Pagi yang cerah,sesuai dengan wajah lelaki tua itu,Kakek Candra.Di usianya yang hampir memasuki tujuh puluh tahun,beliau baru bisa mencari sahabat nya.
Kesepakatan yang terjadi beberapa puluh tahun lalu,sekarang lah saat nya ia penuhi.Tapi sayang,tempo hari mendatangi rumah Sahabatnya yang bernama William ternyata dia sudah lebih dahulu berpulang ke pangkuan ilahi.
Meninggalnya Willi tak mengubah kesepakatan mereka,Kakek Candra tetaplah menjodohkan para cucu mereka di kemudian hari.
Kakek Candra yang sudah bermusyawarah dengan anak tertua nya,yaitu Bagaskara dan istri Bagaskara,Meisinta.Walau menantu nya sedikit was-was akan dampak perjodohan ini pada anaknya,tapi Bagaskara mencoba meyakinkan bahwa semua nya pasti akan baik-baik saja,dan anaknya pun menerima.
"Katakan pada Semuanya,setelah sarapan nanti untuk berkumpul di ruang tengah.Aku akan menyampaikan sesuatu!"
Pak Rusli pun mengangguk dan undur diri dari tempat itu.
Meja makan keluarga lah tujuan nya saat ini.Bagaskara,Meisinta dan juga anak laki-laki nya ada di sana.Hanya tinggal tunggu Kakek Candra saja untuk memulai menyantap.
Namun alih-alih yang di tunggu datang.Ini Pak Rusli yang mendekat,bukan Kakek Candra.
"Selamat Pagi,,maaf saya ingin menyampaikan sesuatu dari Tuan Besar.Setelah sarapan beliau ingin berbicara kepada semua keluarga di ruang tengah"
Bagaskara pun mengangguk.Raut wajah istrinya berganti masam.Dia sudah tahu apa yang akan mertua nya itu bicarakan.Tangan nya menggenggam jemari suaminya.
"Tenang,semua nya akan baik-baik saja.Percaya dengan ku!" Bagaskara mengedipkan matanya menatap istrinya.
"Ada apa sih Pah Mah?" Cucu laki-laki nya penasaran dengan ekspresi kedua orang tuanya.
"Nanti kau akan tau sendiri nak.Sekarang kita mulai saja sarapan nya.Mungkin Papah sedang tidak ingin bergabung!" Matanya melirik ke Pak Rusli.
Bagaskara,mempunyai impian menghabiskan masa tua nya di kampung Mendiang Ibu nya,membuat masa jabatan di perusahaan Candra Corpuration terpaksa ia tanggalkan.
Menjabat sebagai President Direktur di perusahaan itu,membuat nya memilih anak lelaki nya untuk meneruskan.Sejak sekolah menengah pertama anaknya sudah dilatih kepemimpinan kerja.
Bergaul dengan masyarakat pada umumnya pun jarang dia lakukan.Hari-hari nya hanya home schooling dan akan berangkat sekolah jika ujian saja.
Kini anak lelaki nya itu sudah tumbuh dewasa bergelar Doktor,lulusan dari salah satu fakultas ternama di Belanda.
Kepemimpinan nya pun tidak di ragukan lagi,sudah tiga bulan dia menjabat presiden direktur menggantikan Bagaskara.
Sarapan dilakukan dengan tenang,sesekali Meisinta melirik Anak laki-lakinya dan suami nya bergantian.Entah apa yang akan terjadi setelah ini.Dia tak mau terpaksa berjauhan untuk yang ke dua kalinya.
Anak perempuan nya memutuskan untuk mengejar karier karena perjodohan juga.Meisinta takut itu terjadi kepada anak lelakinya.Menolak dan Kabur meninggal kan rumah.
.
.
.
Kini mereka sudah duduk di ruang tengah.Menunggu Kakek Candra mulai bicara.
"Sebelumnya kalian berdua pasti tahu apa yang akan aku sampaikan?" Matanya menyorot kepada anak lelaki dan menantunya.
Bagaskara pun mengangguk mengerti.
Kakek Candra memberikan kode pada Pak Rusli untuk meletakan dokumen dengan map berwarna coklat di atas meja.
"Cucu ku,silahkan buka map itu!"
"Aku kek?"
"Ya,bukalah!"
Dia pun meraih map itu dari meja dan membuka nya.Beberapa lembar foto-foto yang di ambil secara candid oleh seseorang.Foto gadis perempuan dengan senyumnya yang sangat manis bagi lake Candra.
Foto itu dia masukan lagi,selanjutnya selembar kertas dia buka dan membacanya.
Map coklat itu beralih ke tangan Mamah dan Papahnya.Bagaskara dan Meisinta tersenyum melihat beberapa lembar foto itu.Begitu juga Kakek Candra pun tersenyum melihat anak dan menantu nya tersenyum.
Tidak sia-sia ia memilihkan calon cucu menantu.Nyatanya kedua anak dan menantu nya tersenyum saat melihat foto itu.
Tapi lain hal dengan cucu lelaki nya.Matanya menyipit,rahangnya menjadi tegas.Tatapan tidak suka dia layangkan kepada Kakek nya lalu Papahnya.
"Maksut semua ini apa kek?"
"Kau tentu paham cucu ku?!"
Cucu nya beranjak dari sofa,tangan nya di cekal oleh sang mamah.Ia sudah menduga anaknya akan seperti ini.
"Aku sudah dewasa kek,aku berhak menentukan hidup ku sendiri.Lagi-lagi seperti ini.Apa kurang kakak pergi dari rumah karena perjodohan juga?!!!"
Tangan kirinya di cengkram oleh sang mamah "duduk,dan turunkan nada bicaramu!!!" pelan namun kalimatnya penuh penekanan.
Akhirnya dia duduk kembali.
"Kali ini kau tak bisa menolak,kau calon pemimpin tunggal.Aku sudah sangat tua,aku ingin kau mempunyai pendamping saat kau resmi memegang jabatan presiden direktur sebenarnya"
Cucu nya menunduk kan wajahnya,entah apa yang dipikirkan orang tua jaman sekarang.Perjodohan hanya itu mungkin.
"Tapi tidak seperti ini kek!"
"Aku tidak meminta mu menjawab sekarang,pikirkan lah lagi!Tiga hari atau seminggu kau akan menikahinya.Tidak atau pun setuju,kau tetap akan menikahinya!!!" Kakek Candra berlalu meninggalkan ruang tengah,dengan di ikuti Pak Rusli.
Lelaki muda itu menangkupkan kedua telapak tangan nya di wajah.
"Tenangkan dirimu nak.Mamah dan Papah sepakat setuju dengan keputusan Kakek Candra,beliau tidak akan salah memilihkan istri untuk mu" Meisinta mengusap-usap bahu anak nya,untuk sedikit lebih tenang.
"Kakek selalu begitu!selalu memaksakan kehendaknya.Aku sudah menuruti semua keinginan nya Mah,aku sudah dua puluh delapan tahun,haruskah masalah pendamping hidup ku juga,kalian yang mengaturnya?"
"Maafkan kami nak!Maafkan kami!" giliran Bagaskara yang menepuk bahu anaknya lalu berlalu dari sana.Meninggalkan anak dan Ibu nya untuk bicara dari hati ke hati.
"Percayakan saja pada Kekekmu, cobalah mendekatinya dulu jika kau ingin.Mamah akan mencoba bicara pada kakek mu"
"Maksut mamah aku harus mendekati gadis itu dahulu?" kepala menggeleng dengan cepat.
"Lalu Bagaimana dengan Sheryl mah?" frustasi,satu kata yang mamahnya bisa katakan saat melihat raut wajah anaknya.
"Bukan kah kau tidak ada hubungan apa-apa dengan nya?"
"Menurut mamah begitu,tidak menurut ku.Aku menyayangi nya sejak kecil mah.Hatinya akan hancur pasti.Papah nya meninggalkan dia saat dia beranjak dewasa,lalu aku?Dia pasti akan marah besar dengan ku!"
"Nanti kita bicarakan lagi.Kamu sudah melewati jam kerja,berangkat lah dulu.Jangan memikirkan apapun!"
Mamahnya sangat disiplin waktu,hingga memotong pembicaraan mereka berdua.Anaknya pun menurut saja,berpamitan dan melangkah menjauhi mamah nya.
.
.
.
to be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ternyata sudah punya calon istri sendiri
2023-05-19
0