Acha yang saat ini berada di ruang rawat pun tiba tiba sadar dan teriak histeris memanggil kedua Orang tuanya .
Bapakkk ... Ibuuuu ....
Kembali Acha berteriak , seraya melepas infusan yang berada di tangannya , dia abaikan rasa sakit itu .
Ravendra yang mendengar teriakan Acha mendekatinya , dilihatnya tangan Acha yang bersimbah darah , akibat Acha memaksa melepas selang infusnya . " Acha ". Dengan segera Ravendra menutup pintu ruangan Acha .
Bapak ......
Acha memberontak , dirinya ingin kembali memastikan , apakah memang benar bahwa Bapak dan Ibunya telah tiada .
" Acha , Acha dengar Om . Bapak dan Ibu kamu sudah tiada . Dengar Om baik baik , kita cari siapa orang yang telah menyebkan Bapak dan Ibu kamu meninggal . Om janji , akan segera menemukannya . Acha harus percaya sama Om , bahwa Om ini benar benar sahabat Bapak kamu ". Kembali Ravendra berucap, sambil terus menyadarkan Acha yang saat ini terpukul .
Lengan Acha memerah , setelah ditahan begitu lama oleh Ravendra . Acha kembali luruh ke lantai , dirinya tidak menyangkan akan secepat ini kehilangan kedua Orang tuanya . Belum sempat dirinya membalas semua jasa Bapak dan Ibunya . Belum sempat juga dirinya untuk membahagiakan kedua Orang tuanya .
Acha menangis sejadi jadinya saat ini . Ravendra keluar untuk memanggil Dokter dan Perawat agar memberinya sedikit obat penenang .
Tak berapa lama , Dokter dan Perawat masuk , untuk memeriksa Acha , dan kembali memasangkan infusan ke tangan Acha . Tidak lupa , Dokter tersebut telah menyuntikan Obat Tidur untuk Acha , agar Acha sedikit bisa istirahat tanpa memikirkan kembali kedua Orang tuanya .
Ravendra yang melihat itu merasakan sedih yang luar biasa , dia berjanji , akan segera menemukan siapa yang menabrak kedua Orang Tua Acha . Ravendra akan memenuhi janjinya itu .
Dia segera beranjak keluar dari ruangan Acha , semakin berada disana , hanya semakin membuatnya sakit . Melihat Acha yang putus asa saat Hadi dan Istrinya dinyatakan telah tiada .
" Bagaimana Ben , kamu sudah mendapatkan siapa yang menabrak sahabat saya ? ".
Ben meneguk salivanya , saat mendengar pertanyaan seperti itu . Bagaimana dia akan menjelaskan kepada Bosnya , jika yang menabrak itu adalah Anak Bosnya sendiri .
" Ben ". Kembali Ravendra memanggil Ben .
" Ya Tuan , Tuan ada dimana saat ini ? Bisa kah jika saya kesana untuk memberitahukan informasi yang saya dapatkan ". Tanya Ben dengan hati hati .
Ravendra mengernyitkan alisnya saat mendengar ucapa Ben . " Saya masih dirumah sakit Ben . Jika kamu mau datang silahkan saja ". Ucap Ravendra .
" Baik Tuan , saya akan segera kesana ". Jawab Ben .
Ravendra yang masih menghubungi Ben , menatap sendu Acha dari balik pintu ruang rawat . Akan dia pastikan sang penabrak akan mendapatkan balasannya .
" Ben , siapkan acara pemakaman untuk Sahabat saya , makamkan saja di pemakaman keluarga Karta Wijaya ".
" Akan saya laksanakan Tuan , tapi jika Tuan Besar menanyakan bagaimana Tuan ? ".
" Saya yang akan menjelaskan kepada Papa saya Ben , kamu hanya perlu mempersiapkan segalanya dengan benar ".
" Baik Tuan " .
Ravendra pun mematikan panggilannnya dengan Ben , dan akan menemui Papanya saat ini juga , dia tidak bisa jika menjelaskan lewat ponsel , masalahnya adalah ini sangat Urgent sekali . Dia akan meminta perawat menjaga Acha saat dirinya tidak berada disini . Ya , Ravendra juga akan menghubungi Istrinya agar menemani dirinya dirumah sakit nanti .
*****
Dewa yang saat ini tengah duduk bersama dengan Tama pun bingung , apakah harus jujur ? .
" Udah , mending lo telfon Bokap lo deh Wa ". Ujar Tama
" Gue takut Tam , lo tau sendiri Bokap kaya apa ? ".
" Mending jujur Wa , daripada Bokap lo tau dari Asisten kepercayaannya tuh , Om Ben . Kerjaan Om Ben kan engga pernah meleset ".
" Tapi Tam , lo tau gimana kondisi gue sama Bokap saat ini ".
" Kan udah gue bilangin , Renata itu engga baik buat lo . Lo nya aja yang tetep ngeyel untuk nikahin dia . Gue yang bukan Bokap lo aja marah , saat denger lo tiba tiba nikahin Renata tanpa sepengetahuan gue , eang dasar manusia gila lo ".
Dewa diam saja saat sahabat sekaligus Asistennya ini memberikan ceramah pada dirinya . Ya Dewa memang menikahi Renata , tanpa memberitahukan siapapun . Dewa tidak ingin kehilangan Renata , bisa dibilang Dewa ini terlalu bucin dengan Renata .
" Sekarang , apa yang lo dapet dari pernikahan lo ini Wa ? , bahkan selama lima tahun pernikahan ini , Renata engga mau mengandung anak dari lo Wa . Sadar engga sih lo itu hanya dimanfaatkan sama Renata aja ". Tama yang sudah kesal pun mengeluarkan unek uneknya . Tama tidak ingin melihat Dewa yang nantinya menyesal .
Dewa yang mendengar ucapan Tama hanya diam saja . Ya , selama ini memang dewa tidak mengekang dan membatasi kegiatan Renata menjadi Model . Itu adalah cita cita Renata dari dahulu dan Dewa pun tau hal itu .
" Come on Bro , gue engga mau sampe lo menyesal saat telah memilih menikah dengan Renata . Gue sayang sama lo sebagai sahabat , makanya gue ngomong kaya gini , supaya lo sadar Wa . Dan untuk permasalahan lo yang nabrak orang . Gue saranin , temuin Bokap lo , bicara baik baik sama Bokap lo . Inget , bicara baik baik Wa , jangan pakai emosi . Gue pergi dulu , oh ya besok ada meeting dengan salah satu klien dari Bangkok ya Wa . Lo jangan sampe lupa . Gue cabut dulu ". Sembari menepuk bahu Dewa , Tama berjalan keluar menuju pitu apartemen Dewa .
Tama rasa sudah cukup dirinya memberikan ceramah pada Dewa kali ini , terserah , akan didengar atau tidak oleh Dewa . Tama sedikiti lega saat sudah menceramahi Dewa tadi .
Sepeninggal Tama , Dewa duduk termenung di depan ruang televisi . Menyandarkan kepalanya di kursi sofa . Apakah dirinya harus berbicara kepada Papanya atau tidak .
Pasalnya , hampir lima tahun ini Dewa dan Ravendra tidak pernah betegur sapa jika bertemu . Shiren Karta Wijaya , alias Mama Dewa pun sampai kehabisan akal , agar Ravendra dan Dewa mau berbicara dari hati ke hati .
Dewa memijit pelipisnya yang terasa berdenyut memikirkan nasib pernikahannya dengan Renata . Dewa akan mencoba untuk menghubungi Papanya , apapun akan dia terima konsekuensinya nanti . Yang jelas Dewa ingin , Papanya tidak akan murka saat mengetahui dirinya telah menabrak pasangan suami istri tersebut .
" Masih ingat dengan Papa , Wa ". Tanya Ravendra dengan sinis saat mendapatkan panggilan telfon dari Anaknya .
" Bisa minta waktu Papa sebentar , Dewa ingin berbicara dengan Papa berdua saja bisa ". Tanya Dewa hati hati .
" Ada angin apa kamu Wa , meminta untuk bertemu dengan Papa ? Mau meminta restu ? Jangan harap dan jangan bermimpi ya Wa ". Dengan tegas Ravendra berucap .
" Bukan Pa , Dewa bukan ingin meminta restu . Dewa hanya ingin berbicara empat mata saja dengan Papa . Bisa Pa ? ".
" Temui Papa dirumah sakit kita Wa , jika kamu ingin berbicara , Papa ada urusan disini ". Dengan segera Ravendra mematikan panggilanny dengan sepihak .
Dewa hanya bisa menghela nafasnya saat Papanya dengan sepihak mematikan panggilannya . Dewa beranjak dari kursi dan dia meraih kunci mobil yang berada di atas nakas .
Dewa menghela nafasnya berkali kali , pasalnya jantung Dewa sangat berdegup kencang saat ini . Apapun yang akan Ravendra lakukan , Dewa akan terima konsekuensinya .
Bersambung . . .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Yulianti
suka ceritanya bagus
2023-10-12
1