Bab 2

Acha yang saat ini tengah gelisah didalam mobil pun , terus merapalkan doa untuk kedua orang tuanya . Acha belum sanggup jika harus ditinggal oleh mereka berdua . Sebab , Acha sudah tidak punya siapa siapa lagi selain Bapak dan Ibunya .

Ravendra yang tengah melihat kegelisahan di raut wajah Acha pun merasa iba . Bagaimana bisa , sahabatnya yang dulu dia cari cari nyatanya menjadi korban tabrak lari oleh orang yang tidak bertanggung jawab .

Hampir setengah jam mereka semua melakukan perjalanan untuk sampai dirumah sakit milik keluarga besar KartaWijaya . ' Wijaya International Hospitality ' ya orang tua Acha dibawa kerumah sakit terbaik di negeri ini . Bagaimana tidak , rumah sakit bertara internasional , serta tenaga medis yang tidak main main , membuat nama rumah sakit ini melambung tinggi dalam sekejap .

" Acha , ayo masuk . Kenapa malah melamun disini ". Ucap Ravendra sambil menepuk pundak Acha .

" ii .. Iya Tuan , Acha yang melihat orang tuanya sedang di tangani oleh dokter serta perawat , tak henti hentinya kembali memanjatkan doa ".

" Tuan , untuk biaya rumah sakitnya , bisa saya cicil tuan ? . Masalahnya saat ini saya belum mendapatkan gaji saya ". Ucap Acha dengan hati hati .

" Tidak perlu kamu fikirkan masalah biayanya Acha . Saya ikhlas membantu Bapak dan Ibu kamu ". Ucap Ravendra saat ini .

Acha tidak tahu saja , bahwa Ravendra adalah sajabat Hadi , ya Hadikusumo adalah sahabat baik Ravendra saat dikampung .

Dia lantas merantau ke kota , ingin menjadi orang yang sukses dan berguna saat itu . Hadi yang selalu setia menemaninya memberikannya sertifikat tanah untuk dijual dan hasilnya untuk Ravendra merantau . Ravendra sendiri sudah menganggap Hadi sebagai saudaranya , buktinya disaat dia kesusahan dan kesulitan , Hadi selalu membantunya .

Tekad Ravendra sudah bulat , disaat dirinya sudah sukses , Ravendra akan mengembalikan uang yang Hadi kasih untuk dirinya . Tetapi , Ravendra yang saat itu menyuruh anak buahnya mencari keberadaan sahabatnya , ternyata Hadi sudah tidak tinggal disana .

Ravendra , mencarinya keseluruh penjuru negeri ini , tetapi tidak ketemu sama sekali . Ravendra yang sudah putus asa pun menghentikan pencariannya .

Tetapi takdir berkata lain saat ini . Dihadapannya adalah anak dari sahabat dia sendiri , setelah berpuluh tahun Ravendra mencarinya .

Ceklek ....

Pintu ruangan terbuka dan Seorang Dokter dengan Perawat kekuar dari dalam ruangan tersebut .

Dokter membuka maskernya yang menutupi sebagian wajahnya. " Tuan , Kami mohon maaf yang sebesar besarnya , korban tidak dapat kami selamatkan ". Ucap sang Dokter .

Acha mendadak tegang memdengar itu .

" Enggak , enggak mungkin kan Dok , Bapak sama Ibu saya pasti masih bisa selamat . Dokter jangan bohong sama saya " . Tanya Acha yang melangkah maju menuju Dokter .

" Maaf Nona , Orang tua Nona , sudah tiada . Darah yang terus mengalir tidak bisa kami hentikan . Korban banyak sekali kehilangan darahnya ". Dokter mengatakan yang sebenernya untuk kedua kalinya .

Acha teriak histeris mendengar itu semua . Dan gegas berlari masuk kedalam ruangan tersebut . Dilihatnya kedua Orang tuanya sudah terbujur kaku .

Bapak .... Ibu ....

Kembali Acha teriak memanggil Orang tuanya . Hancur sudah semuanya , hidupnya kini hanya sebatang kara , tidak mempunyai siapa siapa lagi di dunia ini .

Ravendra gegas masuk kedalam untuk melihat terakhir kalinya Sang Sahabat . ' siapa yang sudah tega melakukan ini padamu Di , akan kupastikan orang yang telah menabrakmu akan mendapatkan ganjarannya '. Ucap Ravendra dalam hati .

Ravendra berjalan mendekat untuk memberanikan diri , memeluk Acha yang masih bersimpuh .

" Ikhlaskan semuanya Acha , Tuhan mungkin lebih sayang Orang tuamu ".

Acha diam saja tidak menjawab , dia bertekad dalam hati untuk menemukan siapa orang yang telah menabrak kedua Orang Tuanya sampai meninggal .

Ravendra yang melihat itupun diam . " Acha , Acha lihat Om . Acha sekarang ikut sama Om ya , Om ini Sahabat Bapak kamu dulu di kampung ".

Acha menengok untuk melihat Ravendra . apakah benar seorang Ravendra adalah sahabat Bapaknya ? .

" Acha harus percaya sama Om , Om sahabat Bapak Acha . Acha yang kuat ya , kita cari sama sama siapa pelakunya yang sudah menabrak Orang Tua Acha ".

Tangis Acha pecah saat itu juga . Ravendra yang masih memeluk Acha merasakan badan Acha sedikit berat dan merosot . Dilihatnya Acha yang sudah terpejam matanya . Ya Acha pingsan , Acha tidak kuasa menahan kesedihannya .

Ravendra yang melihat Acha pingsan pun segera membawa Acha keluar dari dalam ruangan tersebut . Dan meminta kepada Dokter dan Perawat untuk segera menyiapkan kamar untuk Acha .

" Ben , cari tahu siapa yang telah menabrak sahabat saya di jalan Cendrawasih . Kamu cari siapapun itu orangnya saya enggak mau tahu , periksa semu cctv yang ada disana . Jangan sampai ada yang terlewat sedikitpun Ben . Kamu mengerti ? ". Ucap Ravendra dengan tegas .

" Baik Tuan , akan saya laksanakan dengan segera . Ada lagi Tuan ". Tanya Ben

" Kamu bawa dia kehadapan saya hidup hidup . Akan saya pastikan apa hukuman yang pantas untuk dirinya ".

" Baik Tuan ".

Dengan segera Ravendra memasukan kembali ponsel yang berada di tangannya kedalam jasnya . Om akan melindungimu Acha . Tekad Om sudah bulat untuk membalas budi kepada Bapakmu .

****

Dewangga terbangun dari tidurnya , dan tiba tiba saja dia mendadak gelisah saat ini . Dewa memikirkan bagaimana nasib orang dia tabrak tadi . Apakah selamat atau tidak ?

Dewa mencoba mengambil ponselnya yang berada disampingnya untuk menghubungi Tama . Dewa harus segera menyingkirkan bukti sekecil apapun agar tidak diketahui oleh kedua Orang tuanya . Bisa bisa hidupnya dalam bahaya .

" Tam , tolong kamu datang ke apartemen ku saat ini juga . Penting " . Dan dewa langsung mematikan panggilannya .

Tama yang hendak ingin menjawab tiba tiba menjadi diam manakala panggilannya terputus begitu saja . Umpatan demi umpatan Tama layangkan kepada Dewa .

" Sinting ini orang , jam segini suruh dateng ke apartemen ? Untung Bos , coba kalau bukan ". Ucap Tama yang sudah hafal sekali kebiasaan dewa .

Tama berjalan di sepanjang lorong Apartemen yang dia tempati , jarak Apartemen Tama dengan Dewa tidaklah jauh . Hanya dua puluh menit saja jika menggunakan kendaraan roda dua maupun mobil . Tama melirik kembali jam yang melingkar di tangannya . Pukul setengah dua belas , gumam tama .

Tama telah sampai diparkiran dan dia saat ini lebih memilih menggunakan sepeda motornya agar leih cepat sampai di Aprtemen Dewa .

Ducati pemberian Dewa dia gunakan . Tama mulai menyalakan mesin roda duanya dan menggunakan helm serta jaket .

Hampir sepuluh menit , akhirnya Tama sampai di Apartemen Dewa .

" Mas Tama , mala malam begini mau ketemu Tuan ya ? " . Tanya satpam yang bertugas menjaga Apartemen .

" Iya ni Pak , Bos gila . Udah jam segini saya masih disuruh kerja . Untung sahabat ya Pak . Pak titip motor ya , saya mau ketemu Dewa dulu ". Jawab Tama .

" Siap Mas ". Ucap Satpam .

Setelah pamit pada satpam , Tama bergegas berjalan kedalam Apartemen milik Dewa . Setelah sampai didepan kamar Dewa , dengan segera Tama membuka password Apartemen sang sahabat .

Dilihatnya banyak sekali beling yang berserakan di sekitar dapur . Bisa Tama pastikan , ini ada hubungannya dengan Renata , Istri Dewa .

Dewa mendengar suara pintu pun bangkit berdiri . Pusing dikepalanya melanda , tetapi dia harus berjalan menemui Tama .

" Lo kalau mau ngamuk bisakan jangan disini ? " . Ucap Tama saat melihat Dewa .

Ya mereka berdua adalah sahabat semasa kecil . Jadi Tama sudah tidak asing lagi jika berbicara berdua dengan Dewa tidak menggunakan bahasa formal .

" Gue abis nabrak orang Tam ". Ucap dewa kepada Tama .

Tama yang mendengar itu terkejut bukan main . Pasalnya baru kali ini Dewa menabrak seseorang .

" Terus Lo ngapain masih disini bego ? Lo kabur gitu aja iya ? " . Umpat tama kepada Dewa .

" Tadinya Gue mau turun untuk bawa mereka ke rumah sakit , tapi Gue denger ada suara Perempuan teriak dari belakang mobil . Akhirnya Gue engga jadi bantu " .

" Mereka ? Lo nabrak berapa orang Wa ? " .

" Dua , pasangan Suami Istri . Gue dalam kondisi engga terlalu sadar Tam ".

" Lo minum ? Bego dipiara , udah tau minum . Seharusnya panggil sopir Wa . Kalau udah begini gimana ? Gue engga bisa bantu . Bokap lo tau sendiri kaya gimana orangnya . Gue engga mau mati konyol di tangan Bokap Lo ya Wa ".

" Bantu Gue , jangan sampe Papa tau ".

Tama mengusap wajahnya dengan kasar . Dia tau bagaimana sifat dan karakter Revandra . Dia tidak ingin mati muda saat ini , menghadapi Revandra sama saja seperti menghadapi Malaikat Maut .

" Enggak , Gue engga bisa ya Wa . Lo mau ngorbanin Gue demi keselamatan Lo ? Sinting ". Umpat Tama kepada Sang Sahabat . " Lo setidaknya harus jujur Wa untuk saat ini . Kalau Bokap Lo sampai tau dari orang lain , gue engga tau apa jadinya ".

Dewa mengusap wajahnya . Ucapan Tama memang benar , tetapi dia takut untuk jujur kepada Papanya sendiri . Hubungan mereka berdua terbilang tidak baik baik saja saat Dewa memutuskan untuk menikahi Renata secara diam diam tanpa melibatkan Ravendra , Papanya sendiri .

" Lo bicara baik baik sama Bokap Lo , bicara dari hati ke hati , jangan samapai kepancing emosi Wa . Ingat pesan Gue , jangan kepancing emosi Wa ". Tama mengucapnya dengan tegas kepada Dewa .

Keras kepalanya Dewa menurun dari Ravendra . Maka jika Dewa keras , Ravendra juga akan keras . Tidak ada yang mau mengalah sedikitpun .

Dewa yang tengah bimbang pun menimang nimang ucapan Tama . Apakah dirinya harus berbicara jujur kepada Papanya ?

Bersambung . . .

Terpopuler

Comments

Ray

Ray

baguss kak, incip dlu nanti lanjut lg. jgn lupa mampir novel ku yakk

2023-10-19

0

Pingkan Tumbuan

Pingkan Tumbuan

yg Nabrak Sahabatnya
anaknya 🤭

2023-10-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!