Acha yang saat ini tengah gelisah didalam mobil pun , terus merapalkan doa untuk kedua orang tuanya . Acha belum sanggup jika harus ditinggal oleh mereka berdua . Sebab , Acha sudah tidak punya siapa siapa lagi selain Bapak dan Ibunya .
Ravendra yang tengah melihat kegelisahan di raut wajah Acha pun merasa iba . Bagaimana bisa , sahabatnya yang dulu dia cari cari nyatanya menjadi korban tabrak lari oleh orang yang tidak bertanggung jawab .
Hampir setengah jam mereka semua melakukan perjalanan untuk sampai dirumah sakit milik keluarga besar KartaWijaya . ' Wijaya International Hospitality ' ya orang tua Acha dibawa kerumah sakit terbaik di negeri ini . Bagaimana tidak , rumah sakit bertara internasional , serta tenaga medis yang tidak main main , membuat nama rumah sakit ini melambung tinggi dalam sekejap .
" Acha , ayo masuk . Kenapa malah melamun disini ". Ucap Ravendra sambil menepuk pundak Acha .
" ii .. Iya Tuan , Acha yang melihat orang tuanya sedang di tangani oleh dokter serta perawat , tak henti hentinya kembali memanjatkan doa ".
" Tuan , untuk biaya rumah sakitnya , bisa saya cicil tuan ? . Masalahnya saat ini saya belum mendapatkan gaji saya ". Ucap Acha dengan hati hati .
" Tidak perlu kamu fikirkan masalah biayanya Acha . Saya ikhlas membantu Bapak dan Ibu kamu ". Ucap Ravendra saat ini .
Acha tidak tahu saja , bahwa Ravendra adalah sajabat Hadi , ya Hadikusumo adalah sahabat baik Ravendra saat dikampung .
Dia lantas merantau ke kota , ingin menjadi orang yang sukses dan berguna saat itu . Hadi yang selalu setia menemaninya memberikannya sertifikat tanah untuk dijual dan hasilnya untuk Ravendra merantau . Ravendra sendiri sudah menganggap Hadi sebagai saudaranya , buktinya disaat dia kesusahan dan kesulitan , Hadi selalu membantunya .
Tekad Ravendra sudah bulat , disaat dirinya sudah sukses , Ravendra akan mengembalikan uang yang Hadi kasih untuk dirinya . Tetapi , Ravendra yang saat itu menyuruh anak buahnya mencari keberadaan sahabatnya , ternyata Hadi sudah tidak tinggal disana .
Ravendra , mencarinya keseluruh penjuru negeri ini , tetapi tidak ketemu sama sekali . Ravendra yang sudah putus asa pun menghentikan pencariannya .
Tetapi takdir berkata lain saat ini . Dihadapannya adalah anak dari sahabat dia sendiri , setelah berpuluh tahun Ravendra mencarinya .
Ceklek ....
Pintu ruangan terbuka dan Seorang Dokter dengan Perawat kekuar dari dalam ruangan tersebut .
Dokter membuka maskernya yang menutupi sebagian wajahnya. " Tuan , Kami mohon maaf yang sebesar besarnya , korban tidak dapat kami selamatkan ". Ucap sang Dokter .
Acha mendadak tegang memdengar itu .
" Enggak , enggak mungkin kan Dok , Bapak sama Ibu saya pasti masih bisa selamat . Dokter jangan bohong sama saya " . Tanya Acha yang melangkah maju menuju Dokter .
" Maaf Nona , Orang tua Nona , sudah tiada . Darah yang terus mengalir tidak bisa kami hentikan . Korban banyak sekali kehilangan darahnya ". Dokter mengatakan yang sebenernya untuk kedua kalinya .
Acha teriak histeris mendengar itu semua . Dan gegas berlari masuk kedalam ruangan tersebut . Dilihatnya kedua Orang tuanya sudah terbujur kaku .
Bapak .... Ibu ....
Kembali Acha teriak memanggil Orang tuanya . Hancur sudah semuanya , hidupnya kini hanya sebatang kara , tidak mempunyai siapa siapa lagi di dunia ini .
Ravendra gegas masuk kedalam untuk melihat terakhir kalinya Sang Sahabat . ' siapa yang sudah tega melakukan ini padamu Di , akan kupastikan orang yang telah menabrakmu akan mendapatkan ganjarannya '. Ucap Ravendra dalam hati .
Ravendra berjalan mendekat untuk memberanikan diri , memeluk Acha yang masih bersimpuh .
" Ikhlaskan semuanya Acha , Tuhan mungkin lebih sayang Orang tuamu ".
Acha diam saja tidak menjawab , dia bertekad dalam hati untuk menemukan siapa orang yang telah menabrak kedua Orang Tuanya sampai meninggal .
Ravendra yang melihat itupun diam . " Acha , Acha lihat Om . Acha sekarang ikut sama Om ya , Om ini Sahabat Bapak kamu dulu di kampung ".
Acha menengok untuk melihat Ravendra . apakah benar seorang Ravendra adalah sahabat Bapaknya ? .
" Acha harus percaya sama Om , Om sahabat Bapak Acha . Acha yang kuat ya , kita cari sama sama siapa pelakunya yang sudah menabrak Orang Tua Acha ".
Tangis Acha pecah saat itu juga . Ravendra yang masih memeluk Acha merasakan badan Acha sedikit berat dan merosot . Dilihatnya Acha yang sudah terpejam matanya . Ya Acha pingsan , Acha tidak kuasa menahan kesedihannya .
Ravendra yang melihat Acha pingsan pun segera membawa Acha keluar dari dalam ruangan tersebut . Dan meminta kepada Dokter dan Perawat untuk segera menyiapkan kamar untuk Acha .
" Ben , cari tahu siapa yang telah menabrak sahabat saya di jalan Cendrawasih . Kamu cari siapapun itu orangnya saya enggak mau tahu , periksa semu cctv yang ada disana . Jangan sampai ada yang terlewat sedikitpun Ben . Kamu mengerti ? ". Ucap Ravendra dengan tegas .
" Baik Tuan , akan saya laksanakan dengan segera . Ada lagi Tuan ". Tanya Ben
" Kamu bawa dia kehadapan saya hidup hidup . Akan saya pastikan apa hukuman yang pantas untuk dirinya ".
" Baik Tuan ".
Dengan segera Ravendra memasukan kembali ponsel yang berada di tangannya kedalam jasnya . Om akan melindungimu Acha . Tekad Om sudah bulat untuk membalas budi kepada Bapakmu .
****
Dewangga terbangun dari tidurnya , dan tiba tiba saja dia mendadak gelisah saat ini . Dewa memikirkan bagaimana nasib orang dia tabrak tadi . Apakah selamat atau tidak ?
Dewa mencoba mengambil ponselnya yang berada disampingnya untuk menghubungi Tama . Dewa harus segera menyingkirkan bukti sekecil apapun agar tidak diketahui oleh kedua Orang tuanya . Bisa bisa hidupnya dalam bahaya .
" Tam , tolong kamu datang ke apartemen ku saat ini juga . Penting " . Dan dewa langsung mematikan panggilannya .
Tama yang hendak ingin menjawab tiba tiba menjadi diam manakala panggilannya terputus begitu saja . Umpatan demi umpatan Tama layangkan kepada Dewa .
" Sinting ini orang , jam segini suruh dateng ke apartemen ? Untung Bos , coba kalau bukan ". Ucap Tama yang sudah hafal sekali kebiasaan dewa .
Tama berjalan di sepanjang lorong Apartemen yang dia tempati , jarak Apartemen Tama dengan Dewa tidaklah jauh . Hanya dua puluh menit saja jika menggunakan kendaraan roda dua maupun mobil . Tama melirik kembali jam yang melingkar di tangannya . Pukul setengah dua belas , gumam tama .
Tama telah sampai diparkiran dan dia saat ini lebih memilih menggunakan sepeda motornya agar leih cepat sampai di Aprtemen Dewa .
Ducati pemberian Dewa dia gunakan . Tama mulai menyalakan mesin roda duanya dan menggunakan helm serta jaket .
Hampir sepuluh menit , akhirnya Tama sampai di Apartemen Dewa .
" Mas Tama , mala malam begini mau ketemu Tuan ya ? " . Tanya satpam yang bertugas menjaga Apartemen .
" Iya ni Pak , Bos gila . Udah jam segini saya masih disuruh kerja . Untung sahabat ya Pak . Pak titip motor ya , saya mau ketemu Dewa dulu ". Jawab Tama .
" Siap Mas ". Ucap Satpam .
Setelah pamit pada satpam , Tama bergegas berjalan kedalam Apartemen milik Dewa . Setelah sampai didepan kamar Dewa , dengan segera Tama membuka password Apartemen sang sahabat .
Dilihatnya banyak sekali beling yang berserakan di sekitar dapur . Bisa Tama pastikan , ini ada hubungannya dengan Renata , Istri Dewa .
Dewa mendengar suara pintu pun bangkit berdiri . Pusing dikepalanya melanda , tetapi dia harus berjalan menemui Tama .
" Lo kalau mau ngamuk bisakan jangan disini ? " . Ucap Tama saat melihat Dewa .
Ya mereka berdua adalah sahabat semasa kecil . Jadi Tama sudah tidak asing lagi jika berbicara berdua dengan Dewa tidak menggunakan bahasa formal .
" Gue abis nabrak orang Tam ". Ucap dewa kepada Tama .
Tama yang mendengar itu terkejut bukan main . Pasalnya baru kali ini Dewa menabrak seseorang .
" Terus Lo ngapain masih disini bego ? Lo kabur gitu aja iya ? " . Umpat tama kepada Dewa .
" Tadinya Gue mau turun untuk bawa mereka ke rumah sakit , tapi Gue denger ada suara Perempuan teriak dari belakang mobil . Akhirnya Gue engga jadi bantu " .
" Mereka ? Lo nabrak berapa orang Wa ? " .
" Dua , pasangan Suami Istri . Gue dalam kondisi engga terlalu sadar Tam ".
" Lo minum ? Bego dipiara , udah tau minum . Seharusnya panggil sopir Wa . Kalau udah begini gimana ? Gue engga bisa bantu . Bokap lo tau sendiri kaya gimana orangnya . Gue engga mau mati konyol di tangan Bokap Lo ya Wa ".
" Bantu Gue , jangan sampe Papa tau ".
Tama mengusap wajahnya dengan kasar . Dia tau bagaimana sifat dan karakter Revandra . Dia tidak ingin mati muda saat ini , menghadapi Revandra sama saja seperti menghadapi Malaikat Maut .
" Enggak , Gue engga bisa ya Wa . Lo mau ngorbanin Gue demi keselamatan Lo ? Sinting ". Umpat Tama kepada Sang Sahabat . " Lo setidaknya harus jujur Wa untuk saat ini . Kalau Bokap Lo sampai tau dari orang lain , gue engga tau apa jadinya ".
Dewa mengusap wajahnya . Ucapan Tama memang benar , tetapi dia takut untuk jujur kepada Papanya sendiri . Hubungan mereka berdua terbilang tidak baik baik saja saat Dewa memutuskan untuk menikahi Renata secara diam diam tanpa melibatkan Ravendra , Papanya sendiri .
" Lo bicara baik baik sama Bokap Lo , bicara dari hati ke hati , jangan samapai kepancing emosi Wa . Ingat pesan Gue , jangan kepancing emosi Wa ". Tama mengucapnya dengan tegas kepada Dewa .
Keras kepalanya Dewa menurun dari Ravendra . Maka jika Dewa keras , Ravendra juga akan keras . Tidak ada yang mau mengalah sedikitpun .
Dewa yang tengah bimbang pun menimang nimang ucapan Tama . Apakah dirinya harus berbicara jujur kepada Papanya ?
Bersambung . . .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Ray
baguss kak, incip dlu nanti lanjut lg. jgn lupa mampir novel ku yakk
2023-10-19
0
Pingkan Tumbuan
yg Nabrak Sahabatnya
anaknya 🤭
2023-10-13
0