Episode 3

Laura tampak senang dengan kedatangan Maya, sosok wanita yang polos dan ceria membuat dia merasa bahagia karena selama ini ia selalu kesepian maklum ia hanya punya satu-satunya putra dan tak kalah sibuknya dengan sang suami sejak perusahaan di ambil alih olehnya.

Bahkan kalau Maya mau dia akan mengangkat Maya sebagai putri angkatnya namun Alex tidak setuju hingga ia mengurungkan niatnya.

" Maya ini kamar kamu, kalau kamu perlu apa-apa panggil saja salah satu pelayan disini " ucap Laura sambil tersenyum

" Wah Tante kamarnya gede banget kalau di kampung ku satu kamar ini bisa jadi satu rumah " ucap Polos Maya

" Kamu ini ada-ada saja.. sekarang kamu istirahat nanti kita makan malam bersama " ucap Laura meninggalkan Maya di kamar yang sudah ia sediakan.

Ternyata Takdir terkadang mempermainkannya kemarin ia tidur di kamar kos-kosan sang pacar yang berukuran sempit, kumuh dan kotor tapi hari ini ia malah mendapatkan tempat tinggal yang sangat besar dan gratis pula. padahal ia pasrah karena hidupnya akan Luntang Lantung di jalanan karena tidak memiliki uang, perhiasan dan tempat tinggal.

Maya mencoba duduk di tepi ranjang yang empuk, dia semakin kagum dengan rumah itu benar-benar membuatnya nyaman dan betah berada di sana. tak lupa juga ia melihat kamar mandinya, benar-benar desain modern tidak seperti saat ia tinggal di Kampung.

" Kalau aku mau berak bagaimana ini, kloset duduk seperti ini aku tidak biasa " keluhnya

Ia melihat Bak yang ia anggap besar bahkan ia bisa berbaring di sana. " Tante Laura ga sayang apa bak nya gede banget tapi airnya kosong nanti harus aku isi dulu kalau mau mandi " ucapnya menyalakan kran air.

" ish kenapa airnya panas.. " ucapnya salah memutar kran

ia memutar Kran yang satu lagi hingga ia mengerti jika kran ini canggih karena bisa air panas tanpa di masak terlebih dahulu.

" Apa orang kaya memang begini, mereka ambil air panas dari mana?? kalau aku di kampung harus masak air dulu kalau mau mandi air panas " ucapnya sambil tertawa

Di kamar mandi rumah yang ada di kampung Maya memang tidak semua orang punya kamar mandi di dalam rumah, biasanya ada kamar mandi umum yang mereka gunakan untuk mandi sedangkan mencuci mereka akan pergi ramai-ramai ke sungai yang tak jauh dari rumah mereka.

Rasanya Maya rindu kepada kampung halamannya namun ia juga tidak bisa pulang sekarang karena dia ingin sukses dulu di kota, apalagi dia menentang kedua orangtuanya dan lebih memilih Bobi kekasihnya.

Maya memang polos hingga ia mudah sekali di rayu dan di tipu oleh Bobi yang sebenarnya ingin memerasnya saja. Bahkan dengan tega dia juga mengambil semua perhiasan dan uang, dia juga menelantarkan Maya begitu saja.

" Ayah, ibu.. maafkan Maya.. " ucapnya sambil meneteskan air matanya ia menyesali perbuatannya sekarang ternyata perkataan orang tua memang nyata terbukti sekarang Maya sangat membenci Bobi.

Maya segera mandi dan membersihkan tubuhnya, ia benar-benar nyaman karena dia tidak kekurangan air seperti di kampungnya, ia menghabiskan satu bak besar yang harusnya ia rendam tubuhnya di sana tapi dia hanya menggunakan bak tersebut seperti bak mandi pada umunya, bak untuk menampung air saja.

Kini Maya pun sudah selesai mandi ia memakai baju yang ia bawa dari kampung. Ia keluar dari kamar menuju dapur ia ingin membantu para pelayan memasak di sana.

" Wah, wangi sekali " ucap Maya tersenyum melihat salah satu pelayan sedang memasak

" Non tolong tunggu Sebentar karena makanannya akan segera siap di hidangkan " ucapnya

" Tidak apa-apa Bik, oh ia bik ada yang bisa Maya bantu " ucapnya sambil tersenyum

" Aduh Non jangan bantu bibik, Non tinggal duduk manis saja di meja makan.. nanti makanannya Bibik yang siapkan " ucapnya takut Maya membantunya dan Nyonya rumah akan marah padanya

" Ga papah bik, Maya suka memasak di kampung.. Maya iris sayur-sayurannya " ucap Maya langsung mengambil pisau dan mengirisnya

Bik Yati tahu jika Maya memang suka memasak karena bisa di lihat dari cara Maya mengiris dan mengupas bahan makanan. Ternyata tamu Nyonya yang satu ini memang berbeda dari sebelum-sebelumnya yang biasanya bersikap seenaknya bahkan memaki-maki pelayan di rumah ini.

Sambil memasak Maya menceritakan bagaimana dia bisa kenal sama Laura dan Alex, ia bahkan menceritakan bagaimana nasib sialnya bisa tertipu oleh sosok laki-laki seperti Bobi. Mereka semakin akrab ketika menceritakan kampung halaman mereka masing-masing.

Salah satu sifat Maya adalah gampang bergaul terlihat seperti sekarang, para pelayan di rumah ini bahkan terlihat akrab dengan mereka meskipun mereka baru pertama kali bertemu saat ini.

.

.

Bersambung..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!