" Bagaimana aku menjelaskan kepada Acha ya Tuhan " . Ucap Ravendra dengan pasrah . Tidak akan mungkin dia menceritakan yang sebenarnya pada Acha kali ini , pasti Acha semakin marah dan murka jika mengetahui yang sebenarnya .
" Arghhhhh s****n ". Dengan kuat Ravendra menonjok dinding tembok sampai tangannya terluka .
Shiren yang masih setia bersama Dewa pun segera menuntut penjelasan pada sang anak . Pasalnya , tidak akan mungkin Ravendra akan semurka itu jika bukan Dewa yang membuat kesalahan .
Shiren yang melihat Ben masih setia menunduk pun ikut melihatnya , Ben tidak akan berani mendekat jika Ravendra dalam keadaan marah . Bukannya Ben takut , tetapi dia memberikan waktu untuk Ravendra menyendiri .
" Bisa jelaskan ada apa ini Ben ? Jika kalian berdua diam , mana saya bisa tahu apa penyebabnya ! " . Tanya sherin denyan geram
" Maaf Nyonya , maaf jika saya menganggu waktu Nyonya malam begini . Saya takut Tuan Dewa kenapa-kenapa " .
" Ya bisa kamu jelaskan saat ini juga ? ". Shiren dengan geram mengucapkannya lagi .
Dewa yang masih setia diam pun hanya bisa menunduk sambil memegangi perutnya yang sedikit sakit .
" Maaf Nyonya saya terlambat untuk mencegah Tuan Ravendra agar tidak memukuli Tuan Dewa ". Ucap Ben penuh sesal .
" Ya , Kamu sangat terlambat Ben , lihat Dewa saat ini sudan babak belur akibat Papanya ". Sambil membersihkan darah yang berada disudut bibir Dewa .
" Ini salah Dewa Ma , jangan salahkan Ben " . Dewa mendongakkan kepalanya untuk melihat sang Mama .
" Lantas siapa yang mau menjelaskan ini semua ? Hah ? Kenapa masih pada diam ? ".
Ben yang hedak membuka suara pun dicegah oleh Dewa . " Biarkan saya yang menjelaskannya Ben . Kamu diam saja ".
Ben pun mengangguk mendengar ucapan Tuan Mudanya .
Dewa menjelaskan dengan jelas kronologi apa yang menimpa dirinya dan bagaimana bisa Papanya sampai murka hingga menghajarnya habis-habisan .
Shiren yang mendengar itu mendadak tegang . Ya , memang Shiren tau siapa Hadi sebenarnya . Dirinya pun ikut membantu sang Suami mencari keberadaan sosok Hadi , sahabat Ravendra saat di kampung dulu . Tetapi , kenyataan yang Shiren dengar membuatnya tutup mulut tak bisa berbicara apa apa lagi .
" Ma " . Tangan shiren di genggam oleh Dewa .
Shiren tersentak saat tangan Dewa memegangnya .
" Dewa minta maaf Ma , Dewa tidak ada maksud untuk tidak menolong Sahabat Papa . Dewa kaget saat mendengar teriakan Perempuan itu Ma ". Kembali Dewa meyakinkan sang Mama .
Shiren menghembuskan nafasnya dengan kasar . " Bagaimana semuanya ini bisa terjadi Wa ? . Mama tidak tahu harus berkata apa , jika bukan Sahabat Papa kamu yang di tabrak , Mama tidak akan pusing seperti ini . Masalah terbesarnya adalah , kamu menabrak sahabat Papa beserta Istrinya dan di pergoki oleh Anaknya , Astaga Dewaaa ". Shiren tidak bisa lagi berkata apa-apa . Fikirannya terlampau kacau saat ini .
Ben yang mendengar itupun merasa iba dengan kejadian yang menimpa Tuan Mudanya .
" Bantu Dewa bagaimana caranya Ma ? ".
" Mama angkat tangan untuk masalah kamu yang satu ini Wa , sudah cukup kamu membuat kami semua kecewa karena menikah secara diam-diam dengan J****ng itu . Dan sekarang kamu berulah lagi dengan cara menabrak seseorang tanpa bertanggung jawab ". Shiren menggelengkan kepalanya saat berucap .
" Dimana Anak perempuan itu Ben ? Saya ingin melihatnya ". Ucap Shiren yang sudah berdiri akan menuju kamar Acha .
" Mari saya tunjukan Nyonya ". Dengan segera Ben menunjukan kamar dimana Acha dirawat .
" Disini Nyonya , kamar VVIP No 07 ". Ben menunjukan letak kamar Acha .
Shiren tanpa aba-aba segera masuk kedalam kamar rawat Acha , dilihatnya Acha yang masih setia terbaring diranjang pasien .
" Malang sekali nasibmu sayang ". Seraya mengelus rambut dan pipi Acha . " Bagaimana dengan acara pemakamannya Ben ? Apakah Suami saya sudah mengurus semuanya ? Apakah Papa Mertua tahu mengenai masalah ini Ben ? ". Tanya Shiren kepada Ben yang berada dibelakangnya .
" Untuk acara pemakaman , Tuan Ravendra meminta dimakamkan dipemakaman keluarga Karta Wijaya Nyonya . Untuk masalah Tuan Besar , saya rasa Tuan Besar belum mengetahuinya untuk saat ini Nyonya ". Dengan tegas Ben berbicara .
Shiren menghela nafasnya dalam-dalam . " Kamu cari Suami saya sekarang , saya tidak ingin terjadi hal yang semakin buruk kepadanya maupun Dewa Ben ".
" Baik Nyonya " . Dengan segera Ben keluar dari dalam ruang rawat Acha .
Dewa yang masih setia duduk disana pun menatap Ben tanpa arti . Ben segera berjalan mencari keberadaan sang Bosnya , tidak berselang lama , akhirnya Ben pun menemukan Bosnya berada tidak jauh dari ruang rawat Acha .
Ben kaget saat melihat tangan Ravendra yang terluka . " Tuan , Tuang tidak apa-apa ? " . Tanya Ben yang sudah berada didekat Bosnya .
Ravendra menoleh saat Ben ada didekatnya . " Ada apa Ben ? Dimana anak kurang ajar itu ? Apa dia masih disini Ben ? Saya akan buat perhitungan padanya ". Dengan segera Ravendra melangkah dengan cepat dan disusul oleh Ben dibelakangnya .
Dewa yang kembali melihat Papanya pun berdiri dari duduknya . " Pa ".
Bugh ....
Satu tonjokan mengenai wajahnya .
" Bangun ". Sambil kembali menarik kerah baju Dewa .
Dewa yang hanya bisa pasrah pun akhirnya bangun .
" Dengar Dewangga Julian Karta Wijaya . Dengarkan baik-baik ucapan Papa . Kamu harus menikahi Acha saat ini juga ".
Dewa menegang saat mendengar ucapan Papanya . " Pa , Dewa udah punya Istri , mana mungkin Dewa menikah lagi dengan Perempuan yanh tidak Dewa cintai Pa ? Bagaimana dengan Renata ? ".
Ravendra tersenyum miring saat mendengar nama Renata . " Istri yang mana Wa ? Istri yang sampai detik ini belum bisa memberikan kamu keturunan ? Iya ? Kalian sudah menikah selama lima tahun , tetapi mana ? Sampai saat ini saja Renata belum ada tanda-tanda kehamilan kan Wa ? Mau sampai kapan ? Mau tunggu Papa dan Mamamu mati dulu baru kamu kasih kami keturunan ? Iya ? ".
" Pa , mungkin belum rezekinya kita berdua dikasih keturunan , Aku dan Renata sudah periksa , Kami berdua sehat dan baik-baik saja . Bagaimana mungkin aku menikahi Perempuan yang aku tidak cintai dan jelas asal usulnya ".
Bugh ....
Sekali lagi , Ravendra menonjok perut Dewa .
" Kamu yang membuat dia tidak jelas asl usulnya Wa . Kamu yang sudah membunuh kedua Orang Tuanya Wa , dan kamu harus bertanggung jawan untuk menikahinya saat ini juga ".
" Pa , papa tidak bisa memaksa Dewa ". Dewa masih bersikukuh untuk tidak menikah dengan Perempuan yang tidak dia cintai .
" Oke Fine , kamu tidak mau menikahinya ? Maka penjara adalah pilihan kedua kamu Wa ".
Shiren yang mendengar suara ribut diluar pun segera beranjak dari duduknya yang disamping ranjang Acha . Betapa terkejutnya Shiren saat melihat wajah Dewa yang sudah babak belur oleh Suaminya .
" Pa , kamu bisa membunuh Dewa kalau begini caranya ". Teriak shiren yang berusaha membantu melepaskan Dewa dari amukan sang Suami .
" Biarkan dia mati sekalian . Pilihan ada di tangan kamu Dewa , nikahi Acha saat ini juga jika tidak jangan harap kamu akan bebas dan mendapatkan seluruh harta kekayaan Karta Wijaya ". Kembali Ravendra berucap .
" Mama setuju jika kamu menikahinya Wa , kamu lihat dia didalam tidak ? Hidupnya pasti sangat hancur setelah ini , dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi Wa . Jika alasannya kamu tidak mencintai dia itu adalah alasan yang sangat klasik . Cinta bisa datang karena terbiasa Wa . Please , jangan jadi pengecut sebagai laki-laki Wa . Masalah Renata ? Apa yang kamu harapkan dari dia ? Hah ? Mama sudah sangat cukup bersabar ya Wa selama ini . Siapa tahu jika kamu menikahi Acha , kamu bisa segera memiliki keturunan untuk keluarga Karta Wijaya ". Shiren berucap panjang lebar kepada sang Anak .
Dewa yang masih dalam cengkraman sang Papa hanya bisa diam . Dirinya tahu , tidak bisa dengan mudah lepas dari Papanya saat ini . Pilihan yang Papanya buat sangat sulit untuk dirinya , tidak mungkin Dewa menerima Acha begitu saja dalam kehidupannya . Bagaimana nanti reaksi Renata jika tahu bahwa dirinya telah menikah lagi ? .
Tidak , Dewa tidak bisa membayangkan itu semua .
Bersambung . . .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Geovani Tias
lanjutt kakak author
2023-10-14
0