Kepulangan Samantha

Seketika, raut wajah Arcelio berubah. Senyuman kalem memesona yang menjadi ciri khasnya, kembali terlukis di paras menawan pria itu. “Sungguh?” tanyanya meyakinkan. “Itu berita yang sangat bagus. Apakah aku harus menjemputmu ke bandara?” tawar sang pelukis tampan tersebut.

“Ah, kau baik sekali. Akan tetapi, aku tak ingin membuat sahabatku Nona Sara Toltse yang tak memiliki kekasih ini menjadi cemburu buta.” Terdengar suara tawa Samantha, yang berbalas ocehan tak jelas dari Sara. Sara merupakan manager sekaligus sahabat dekat aktris cantik tersebut.

Arcelio hanya tersenyum simpul mendengar keakraban dua wanita muda itu. Namun, dia tak bisa berlama-lama bicara di telepon. Arcelio masih memiliki pekerjaan yang harus dilanjutkan.

“Baiklah, sayang. Aku masih punya pekerjaan. Hari ini aku akan ada di studio. Jadi, kau langsung saja kemari.” Arcelio mengakhiri perbincangannya. “Ti amo (aku mencintaimu),” ucapnya lagi sebelum menutup sambungan telepon.

Ponsel canggih dan mahal itu, Arcelio letakkan lagi di atas meja. Dia mengambil kuas dan palet, lalu kembali ke dekat lukisan yang sedang dibuatnya. “Maaf menunggu,” ucap pria dengan T-Shirt round neck putih tersebut..

“Tidak masalah,” sahut Delanna enteng. “Apakah itu Samantha?” tanyanya dengan sorot berbinar. Jika bukan sedang menjadi model lukisan, mungkin saja wanita muda berkulit eksotis tersebut akan melonjak kegirangan, saat menyebutkan nama sang aktris idola.

“Ya. Dia akan pulang lebih cepat dari jadwal seharusnya. Itu berarti, kita bisa melanjutkan diskusi tentang konsep pernikahan yang sempat tertunda," jawab Arcelio.

“Ah! Tentu!” Delanna terlihat begitu bersemangat. “Aku akan menunggu kalian di kantorku. Secepatnya.” Wanita muda yang masih berpose di atas meja tadi semakin antusias.

Namun, Arcelio hanya menanggapinya dengan senyuman kalem. Dia sedang fokus pada goresan kuas di permukaan kanvas.

Menjelang tengah hari, Delanna berpamitan dari studio lukis milik Arcelio. “Apa aku harus kembali lagi besok?” tanyanya.

“Tidak usah. Aku sudah membuat sketsa. Untuk finishingnya, bisa menggunakan foto yang telah diambil tadi. Lagi pula, kau pasti punya pekerjaan penting lainnya.” Arcelio membukakan pintu untuk wanita berambut gelap itu.

“Baiklah. Kalau begitu, aku permisi dulu. Ini pengalaman pertama yang sangat menyenangkan. Semoga hasilnya tidak mengecewakan,” ucap Delanna lagi sambil menuruni undakan anak tangga.

“Semoga,” balas Arcelio. “Aku akan mentransfer bayaranmu dalam minggu ini. Bisakah kau memberikan nomor rekening serta nomor ponsel?”

“Oh, tentu. Catat saja nomor teleponku. Nomor rekening akan kukirimkan nanti.” Delanna menyebutkan deretan angka, yang langsung Arcelio masukkan ke kontak di ponselnya. Setelah itu, dia berpamitan.

Sepeninggal Delanna, Arcelio kembali ke dalam. Baru saja dia menutup pintu, terdengar dering pesan masuk. Arcelio,! mengira bahwa itu merupakan pesan dari Samantha. Namun, ternyata dia salah. Nomor baru yang kemarin mengirimkan foto berisi adegan vulgar Samantha bersama aktor kenamaan Italia, kembali menghubunginya lewat pesan singkat.

Nomor baru itu lagi-lagi mengirimkan foto yang memperlihatkan Samantha tengah duduk berdua dengan sang aktor. Dari foto-foto yang terkirim tadi, terlihat jelas Samantha tengah berbincang akrab dengan pria itu.

Merasa kesal, Arcelio langsung memblokir nomor tak dikenal tersebut. Dia melemparkan ponselnya ke sofa bed, sebelum duduk di sana. Arcelio mengembuskan napas berat, sambil meletakkan kepala pada sandaran sofa. Dia menatap langit-langit studio lukisnya.

“Aku tahu kau tak akan berbuat macam-macam, Samantha,” gumam Arcelio seperti pada dirinya. “Tidak! Kau adalah wanita yang setia,” ucap pria itu lagi.

Tak dapat dipungkiri, foto-foto yang dia terima cukup memengaruhi Arcelio. Pria itu mencoba bersikap tak peduli, serta menepiskan semua pikiran negatif tentang sang tunangan. Arcelio membuang jauh segala prasangka, yang hanya akan membuat dirinya merasa terbebani. Dia memilih mengalihkan seluruh kegundahannya pada kuas dan kanvas.

Sekitar pukul tiga sore, Samantha tiba di Milan. Setelah berpamitan dengan tim yang berangkat bersama dalam rangka tour keliling Italia untuk promo film, aktris cantik tersebut langsung menuju ke studio lukis milik Arcelio menggunakan mobil jemputan. Berhubung Sara merupakan manager serta sahabat dekatnya, maka dia berada satu mobil dengan Samantha.

“Aku sangat merindukanmu,” sambut Arcelio yang segera merengkuh tubuh indah sang tunangan. Mereka berciuman mesra beberapa saat, bahkan lebih dari satu kali.

“Jangan hiraukan aku. Anggap saja aku tidak ada,” ujar Sara seraya memalingkan wajah ke arah lain. Lagi pula, dia sudah biasa melihat kemesraan antara Arcelio dengan Samantha.

“Sudah kukatakan agar kau segera mencari pasangan, Sara,” balas Samantha yang masih berada dalam dekapan Arcelio. Dia menoleh sejenak kepada sahabatnya.

Sara tengah melihat-lihat beberapa hasil lukisan Arcelio yang sudah selesai.

“Bisakah kau menutup mulutnya, Arcelio?” protes wanita itu berlagak kesal.

“Dengan senang hati,” sahut Arcelio. Dia kembali melu•mat bibir Samantha, entah untuk keberapa kalinya. Setelah puas berciuman, barulah dua sejoli tadi memutuskan duduk, dengan posisi berdekatan.

“Bagaimana kau bisa pulang lebih cepat dari jadwal yang sudah ditentukan?” tanya Arcelio penasaran. Sesekali, dia mengecup kening Samantha yang bergelayut manja dalam dekapannya.

“Ada kunjungan ke beberapa kota yang dibatalkan karena satu dan dua alasan. Di satu sisi, aku menyesalkan hal itu. Di sisi lain, aku bahagia karena bisa pulang lebih cepat.” Samantha menatap manja pria yang telah menjalin kasih dengannya selama kurang lebih lima tahun. Bukan waktu yang terlalu lama, tapi juga tak bisa dikatakan sebentar.

“Lalu, bagaimana dengan promo filmnya?” tanya Arcelio lagi.

“Ah, biarkan tim yang memikirkan hal itu. Aku sangat lelah, Tampan. Sepertinya, berat badanku akan berkurang,” ujar Samantha diakhiri keluhan pelan.

“Kau akan selalu terlihat cantik, Sayang,” bisik Arcelio seraya mencium pipi wanita bertubuh sintal itu. “Beristirahatlah dulu. Jika kau sudah merasa jauh lebih nyaman, aku ingin membahas masalah pernikahan.” Arcelio menyibakkan sebagian rambut yang menutupi kening Samantha.

“Kau sudah bertemu dengan Delanna?” tanya Samantha.

“Ya. Akan tetapi, Delanna ingin agar kita berunding bertiga. Dengan begitu, dia bisa menampung semua ide kita berdua secara adil. Barulah, Delanna akan memadukannya menjadi satu konsep, sesuai seperti yang kita inginkan,” terang Arcelio kalem.

“Aku sudah tidak sabar menantikannya.” Samantha mendongak, menyambut ciuman hangat dan mesra Arcelio. Mereka seakan ingin meluapkan segala rasa rindu, karena tak bertemu dalam beberapa hari terakhir.

Sementara, Sara masih asyik melihat-lihat lukisan. Wanita berusia sama seperti Samantha tersebut, berdecak kagum dengan hasil pekerjaan Arcelio. Sara juga melihat kanvas yang masih terpasang pada easel, alat penyangga berkaki tiga untuk mendudukkan kanvas saat melukis. Sara melihat sketsa yang sudah dibuat Arcelio. Wanita itu mengamati wajah di dalam kanvas.

Episodes
1 Secangkir Espresso
2 Bertemu Kembali
3 Buongiorno
4 Selembar Kain Putih
5 Kepulangan Samantha
6 Menepis Rasa Curiga
7 Plating Time
8 Pembohong Tampan
9 Tanda Tanya
10 Dikuasai Amarah
11 Memutar-balikkan Fakta
12 Pemantik
13 Sang Penghibur
14 Hangat Memanas
15 Hilang Kepercayaan
16 Kesalahan yang Diulangi
17 Sofa Bed
18 Jepit Rambut Delanna
19 Pria Brengsek
20 Diawasi
21 Meluapkan Amarah
22 Amarah tak Terbendung
23 Terlalu Kecewa
24 Fontana Pretoria
25 Kembali Bersama
26 Antiklimaks
27 Mulai Berdamai
28 Permintaan Maaf
29 Keputusan Tiba-tiba
30 Berbalas Tamparan
31 Rekaman Video
32 Berharap Kembali
33 Cek Pengganti
34 Pengakuan Delanna
35 Tak Dapat Dipercaya
36 Melepaskan
37 Pergi Jauh
38 Entah di Mana
39 Sejuta Sesal
40 Tak Diakui Lagi
41 Perhatian Lebih
42 Kelahiran Pertama
43 Di Ujung Kebersamaan
44 Menjadi Ayah Tunggal
45 Pizza di Kala Senja
46 Mengusik Relung Hati
47 Gambar Aurora
48 Di Paris
49 Dua Gadis Kecil
50 Penolakan Keras
51 Makan Malam Ceria
52 Pengasuh Baru
53 Kiriman Istimewa
54 Jawaban Pertanyaan
55 Ayah Dua Putri
56 Tak Seperti yang Dibayangkan
57 Kedamaian Sesungguhnya
58 Ulang Tahun Bersama
59 Perhatian Tiga Wanita
60 Manis dan Lembut
61 Bertentangan dengan Hati
62 Sandiwara
63 Senja di Kota Paris
64 Terulang Kembali
65 Cinta Lama yang Belum Usai
66 Ibu Peri
67 Applause Meriah
68 Kejutan Besar
69 Pengakuan Arcelio
70 Foto Kenangan
71 Pagi yang Panas
72 Memulai dari Awal
73 Melamar Samantha
74 Ayah Terbaik
75 Berlapang Dada
76 Sepenggal Cerita
77 Foto dari Dalam Laci
78 Si Pembual
79 Omong Kosong
80 Rahasia yang Terkuak
81 Potret Kebahagiaan
82 Pertemuan Pertama
83 Rasa Takut yang Kembali
84 Suara dalam Sepi
85 Kembali dari Awan
86 Provokasi
87 Tak Sesuai Harapan
88 Terlambat
89 Cinta Pertama dan Kedua
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Secangkir Espresso
2
Bertemu Kembali
3
Buongiorno
4
Selembar Kain Putih
5
Kepulangan Samantha
6
Menepis Rasa Curiga
7
Plating Time
8
Pembohong Tampan
9
Tanda Tanya
10
Dikuasai Amarah
11
Memutar-balikkan Fakta
12
Pemantik
13
Sang Penghibur
14
Hangat Memanas
15
Hilang Kepercayaan
16
Kesalahan yang Diulangi
17
Sofa Bed
18
Jepit Rambut Delanna
19
Pria Brengsek
20
Diawasi
21
Meluapkan Amarah
22
Amarah tak Terbendung
23
Terlalu Kecewa
24
Fontana Pretoria
25
Kembali Bersama
26
Antiklimaks
27
Mulai Berdamai
28
Permintaan Maaf
29
Keputusan Tiba-tiba
30
Berbalas Tamparan
31
Rekaman Video
32
Berharap Kembali
33
Cek Pengganti
34
Pengakuan Delanna
35
Tak Dapat Dipercaya
36
Melepaskan
37
Pergi Jauh
38
Entah di Mana
39
Sejuta Sesal
40
Tak Diakui Lagi
41
Perhatian Lebih
42
Kelahiran Pertama
43
Di Ujung Kebersamaan
44
Menjadi Ayah Tunggal
45
Pizza di Kala Senja
46
Mengusik Relung Hati
47
Gambar Aurora
48
Di Paris
49
Dua Gadis Kecil
50
Penolakan Keras
51
Makan Malam Ceria
52
Pengasuh Baru
53
Kiriman Istimewa
54
Jawaban Pertanyaan
55
Ayah Dua Putri
56
Tak Seperti yang Dibayangkan
57
Kedamaian Sesungguhnya
58
Ulang Tahun Bersama
59
Perhatian Tiga Wanita
60
Manis dan Lembut
61
Bertentangan dengan Hati
62
Sandiwara
63
Senja di Kota Paris
64
Terulang Kembali
65
Cinta Lama yang Belum Usai
66
Ibu Peri
67
Applause Meriah
68
Kejutan Besar
69
Pengakuan Arcelio
70
Foto Kenangan
71
Pagi yang Panas
72
Memulai dari Awal
73
Melamar Samantha
74
Ayah Terbaik
75
Berlapang Dada
76
Sepenggal Cerita
77
Foto dari Dalam Laci
78
Si Pembual
79
Omong Kosong
80
Rahasia yang Terkuak
81
Potret Kebahagiaan
82
Pertemuan Pertama
83
Rasa Takut yang Kembali
84
Suara dalam Sepi
85
Kembali dari Awan
86
Provokasi
87
Tak Sesuai Harapan
88
Terlambat
89
Cinta Pertama dan Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!