KONSELING

Paman Yuan mengatakan hal tersebut sambil tersenyum kepada Joe.

"Tuan Joe, keluarga Huang telah memberikan banyak hal untuk taman doa ini, dan karena pengorbanan dari keluarga Huang lah yang membuat semakin banyak orang berdoa di dalam taman ini."

"Ya paman, papa sangat menginginkan agar taman doa ini tetap berdiri, karena ini merupakan pesan mama untuk terakhir kalinya."

"Sungguh mulia sekali hati tuan Jerry Huang akan kasih sayangnya terhadap sang istri."

Joe Huang hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada paman Yuan akan perkataannya tersebut.

"Tuan Joe, sebenarnya paman akan memperkenalkan putra paman, ya satu - satunya putra paman yang saat ini membantu paman merawat taman doa ini."

"Ah, ya paman pasti aku ingin sekali bertemu dengan putra paman, dimana dia saat ini paman?"

"George masih mengisi di ibadah anak - anak muda di pusat kota, dan saat ini belum kembali."

Paman Yuan mengatakan hal tersebut kepada Joe.

Hari ini terjadi perbincangan hanh hangat antara Joe Huang dengan paman Yuan, ya perbicangan lintas generasi yang diawali dari keluarga Huang sebagai donasi utama taman doa.

Salah satu taman doa terbesar di negara tersebut, taman doa adalah taman yang dikhususkan untuk berdoa dengan penginapan serta hidangan terbaik secara gratis untuk semua orang yang ingin berdoa di sana.

Sementara itu menjelang malam satu mobil mewah memasuki halaman parkir.

"Selamat datang nona Laurensia."

Satu orang laki - laki membungkukkan badan untuk menyambut Laurensia yang baru saja turun dari dalam mobil.

"Malam paman Lin, bagaimana apakah semua ibadah hari ini berjalan dengan lancar?"

Lauren mengatakan hal tersebut sambil berjalan menuju ke ruang eksklusif yang letaknya ada di belakang gedung.

"Semua ibadah berjalan dengan lancar, tuan George membagikan semuanya dengan sangat baik nona."

"Aku sangat yakin paman, jika tunangan ku itu akan memberikan dan membagikan yang terbaik untuk kerinduannya saat ini."

"Betul nona Lau."

"Dimana George saat ini paman?"

"Tuan George masih berada di ruang konseling bersama dengan beberapa anak - anak muda nona Lau, apakah perlu saya memanggil tuan George kemari?"

Paman Lin mengatakan hal tersebut saat Laura mulai masuk ke dalam ruang eksklusif.

"Tidak perlu paman, aku tidak akan pernah menganggu George ketika dirinya sedang mendengarkan curahan hati orang lain, yang perlu aku tau siapa saja nama anak - anak muda tersebut?"

"Ada Nona Lilian dan juga nona Andrea."

Seketika itu juga Lauren langsung mengernyitkan dahi ketika mendengarkan ke dua nama tersebut.

"Wanita? apakah di perbolehkan jika laki - laki sebelum menikah mendengarkan curahan hati dari para wanita muda paman?"

"Maafkan kami nona Lau, kami sudah mencoba memberitahukan kepada nona Lilian dan juga nona Andrea akan hal ini, bahwa wanita akan dilayani dengan wanita saja, namun saat kami mengatakan hal tersebut tiba - tiba nona Lilian berlari dan menangis dengan histeris lalu.."

Lauren yang mendengarkan Paman Lin kini berubah menjadi sangat serius.

"Tuan George meminta ke dua nona muda tersebut untuk masuk ke dalam ruang konseling."

Tidak ada lagi yang diucapkan oleh Lauren kecuali hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Baiklah paman, aku akan mencoba untuk mengerti, katakan saja kepada George jika sudah selesai, aku menunggunya di ruang eksklusif."

"Baik nona Lau."

Setelah mengatakan hal tersebut paman Lin langsung undur diri dari hadapan Lauren.

Dengan cepat Lauren membuatkan teh hangat untuk George dan tiba - tiba saja semua aktivitas Lauren berhenti dan dirinya menatap tajam ke arah jendela.

Air mata tiba - tiba mengalir dengan sangat deras tanpa suara, ya Lauren menangis dengan hanya menatap ke arah jendela ruang eksklusif tersebut.

Sementara itu di tempat lain.

"Sekarang katakan. kepada ku siapa nama mu nona."

George mengatakan dengan tenang kepada salah satu gadis yang saat ini nampaknya sudah bisa diajak untuk berkomunikasi

"Maafkan kami tuan George harus melakukan hal ini kepada mu, kami tau di dalam peraturan rumah ibadah tidak dibenarkan untuk melakukan konseling antara laki - laki dan wanita, namun saat ini hanya tuan George yang kami percaya."

George yang mendengarkan perkataan dari salah satu nona muda kini hanya bisa memandangnya dengan tajam dan langsung menarik nafasnya dalam - dalam.

"Ya dan untuk pertama kalinya aku yang telah membuat aturan itu, namun aku sendiri yang melanggarnya."

George mengatakan hal tersebut sambil menggelengkan kepalanya.

"Maafkan kami tuan George."

"Sudah, sudah, jadi siapa nama mu nona?"

"Perkenalkan aku Lilian Chu putri dari keluarga Chu dan ini adalah sepupu ku Andrea."

Lilian mengatakan hal tersebut sambil membungkukkan badan di hadapan George.

"Ayo duduklah dengan tenang dan ceritakan semua masalah mu, aku akan mencoba mendengarkan dengan baik."

George dengan tenang mengajak ke dua nona muda tersebut duduk dan tetap mencoba untuk menciptakan suasana kondusif.

"Tuan, bagaimana caranya agar aku bisa bertemu dengan seseorang yang telah membuat aku kehilangan sesuatu hal yang paling berharga yang aku miliki?"

Lilian tiba - tiba saja mengatakan hal tersebut kepada George yang saat itu sudah bersiap mendengarkan semua permasalahan mereka.

"Kenapa kau ingin sekali bertemu dengan orang tersebut nona Lilian?"

"Ya aku ingin sekali bertemu dengan orang itu, karena di masa lalu dia menjual tubuh ku!"

Deg

Lilian mengucapkan hal tersebut dengan penuh rasa kebencian yang sangat mendalam di hadapan George.

"Nona Lilian jika kau tidak keberatan maukah kau menceriterakan lebih terperinci lagi?"

Lilian terdiam sesaat, ke dua tangannya ******* - ***** ujung gaun yang saat ini melekat erat di tubuhnya.

"Tujuh tahun yang lalu saat usia ku masih belasan, aku di culik oleh beberapa orang laki - laki berbadan kekar, mereka mengikat seluruh tubuh ku dan mengurung ku di dalam kegelapan."

Air mata Lilian mulai mengalir dengan deras ketika dirinya dengan perlahan mulai menceritakan setiap kesedihan di masa lalunya.

"Saat itu ayah ku sibuk dengan para nona malam, sehingga dirinya sama sekali tidak pernah berpikir untuk mencari ku, aku yang hilang beberapa hari pun tidak pernah dia pikirkan."

Perkataan Lilian tiba - tiba terhenti karena kini air matanya semakin mengalir dengan deras sehingga hal tersebut membuatnya tidak bisa lagi berkata - kata.

"Nona Lilian, apakah anda masih bisa untuk menceritakan hal ini? karena jika memang tidak bisa, aku tidak akan pernah memaksakan anda untuk mengingat kembali cerita masa lalu mu."

Dengan cepat Lilian langsung menggelengkan kepalanya..

"Tuan George tenang saja, diri ku sudah cukup baik untuk bisa menceritakan semuanya dari awal."

Lilian mengatakan hal tersebut dengan penuh keyakinan kepada George, saat ini dirinya sangat ingin membuka cerita masa lalu tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!