"Lavina,tidak kah kau bisa bangun lebih awal jika tidak ada kuliah pagi?Ini jam berapa nak?Anak gadis tidak boleh bangun siang-siang!"
Ibu tari berbicara cukup keras di depan kamar anak gadisnya yang pintunya sudah terbuka dari subuh.Subuh tadi Lavina bangun sholat dan tidur lagi,itu lah kebiasaan nya jika tidak ada kuliah pagi.
"Lavina!!!! dengar kan Ibu tidak?!"
"Hemmm,, aku dengar Bu"
"Kalau dengar,bangun lah mandi!Bantu ibu bersihkan rumah!"
Hoammm,gadis itu merentangkan tangan,menggeliat kan tubuhnya.Selimut masih melingkar di tubuh,mata nya mengerjap perlahan dan membuka lebar-lebar.
Tangan nya meraba kasur,diraih nya benda pipih yang selalu kemanapun dia pergi pasti selalu di bawa.
Membuka aplikasi chat yang berwarna hijau.
Ya aku baru bangun.
Sebuah pesan singkat ia ketik dan membalas obrolan.Hariz kekasihnya berkirim pesan hanya sekedar bertanya "Pagi,sudah bangun belum?
Hanya itu saja pesan singkat Hariz.
Ibu Lestari melewati kamar Lavina lagi "Astaga Belum juga bangun Lavina?!! Kau itu akan menjadi istri dan ibu rumah tangga.Sebentar lagi kau akan menikah.Cepat bangun!" Ibunya menarik selimut.
Lavina bangun, dirinya tergelak dengan perkataan Ibunya " Yang benar saja Bu,aku masih kuliah masa iya mau menikah?Dan lagi umurku baru akan dua puluh tiga tahun Bu" Lavina berlalu menuju kamar mandi di ujung sana.
Ibunya melihat anak gadis itu berlalu di dapan nya,kemudian tangan nya meremat baju bagian pinggang.
Bagaimana aku akan menjelaskan kepada anak itu,Ya Tuhan tolong aku bingung!
.
.
.
Bangunan pencakar langit yang megah dan mewah itu,seseorang duduk merebahkan tubuhnya di kursi kebesaran.
Namanya terpampang nyata di akrilik yang di letakan di meja.
Memakai setelan berwarna abu muda, kemeja putih,dan dasi hitam.Kira-kira tingginya satu delapan lima,mempunyai tubuh yang proporsional.
Ceklek!.. pintu dibuka dari luar.
"Bos,meeting sebentar lagi.Aku sudah menyiapkan semuanya.Kau tinggal datang saja ke ruangan.Aku akan ke toilet sebentar" masih dengan handle pintu di tangan nya,Dion bawahan dari Presdir menyampaikan jadwalnya.
Dion mengerutkan keningnya,Dirasa tidak ada sahutan dari bos nya,dia pun masuk.
"Woiii!!!" Tangan nya memukul meja.Benar-benar tidak takut sama sekali,padahal yang di hadapan nya adalah bos nya sendiri.
Lelaki di kursi itu pun terperanjat kaget
"Kurang ajar!Sialan kau,berani sekali seperti itu pada bos mu ini Yon!"
"Tidur di rumah,Pindah gih sana kamar sebelah.Bukan di sini,bentar lagi meeting sob!"
Lelaki itu pun melihat jam tangan nya yang seharga rumah mewah itu.
"Benar sekali.Maaf aku sangat pusing dan banyak pikiran akhir-akhir ini"
"Apa yang kau pikirkan?separuh pekerjaan mu sudah ada di tangan ku,lalu apa lagi?"
Lelaki itu pun memijit pangkal hidungnya, perkataan Kakek nya pagi tadi benar-benar membuat dia berpikir berat hingga siang ini.
Beruntung ada Dion yang selalu menghandle pekerjaan nya yang menumpuk bagai gunung itu.
"Nanti akan aku ceritakan,seperti nya kali ini memang benar aku butuh teman untuk bercerita"
"Berat banget memang masalah mu?" Dion yang hendak ke toilet pun lupa,atau yang akan dibuang kembali masuk lagi 🤭
"Lebih berat dari tubuhmu pasti Yon!"
"Ahh sialan kau Meer!" Dion melempar pena yang ada di depan nya ke arah bosnya.
.
.
.
Perkataan Kakek Candra ternyata bukan angin lalu.Beliau benar-benar sudah mengundang desainer,EO,dan sejumlah pemilik Catering ternama di kota ini.
Hingga beberapa asisten rumah tangga di sana di buat tercengang,bingung.Pasalnya mereka tidak tahu apa-apa mengenai kedatangan para pengurus acara pernikahan.
"Siapa yang akan menikah?"
"Tidak mungkin kan Kakek?"
"Kenapa secepat ini?"
"Ada apa sebenarnya ini?"
Para asisten berasumsi dengan pemikiran nya masing-masing.Mereka berdiri berjejer di koridor ruang tengah.
"Ada apa ini?Apa yang kalian lihat?" Meisinta tak sengaja melihat segerombolan asisten nya sedang berdiskusi dan mengintip intip ruang tengah.
"Maaf Nyonya..Kami hanya melihat itu?" salah satu dari mereka berani menjawab.Sudah tentu asisten yang paling tertua bekerja di sana.
Meisinta pun mencondongkan kepalanya,ikut bergabung di paling depan barisan asisten.
Matanya membulat,tangan nya menutup mulut tidak percaya.Mertua nya tidak main-main dengan perjodohan itu.Secepat ini beliau memanggil para pengurus pernikahan ke kediaman.
"Ya ampun papah!" Asistennya pun kaget mendengar nyonya nya juga terkejut seperti itu.Bukan hanya mereka,nyonya nya saja tidak tahu menahu tentang itu.
Langkah kaki Meisinta mendekati mertua nya.
"Pah,maafkan aku,bisa bicara sebentar?" Meisinta berjongkok mensejajari mertua nya dan berbisik di telinga papah mertuanya.
Keduanya menepi saling berhadapan duduk di sudut ruangan yang cukup besar itu.
"Kenapa Mei,katakan!jangan membuang waktuku!"
"Yang disana para pengurus pernikahan bukan?kenapa secepat ini pah?" Suara nya benar-benar lembut,dan pelan sekali.Berjaga-jaga jika mertua nya akan kecewa.
"Iya kau betul.Harus cepat!Sudah dua hari anakmu tidak berbicara apapun pada ku.Maka akan aku percepat saja pernikahan ini"
Kakek Candra berbicara dengan angkuhnya.Sifatnya memang seperti itu,tapi hatinya sangat baik.
"Aku minta tolong,aku mohon Pah.Serahkan pada ku biar nanti aku yang membujuk anak ku untuk memberikan kepastian kepada Papah"
"Tentang para pengurus itu,bisakah Papah meng cancel nya dulu?Aku janji perjodohan ini akan terlaksana,aku janji anakku akan menurut Pah"
Kasih ibu memang tak terhingga,Meisinta benar-benar merendahkan diri nya hanya untuk anak lelakinya.
Memohon dengan keras pada mertua nya,berharap beliau tidak terburu-buru untuk acara semacam ini.
"Ok Mei,Papah tunggu sampai besok sore
Jika tidak ada yang menemui ku,aku pastikan besok stelah adzan Isa berkumandang,mereka akan aku nikahkan,dan resmi menjadi sepasang suami istri"
Tak sia-sia perjuangan Ibu itu,meski hanya 1x24 jam waktu yang mertua nya berikan.Dia akan sekuat tenaga membujuk anaknya untuk menerima perjodohan itu.
.
.
.
to be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kakek udah ngebet banget pengen nikahin cucunya ya
2023-05-20
0