Bab 4

Dewa memarkirkan mobilnya tepat di samping mobil Papanya . Kembali dia menghirup nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya .

Apa yang dikatakan Tama memang benar , kalau dirinya tidak membicarakan masalah ini kepada papa nya , Dewa tidak tahu apa yang akan terjadi kepada dirinya nanti .

Dengan jantung berdebar , Dewa membuka pintu Mobil Aston Martin Vantage Coupe milik pribadinya . Dengan mengatur nafasnya , Dewa menutup kembali pintu mobilnya , dan berjalan menyusuri rumah sakit pribadi milik keluarganya .

" Malam Tuan Dewa ". Tanya satpam yang sedang berjalan .

" Malam Pak " . Dengan irit Dewa berbicara .

Satpam yang bernama Iman pun sudah tidak aneh lagi jika menyapa Anak pemilik rumah sakit tempatnya bekerja .

Dewa berjalan menuju tempat dimana Papanya berada , Ben yang baru saja sampai meneguk salivanya saat dirinya melihat mobil milik Tuan Mudanya . " Bisa perang dunia ini ". Dengan segera Ben berlari melewati beberapa orang dengan berlari .

Dewa yang sudah sampai loby rumah sakit pun sedikit mendapat perhatian khusus , pasalnya dirinya memang jarang kemari . Dewa berjalan dengan angkuhnya dan menulikan pendengarannya saat kaun hawa memuji dirinya .

Dewa telah sampai didepan lift dan segera menekan tombol pintu untuk menutupnya .

Ben yang berada dibelakangnya mengumpat , ketika pintu lift itu tertutup . " Sial " . Ben tidak akan membiarkan ini semua terjadi . Dengan segera Ben menaiki tangga darurat yang terletak tidak jauh dari lift tersebut .

Tinggg ....

Pintu lift berbunyi dan dengan segera Dewa keluar dari dalam lift . Jantungnya semakin beradu cepat , manakala akan tiba menemui Papanya . Selama ini dirinya tidak pernah bertemu dengan Ravendra , jadi wajar saja jika Dewa gugup setengah mati .

Ben yang sedang berlari menaiki anak tangga pun tak kalah cepat , dia tidak ingin amukan Ravendra akan membunuh Anaknya sendiri . Ben sangat tahu persis bagaimana sifat Ravendra .

Dewa yang sudah sampai didepan ruang rawat VVIP , segera membuka pintu kamar tersebut . Dewa sempat berfikir , sedang apa Papanya disini dan di jam seperti ini . Apakah ada kerabat atau klien Papanya yang dirawat disini ? .

Ravendra menoleh saat pintu kamar Acha dibuka , dilihatnya sang Anak yang selama lima tahun ini tidak pernah bertegur sapa . Rindu , ya Ravendra sangat rindu akan Dewa , Anak tunggalnya dengan Sherin .

Dengan berdebar Dewa berjalan kearah Ravendra , diliriknya ranjang pasien yang berisikan Wanita sedang berbaring .

Ravendra berdiri menyambut Anaknya yang sudah datang . " Ada apa Wa , tiba-tiba kamu meminta ketemuan sama Papa ? Mau meminta restu untuk pernikahan diam-diam kamu dengan J***ng itu ? Jangan bermimpi ". Ucap Ravendra dengan tegas .

Dewa menghela nafasnya . " Bukan Pa , bukan itu yang ingin Dewa bahas dengan Papa . Bisa kita bicara di luar Pa ? " . Tanya Dewa dengan pelan .

Ravendra berjalan dahulu melewati Dewa yang masih diam mematung . Dan Dewa pun mengikuti Papanya yang berjalan dengan berada dibelakangnya .

Setelah mereka sampai diluar , Dewa memilih duduk di kursi tunggu dekat kamar pasien tersebut . Ravendra yang masih setia berdiri pun , ikut duduk dengan Dewa .

" To the point aja Wa , untuk apa kamu datang menemui Papa ". Sambil bersedekap tangannya didada Ravendra berkata .

" Dewa .. Dewa habis menabrak orang Pa , dijalan tadi ".

Ravendra duduk dengan tegak saat mendengar itu . " Dimana kamu menabraknya Wa ? " . Kembali Ravendra berucap .

" Dewa lupa Pa , lokasinya dimana ".

" Kamu Minum ? Sampai tidak ingat nama jalannya ? ".

Dewa menganggukan kepalanya pelan-pelan . " Iiiya Pa , Dewa tersulut emosi , saat melihat Renata pemotretan dengan lawan jenisnya . Lalu dewa minum di tempat biasa , tanpa sadar Dewa membawa mobil dengan kecepatan tinggi dan menabrak sepasang Suami dan Istri dijalan tersebut ". Ucap Dewa kepada Ravendra .

Ravendra yang mendengar itu langsung berdiri dihadapan sang anak .

" Apa tadi kamu bilang Wa ? Menabrak sepasang Suami dan Istri ? Iya ? ". Dengan nafas menderu Ravendra berucap . Fikirannya liar kemana mana , apa yang diucapkan Dewa membuat jantungnya beradu cepat . ' Tidak , ini tidak mungkin terjadi pasti bukan Dewa pelakunya ' . Ucap Ravendra dalam hati .

" Iya Pa , Dewa ingin menolongnya . Tetapi saat akan turun dari mobil , Dewa mendengar seorang Perempuan berteriak tepat tidak jauh dari mobil yang Dewa kemudikan . Lantas , nyali Dewa menciut mendengar teriakannya Pa . Lalu Dewa langsung pergi dari tempat kejadian tersebut ".

Ravendra yang sudah tahu kejadiannya pun langsung menarik kerah baju Dewa . Dewa yang merasakan kerah bajunya ditarik pun kaget luar biasa .

" Pa , apa-apaan ini . Kenapa Papa begini , lepasin Pa ".

" Kamu tahu siapa yang kamu tabrak itu Wa ? ". Dengan nafas yang naik turun Ravendra berucap .

Dewa pun yang mendapat pertanyaan itu hanya bisa menggelengkan kepalanya .

" Tidak Pa , Dewa tidak tahu " . Dengan terbata Dewa menjawab .

Terpancar kilatan kemarahan dari mata dan wajah Ravendra saat ini . Dewa yang berada dihadapannya pun , hanya bisa menelan salivanya .

Ditariknya kerah baju Dewa . " B*****an kamu Wa , Pengecut ". Dengan cepat Ravendra menonjok wajah Dewa dengan keras .

Dewa yang mendapatkan serangan itu pun langsung terjatuh kebelakang . Darah segar mengalir dari sudut bibirnya .

" Pa , kenapa Dewa dipukul ? Apa salah Dewa ? ".

" Kamu tanya saat ini kesalahan kamu apa ? Kamu telah menabrak orang yang selama puluhan tahun ini Papa cari-cari Wa . Yang kamu maksud telah menabrak sepasang Suami Istri tersebut adalah Sahabat lama Papa . Mereka yang kamu tabrak sampai meninggal saat itu juga Wa , B****b kamu Wa ". Dengan nafas terengah Ravendra berucap dihadapan Dewa .

Dewa yang mendengar itupun mendadak menjadi tegang . Bagaimana bisa dirinya menabrak sahabat lama Papanya . Ini semua diluar kendali Dewa .

" Pa , Dewa minta maaf . Dewa bersumpah berniat membantu saat itu juga tetapi mendengar teriakan itu , kembali nyali Dewa menciut ".

Ravendra kembali mencengkram kerah baju Dewa . " Kamu lihat , perempuan yang terbaring lemah didalam tadi ? Dia , Dia adalah anak dari sepasang Suami dan Istri yang kamu tabrak sampai meninggal Wa ".

Badan Dewa menegang mendengarnya .

Ben yang sudah sampai pun kembali berlari menuju lorong rumah sakit tempat Dewan dan Ravendra akan bertemu . Dirinya tidak boleh terlambat sedikitpun . Dengan nafas yang tak beraturan , Ben berlari secepat mungkin .

Dilihatnya dari kejauhan , sang Bos telah mencengkram kerah baju Tuan Mudanya . Dengan segera Ben mendekatinya . " Tuan , jangan seperti ini , Tuan Dewa bisa mati ditangan Anda Tuan ". Ucap Ben yang sudah berada disamping Ravendra .

" Biarkan Ben , biarkan saja dia mati . Dia terlalu pengecut sebagai seorang laki-laki . Kamu diam ditempat jangan sampai kamu kena amukan saya kali ini Ben . Diam dan jangan ikut campur ". Tegas Ravendra berucap .

Dewa yang masih dalam cengkaraman Papanya pun tidak bisa mengelak lagi . Dirinya akan benar-benar dihabisi malam ini oleh sang Papa .

" Kenapa diam Wa ? Kamu kaget ".

" Pa , maafin Dewa . Ini semua musibah ".

" Memang musibah Wa , tetapi jika kamu tidak meninggalkan mereka berdua terkapar dijalan . Tidak akan mungkin Hadi dan Istrinya akan meninggal saat itu juga Wa . Mereka telah kehabisan darah akibat kamu tabrak . Kamu seorang pembunuh Dewa ". Ucapan Ravendra menusuk jantungnya .

Tidak , Dewa bukan seorang pembunuh . Ini murni kecelakaan .

Shiren yang ditelfon Ben pun berlari dengan cepat saat melihat anak kesayangannya berada dalam cengkraman sang Suami .

" Papa , Dewa " . Teriak Shiren

Dewa dan Ravendra pun menoleh saat namanya dipanggil .

Ben menundukan kepalanya saat ditatap tajam oleh sang Bos . Ya , Ben lah yang menghubungi Shiren untuk segera datang kerumah sakit . Jika tidak Ben tidak tahu bagaimana nasib Tuan Mudanya saat ini .

" Pa , apa-apaan ini ? ". Shiren mendekat dan betapa terkejutnya saat dirinya melihat wajah Dewa luka dan darah segar masih terus mengalir disudut bibirnya .

" Tanya sama anak kesayangan kamu ini ". Dengan melepaskan kerah baju Dewa Ravendra berucap . Sebelum kepergiannya dengan gerakan cepat , Ravendra menendang perut Dewa hingga tersungkur kebelakang .

" Papa " . Shiren kembali berteriak dan segera mendekat untuk membantu Dewa .

" Urusan kita belum selesai Wa ". Ingat itu

Dengan cepat Ravendra meninggalkan Dewa dengan Istrinya . Dia tidak yakin akan bisa meredam emosinya di hadapan Shiren sang Istri tercinta .

Ravendra menyugar rambutnya kebelakang . Bagaimana dirinya akan menjelaskan siapa pelaku yang telah menabrak Hadi dan Istrinya itu . Bagaimana mungkin Ravendra berkata jujur jika yang menabrak adalah anak tunggalnya sendiri . Pasti Acha akan sangat terluka jika mengetahuinya .

" Bagaimana aku menjelaskannya Ya Tuhan ". Ucap Ravendra sembari terus berjalan entah kemana .

Bersambung . . .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!