ternyata mengelilingi tempat prostitusi tersebut, saat itu yang terpikir oleh ku hanya mati di sini atau aku hidup untuk menjalani kehidupan ke dua ku."
"Dan Tuhan memberikan aku kesempatan untuk hidup, singkat cerita aku bisa kembali ke tempat ini dengan selamat, meskipun papa tetap tidak memperdulikan aku, namun kini aku bisa menggunakan harta yang dia miliki untuk melakukan satu visi balas dendam yang sampai saat ini belum terpenuhi."
"Aku ingin menemukan madam Edeline dan membunuhnya hidup - hidup di depan ke dua mata ku sendiri, aku ingin dia merasakan rasa sakit yang tiada taranya ini."
Setelah menceritakan semua hal tersebut, Lilian menangis dengan sangat kencang.
"Kau tau tuan George meskipun aku memiliki dendam yang sangat kuat, namun aku masih memiliki hati nurani, dimana aku masih menjadi wanita yang baik, menikah, memiliki anak dan menjadi ibu bagi anak-anak ku nanti."
"Aku, ya aku juga sebenarnya juga tersiksa dengan dendam yang aku bentuk sendiri, di satu sisi aku ingin melepaskan semua ini, namun disisi yang lain aku masih tetap ingin mencari wanita itu dan membuat perhitungan atas semua hal yang telah dia lakukan kepada ku, untuk itulah hari ini aku bertemu dengan tuan George, pastor George tolong beritahukan aku apa yang harus aku lakukan dengan sekarang?"
Lilian mengatakan hal tersebut dengan histeris sambil menangis.
George yang sejak tadi menjadi pendengar yang baik kini mulai menganggukkan kepalanya.
"Nona Lilian, aku sangat mengerti akan rasa sakit yang saat ini anda rasanya, namun ketahuilah selama kita masih ada di dalam dunia ini, maka kita tidak akan pernah luput dari rasa kecewa dan terluka, semua itu akan tetap kita rasakan sampai nanti kita kembali kepada Tuhan."
"Cobalah untuk memaafkan semua masa lalu nona Lilian, Tuhan tidak akan dapat berkerja secara maksimal jika masa lalu tersebut masih melekat erat di diri nona Lilian."
"Proses untuk memaafkan itu memang tidak mudah, dan terkadang tidak bisa langsung, namun disinilah semuanya akan di uji, nona Lilian aku sangat yakin anda pasti bisa melalui semua ini dengan sangat baik."
Deg
Kedua mata Lilian kini saling beradu dengan George, dan baru Lilian sadari jika George sangatlah tampan, satu - satunya Pastor muda tampan yang ada di dalam tempat ibadah tersebut.
"Tuan George apakah semua hal yang tuan George katakan harus aku lakukan? ketahuilah memaafkan itu sangat berat, sama dengan kita mengobati sendiri luka tusuk dengan ke dua tangan kita."
"Anda benar nona Lilian, namun segala sesuatunya itu perlu proses, nikmati prosesnya dengan setia, maka engkau akan mendapatkan hasil akhir yang terbaik."
Sungguh saat ini senyuman George yang sangat manis mampu membuat hati Lilian menjadi sangat teduh.
"Terima kasih tuan George, aku bahagia bisa menceritakan semua rahasia ini dengan anda
"
"Sama - sama nona Lilian, secara manusia kita memang tidak sempurna, namun selama ini kita lah yang menjadi spesial di matanya Tuhan."
Tidak ada lagi yang Lilian katakan kecuali hanya menganggukkan kepalanya.
"Tuan George terima kasih untuk setiap kata - kata tuan George yang dapat memberikan ku penghiburan."
"Sama - sama nona Lilian."
"Tuan George apakah setelah ini anda memiliki acara?"
Entah mendapatkan kekuatan darimana ketika Lilian tiba - tiba saja berani bertanya tentang kehidupan pribadi George.
"Setelah ini, aku akan ke ruang eksklusif untuk menemui tunangan ku, karena kabarnya dia sudah menyiapkan aku makanan spesial untuk aku santap pada malam hari ini."
George mengatakan semua hal itu dengan tersenyum.
"Beruntung sekali wanita yang bisa mendapatkan mu tuan George."
Lilian mengatakan hal tersebut sambil tersenyum di hadapan George
"Sebagai laki - laki justru aku adalah laki - laki paling beruntung yang bisa mendapatkan tunangan ku saat ini nona, karena dia adalah wanita terbaik yang pernah aku temui, suatu saat jika anda sudah siap untuk menjalin hubungan, jangan pernah anda ragu untuk memuji suami mu sendiri."
"Pasti tuan George, tuan aku dan Andrea mohon untuk undur diri terlebih dahulu.
"
"Silahkan nona Lilian, Tuhan akan selalu bersama dengan nona Lilian."
George bangkit dari tempat duduknya untuk membungkukkan badan sebagai bentuk tanda kehormatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments