Bab 3

Acha yang saat ini berada di ruang rawat pun tiba tiba sadar dan teriak histeris memanggil kedua Orang tuanya .

Bapakkk ... Ibuuuu ....

Kembali Acha berteriak , seraya melepas infusan yang berada di tangannya , dia abaikan rasa sakit itu .

Ravendra yang mendengar teriakan Acha mendekatinya , dilihatnya tangan Acha yang bersimbah darah , akibat Acha memaksa melepas selang infusnya . " Acha ". Dengan segera Ravendra menutup pintu ruangan Acha .

Bapak ......

Acha memberontak , dirinya ingin kembali memastikan , apakah memang benar bahwa Bapak dan Ibunya telah tiada .

" Acha , Acha dengar Om . Bapak dan Ibu kamu sudah tiada . Dengar Om baik baik , kita cari siapa orang yang telah menyebkan Bapak dan Ibu kamu meninggal . Om janji , akan segera menemukannya . Acha harus percaya sama Om , bahwa Om ini benar benar sahabat Bapak kamu ". Kembali Ravendra berucap, sambil terus menyadarkan Acha yang saat ini terpukul .

Lengan Acha memerah , setelah ditahan begitu lama oleh Ravendra . Acha kembali luruh ke lantai , dirinya tidak menyangkan akan secepat ini kehilangan kedua Orang tuanya . Belum sempat dirinya membalas semua jasa Bapak dan Ibunya . Belum sempat juga dirinya untuk membahagiakan kedua Orang tuanya .

Acha menangis sejadi jadinya saat ini . Ravendra keluar untuk memanggil Dokter dan Perawat agar memberinya sedikit obat penenang .

Tak berapa lama , Dokter dan Perawat masuk , untuk memeriksa Acha , dan kembali memasangkan infusan ke tangan Acha . Tidak lupa , Dokter tersebut telah menyuntikan Obat Tidur untuk Acha , agar Acha sedikit bisa istirahat tanpa memikirkan kembali kedua Orang tuanya .

Ravendra yang melihat itu merasakan sedih yang luar biasa , dia berjanji , akan segera menemukan siapa yang menabrak kedua Orang Tua Acha . Ravendra akan memenuhi janjinya itu .

Dia segera beranjak keluar dari ruangan Acha , semakin berada disana , hanya semakin membuatnya sakit . Melihat Acha yang putus asa saat Hadi dan Istrinya dinyatakan telah tiada .

" Bagaimana Ben , kamu sudah mendapatkan siapa yang menabrak sahabat saya ? ".

Ben meneguk salivanya , saat mendengar pertanyaan seperti itu . Bagaimana dia akan menjelaskan kepada Bosnya , jika yang menabrak itu adalah Anak Bosnya sendiri .

" Ben ". Kembali Ravendra memanggil Ben .

" Ya Tuan , Tuan ada dimana saat ini ? Bisa kah jika saya kesana untuk memberitahukan informasi yang saya dapatkan ". Tanya Ben dengan hati hati .

Ravendra mengernyitkan alisnya saat mendengar ucapa Ben . " Saya masih dirumah sakit Ben . Jika kamu mau datang silahkan saja ". Ucap Ravendra .

" Baik Tuan , saya akan segera kesana ". Jawab Ben .

Ravendra yang masih menghubungi Ben , menatap sendu Acha dari balik pintu ruang rawat . Akan dia pastikan sang penabrak akan mendapatkan balasannya .

" Ben , siapkan acara pemakaman untuk Sahabat saya , makamkan saja di pemakaman keluarga Karta Wijaya ".

" Akan saya laksanakan Tuan , tapi jika Tuan Besar menanyakan bagaimana Tuan ? ".

" Saya yang akan menjelaskan kepada Papa saya Ben , kamu hanya perlu mempersiapkan segalanya dengan benar ".

" Baik Tuan " .

Ravendra pun mematikan panggilannnya dengan Ben , dan akan menemui Papanya saat ini juga , dia tidak bisa jika menjelaskan lewat ponsel , masalahnya adalah ini sangat Urgent sekali . Dia akan meminta perawat menjaga Acha saat dirinya tidak berada disini . Ya , Ravendra juga akan menghubungi Istrinya agar menemani dirinya dirumah sakit nanti .

*****

Dewa yang saat ini tengah duduk bersama dengan Tama pun bingung , apakah harus jujur ? .

" Udah , mending lo telfon Bokap lo deh Wa ". Ujar Tama

" Gue takut Tam , lo tau sendiri Bokap kaya apa ? ".

" Mending jujur Wa , daripada Bokap lo tau dari Asisten kepercayaannya tuh , Om Ben . Kerjaan Om Ben kan engga pernah meleset ".

" Tapi Tam , lo tau gimana kondisi gue sama Bokap saat ini ".

" Kan udah gue bilangin , Renata itu engga baik buat lo . Lo nya aja yang tetep ngeyel untuk nikahin dia . Gue yang bukan Bokap lo aja marah , saat denger lo tiba tiba nikahin Renata tanpa sepengetahuan gue , eang dasar manusia gila lo ".

Dewa diam saja saat sahabat sekaligus Asistennya ini memberikan ceramah pada dirinya . Ya Dewa memang menikahi Renata , tanpa memberitahukan siapapun . Dewa tidak ingin kehilangan Renata , bisa dibilang Dewa ini terlalu bucin dengan Renata .

" Sekarang , apa yang lo dapet dari pernikahan lo ini Wa ? , bahkan selama lima tahun pernikahan ini , Renata engga mau mengandung anak dari lo Wa . Sadar engga sih lo itu hanya dimanfaatkan sama Renata aja ". Tama yang sudah kesal pun mengeluarkan unek uneknya . Tama tidak ingin melihat Dewa yang nantinya menyesal .

Dewa yang mendengar ucapan Tama hanya diam saja . Ya , selama ini memang dewa tidak mengekang dan membatasi kegiatan Renata menjadi Model . Itu adalah cita cita Renata dari dahulu dan Dewa pun tau hal itu .

" Come on Bro , gue engga mau sampe lo menyesal saat telah memilih menikah dengan Renata . Gue sayang sama lo sebagai sahabat , makanya gue ngomong kaya gini , supaya lo sadar Wa . Dan untuk permasalahan lo yang nabrak orang . Gue saranin , temuin Bokap lo , bicara baik baik sama Bokap lo . Inget , bicara baik baik Wa , jangan pakai emosi . Gue pergi dulu , oh ya besok ada meeting dengan salah satu klien dari Bangkok ya Wa . Lo jangan sampe lupa . Gue cabut dulu ". Sembari menepuk bahu Dewa , Tama berjalan keluar menuju pitu apartemen Dewa .

Tama rasa sudah cukup dirinya memberikan ceramah pada Dewa kali ini , terserah , akan didengar atau tidak oleh Dewa . Tama sedikiti lega saat sudah menceramahi Dewa tadi .

Sepeninggal Tama , Dewa duduk termenung di depan ruang televisi . Menyandarkan kepalanya di kursi sofa . Apakah dirinya harus berbicara kepada Papanya atau tidak .

Pasalnya , hampir lima tahun ini Dewa dan Ravendra tidak pernah betegur sapa jika bertemu . Shiren Karta Wijaya , alias Mama Dewa pun sampai kehabisan akal , agar Ravendra dan Dewa mau berbicara dari hati ke hati .

Dewa memijit pelipisnya yang terasa berdenyut memikirkan nasib pernikahannya dengan Renata . Dewa akan mencoba untuk menghubungi Papanya , apapun akan dia terima konsekuensinya nanti . Yang jelas Dewa ingin , Papanya tidak akan murka saat mengetahui dirinya telah menabrak pasangan suami istri tersebut .

" Masih ingat dengan Papa , Wa ". Tanya Ravendra dengan sinis saat mendapatkan panggilan telfon dari Anaknya .

" Bisa minta waktu Papa sebentar , Dewa ingin berbicara dengan Papa berdua saja bisa ". Tanya Dewa hati hati .

" Ada angin apa kamu Wa , meminta untuk bertemu dengan Papa ? Mau meminta restu ? Jangan harap dan jangan bermimpi ya Wa ". Dengan tegas Ravendra berucap .

" Bukan Pa , Dewa bukan ingin meminta restu . Dewa hanya ingin berbicara empat mata saja dengan Papa . Bisa Pa ? ".

" Temui Papa dirumah sakit kita Wa , jika kamu ingin berbicara , Papa ada urusan disini ". Dengan segera Ravendra mematikan panggilanny dengan sepihak .

Dewa hanya bisa menghela nafasnya saat Papanya dengan sepihak mematikan panggilannya . Dewa beranjak dari kursi dan dia meraih kunci mobil yang berada di atas nakas .

Dewa menghela nafasnya berkali kali , pasalnya jantung Dewa sangat berdegup kencang saat ini . Apapun yang akan Ravendra lakukan , Dewa akan terima konsekuensinya .

Bersambung . . .

Terpopuler

Comments

Yulianti

Yulianti

suka ceritanya bagus

2023-10-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!