Bab 5. Kamu Lagi!

"Mbak, ada boneka kelinci yang besar, nggak?" tanya Gaffi pada seorang wanita yang duduk di meja kasir. Sekarang dia berada di salah satu toko boneka dan aksesoris yang letaknya berada di pinggir jalan raya menuju jalan rumah Gaffi.

"Ada Mas, tapi tinggal satu yang gede kalau yang kecil banyak. Ada di bagian sana!" wanita tersebut menunjuk ke arah tempat boneka kelinci.

"Baik kalau begitu saya lihat dulu," ucap Gaffi lalu melangkah ke arah belakang rak yang ditunjuk wanita tadi. Kebetulan rak tersebut terisi bolak balik, dan dari luar rak itu terlihat diisi dengan boneka Teddy bear.

"Mana ya?" Gaffi celingukan mencari keberadaan boneka tersebut.

"Nah itu dia!" Saat mengulurkan tangan, ternyata ada orang lain yang menyentuh boneka tersebut.

Gaffi lalu menoleh ke arah orang itu.

"Kamu!" Keduanya kaget dan terbelalak, tapi tak ada satupun yang mau melepaskan tangannya dari memegang boneka tersebut.

"Ini milikku karena aku yang duluan menyentuh boneka ini," ucap Leona sambil menarik boneka tersebut.

Ya, gadis itu adalah Leona. Dia sengaja datang ke toko boneka untuk membeli boneka kelinci karena tanpa boneka itu dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Kebiasaannya di Prancis selalu tidur dengan memeluk boneka kelinci yang sengaja dia jadikan bantal guling.

"Enak saja, aku yang menyentuh duluan! Lihat tanganku! Ada di bawah tanganmu, itu artinya aku yang lebih dulu mencapai boneka itu."

"Please buat aku ya!" mohon Leona.

"Nggak, enak saja!" seru Gaffi tak mau mengalah.

"Tapi aku yang mengincar boneka itu duluan jadi itu milikku." Leona menarik boneka tersebut sedangkan Gaffi berusaha menahan sehingga terjadilah tarik menarik di antara keduanya.

"Aku duluan yang masuk ke tempat ini! Jadi serahkan bonekanya!"

"Enak saja, siapa cepat dia dapat!" seru Gaffi sambil menyentak boneka itu dari tangan Leona sehingga terlepas.

Leona meraih kembali dan menarik lagi.

"Lepaskan ini milikku!"

"Milikku!" tegas Gaffi.

"Ini milikku, lagi pula kamu tidak cocok membeli boneka, sana beli mobil-mobilan!" ketus Leona.

"Seenaknya ngomong, aku bukan anak kecil sehingga kau suruh membeli mobil mainan," kesal Gaffi.

"Terus apa namanya kalau bukan anak kecil? Seorang remaja pria membeli boneka itu sangat aneh menurutku, berbeda dengan perempuan yang memang menyukai benda itu."

"Haddeh, kau meledekku karena ingin aku melepas boneka ini untukmu, bukan? Sorry, aku tidak sebodoh itu, lagipula boneka ini bukan untukku kok tapi untuk adik perempuanku."

Sontak saja pertengkaran dua remaja itu menjadi pusat perhatian dari pengunjung toko boneka dan aksesoris tersebut. Bahkan, ada beberapa anak kecil yang menatap bingung ke arah mereka.

"Ini untukku dan kamu lebih cocok dengan boneka ini karena suka ngoceh." Gaffi meraih boneka Shaun the sheep lalu menyodorkan ke hadapan Leona.

"Mbek!" Tawa Gaffi pecah saat meledak Leona membuat Leona kesal dan melempar boneka itu sembarangan ke lantai.

Gaffi lalu melambaikan tangan.

"Dada!"

Pria itu berbalik lalu melangkah ke arah kasir.

"Sial! Dia menyamaiku dengan kambing," geram Leona. Dengan langkah cepat dia menyusul Gaffi ke kasir.

"Mbak aku ambil ini, berapa harganya?" tanya Gaffi pada kasir.

"Sebentar Mas. Wanita itu mengecek boneka tersebut dan melihat kode lalu memasukkan ke dalam komputer.

"Satu juta," ucap wanita itu.

Mendengar perkataan kasir, Leona lalu mengeluarkan uang 100 dolar dari saku seragamnya.

"Oke." Gaffi meletakkan boneka tersebut di atas meja kasir lalu tangannya merogoh dompet yang berada di saku celana seragamnya.

Leona mengambil boneka kelinci raksasa itu dan langsung menaruh uang 100 dolar di atas meja kasir.

"Kembaliannya diambil saja Mbak!" seru Leona lalu membawa kabur boneka yang ada di tangannya.

Sontak saja kasir dan Gaffi terbelalak melihat aksi Leona yang tidak terduga itu.

"Kau–!" Gaffi geram, tangannya mengepal kuat. Leona benar-benar ingin mencari masalah dengannya.

Leona yang melihat kemarahan di mata Gaffi terus berlari keluar dari toko sambil tertawa-tawa.

"Aku menang Gaffi!" teriaknya membuat kasir yang duduk di depan Gaffi hanya bisa menggeleng.

"Ya sudah deh Mbak, saya permisi saja. Mau cari boneka seperti tadi di toko lainnya." Gaffi pasrah meskipun dirinya sebenarnya sanggup mengejar Leona dan merampas boneka itu lagi. Namun, dia malas untuk menemui wanita yang membuatnya ilfil itu.

"Iya Mas, maaf ya Mas atas ketidaknyamanannya belanja di tempat ini."

"Tidak apa-apa Mbak, ini bukan salah Mbak, tapi salah dia yang tidak tahu sopan santun," ucap Gaffi sambil berlalu pergi.

Dia melajukan motornya dengan pelan, sepanjang perjalanan dia mencari keberadaan toko boneka lain.

Ternyata sangat susah mencari boneka kelinci yang besar di hari itu padahal pada hari biasa boneka itu banyak dipajang di toko-toko boneka.

Setelah berkeliling toko akhirnya dia menemukan satu boneka kelinci raksasa yang berwarna putih karena memang Ghaida menyukai warna itu.

"Leoni, kamu tahu nggak aku senang hari ini," ucap Leona bercerita pada saudara kembarnya melalui sambungan telepon.

"Senang kenapa? Dapat cowok orang indo ya?" tebak Leoni di seberang sana.

"Nggak." Leona menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa di ruang keluarga. Ya, Leona sudah sampai di rumah dan sudah selesai mandi. Sekarang sedang bersantai sepulang sekolah.

Leoni di seberang sana mengerutkan dahi. "Terus, senang kenapa?" tanyanya.

"Dapat musuh," sahut Leona lalu tertawa renyah.

"Hmm, di mana-mana orang tuh kalau dapat musuh bukannya senang, tapi sedih." Leoni bingung dengan saudara kembarnya yang satu ini.

"Leona mommy bisa minta tolong tidak?" Tiba-tiba terdengar suara Ara dan saat Leona menoleh, ibunya itu sedang berjalan ke arahnya.

"Sebentar aku mau bicara sama Mommy dulu!"

"Siapa?" tanya Ara.

"Leoni Mom, Leoni kamu bicara sama mommy aja ya," ucap Leona sambil menyerahkan ponsel ke tangan Ara.

"Belikan mommy martabak telor ya, Mommy sudah lama tidak makan itu!"

"Siap laksanakan Mom! tempatnya masih yang dulu, kan?"

"Iya beli di sana aja sebab rasanya dari dulu tetep enak, tidak berubah. Semoga sekarang masih tetap sama ya."

"Enak ya kalian," keluh Leoni di seberang telepon.

"Makanya ke sini dong ngumpul sama oma Lana."

"Lain kali aja deh, Na."

"Oke. Mom kalau begitu Leona langsung pamit," ucap Leona lalu bergegas keluar dari rumah dan mengendarai mobil menuju tempat dimana biasanya penjual martabak mangkal.

"Ramai amat ya Bang hari ini?" tanya Leona sambil melihat-lihat keadaan sekitar.

"Wah Neng Leona, kapan datang?"

"Sudah sebulan yang lalu Bang tapi belum sempat ke sini."

"Oh oke, pesan seperti biasa, kah? Atau mau pesan martabak terang bulan juga?"

"Tidak Bang martabak telur seperti biasa saja. Banyakin dagingnya! Tiga bungkus ya bang?"

"Siap Neng, sebentar ya!"

Leona mengangguk lalu melangkah dan duduk di atas kursi plastik sebab jika harus menunggu dengan berdiri pasti kakinya akan terasa pegal karena antrian yang cukup panjang.

Satu persatu pembeli sudah pergi karena sudah mendapatkan pesanannya.

"Maaf ya Neng, lama sekali. Seharusnya kamu menelpon terlebih dahulu jika mau pesan martabak sama Abang. Biar bisa dibikinkan duluan."

"Nggak niat tadi Bang, tiba-tiba mommy kepengen martabak, ya sekalian Leona juga beli."

"Oh."

Beberapa saat pesanan Leona sudah selesai dibuat sehingga ia bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri tukang martabak lagi.

"Ini Neng pesanan martabaknya," ucap si Abang sambil menyodorkan bungkusan plastik ke hadapan Leona.

"Loh Bang, pesananku mana? Seharusnya Abang membuat pesananku dulu karena dia adalah antrian yang terakhir," ucap Gaffi kesal sambil menunjuk dada Leona dan menatap tajam mata gadis itu.

"Suruh siapa pesan makanan ditinggal pergi?" protes Leona tak mau kalah.

"Buat Eneng cantik dulu ya, untuk Mas nya mengalah dulu," ucap penjual martabak telor sambil terus menyodorkan martabat yang sudah terbungkus plastik itu.

Dengan cepat tangan Leona meraih bungkusan tersebut karena takut dirampas oleh Gaffi seperti dirinya yang merampas boneka tadi.

"Kamu! Kamu lagi, kamu lagi! Kenapa kamu suka banget ya merampas apa yang harus menjadi milikku," geram Gaffi.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Ir Syanda

Ir Syanda

Aduh aduh sial banget ya Gaffi 🤭

2023-07-22

0

Ir Syanda

Ir Syanda

Leona curang 🤣

2023-07-22

0

Ir Syanda

Ir Syanda

Lah bukannya Shaun The Sheep karakternya gak bisa ngomong kecuali mbek2 doang🤔

2023-07-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!