Amanda Cecilia Barnes, gadis berparas cantik dan anggun cucu keluarga Barnes itu adalah putri dari Alden Leonard Barnes dan Airin Joseane Barnes, yang mempunyai paman super tampan Alan Leonel Barnes.
Ada banyak pertanyaan saat melihat usia Alan dan Alden terpaut jauh bahkan hingga 31 tahun, ya jarak itu sangat jauh jika di hitung dari usia Alden sang kakak, tapi berbeda ceritanya jika mereka lahir dari ibu yang berbeda, dua puluh enam tahun lalu Horison Barnes ayah dari Alden menikahi gadis berusia 23 tahun di usianya yang sudah kepala lima, ya.. dia mendapat jackpot istri sekaligus bayi di kandungan Sofia yang dia tiduri usai dia menghadiri rapat di sebuah club malam, hingga terlahir lah Alan Leonel Barnes, si pria tampan perpaduan antara Horison Barnes dan Sofia Alison Barnes.
Pria yang amat menyebalkan bagi Amanda, pria yang sejak kecil selalu mengganggunya, bahkan bukan hal yang aneh sejak dulu mereka selalu bertengkar dan saling mengejek karena usia mereka yang terpaut lima tahun saja.
Hingga semakin Amanda dewasa, gadis itu semakin membenci sang paman yang semakin menekan dan mengekangnya, apa- apaan pria itu?, dia tidak punya hak untuk mengurusi Amanda.
Jika sejak kecil Alan selalu menjahilinya dengan candaan khas anak- anak, lain lagi ceritanya saat sudah dewasa, Alan bahkan sering melukai Amanda dengan cengkraman tangan besarnya hingga Amanda kesakitan, semakin dewasa Alan semakin kasar, dan Amanda semakin membenci pria itu!.
...
"Kau ingin bertemu dengan Uncle Alan bukan?" Mina mengangguk dengan antusias "Kau yakin?" Amanda mengeluarkan ponselnya dari saku jaket jeansnya, tiba- tiba ide brilian menghampiri otaknya, dia ingin pergi ke suatu tempat tapi Alan tak boleh tahu.
"Pegang ini.." Amanda memberikan Mina ponselnya dan membuat Mina mendengus.
"Kau memanfaatkan aku."
"Ck, kau bilang ingin bertemu pamanku, kau memanfaatkan aku dan aku memanfaatkan mu, deal kan?."
Mina sedikit tergoda, tapi sedetik kemudian dia menggeleng "Tidak aku pasti dalam masalah besar nanti, lagi pula obsesiku tak terlalu besar untuk bertemu dengan pamanmu.."
Amanda mendesah lelah, "Jika begitu, bisakah aku meminta bantuanmu..?" Mina mendongak "Aku hanya pergi hingga pukul sebelas malam aku janji, dan saat Uncle Alan mencarimu aku sudah ada di rumahnya, dan kamu hanya perlu katakan jika ponselku tertinggal.. bagaimana?"
Mina menatap ponsel Amanda yang di dalamnya ada fitur GPS dimana seseorang bisa tahu dimana pun dia berada, tentu saja hanya orang- orang tertentu yang mengetahui aksesnya, termasuk Alan, "Kau yakin hanya sampai jam sebelas malam?" Amanda mengangguk yakin.
"Uncle akan mulai mencari pukul sepuluh malam saat aku tak juga pulang, kamu hanya perlu mengalihkan perhatian," Amanda memberikan sebuah kartu.
"Pergi belanja dan kemanapun asal jangan klub malam, selama ponselku berada di tempat yang baik, Uncle Alan tidak akan memarahi mu nanti." Mata Mina berbinar saat melihat kartu hitam yang di berikan Amanda.
"Kau yakin ini akan berhasil?"
"Untuk itulah aku mencoba.."
"Memangnya tempat apa yang ingin kau datangi?" Mina bertanya dengan penasaran saat Amanda bahkan rela memberikan kartu hitamnya agar dia bisa pergi dengan bebas.
Amanda tersenyum menyeringai dan menaikan alisnya beberapa kali hingga Mina bergidik.
...
Amanda membuat rambutnya yang terbiasa tergerai kini ditata kepang satu dengan kacamata besar bertengger di hidungnya, lalu mengenakan kemeja dengan ujung di ikat di bagian perut, celana jeans ketat dengan sepatu kets nya Amanda berjalan dengan santai keluar dari kampusnya, memasuki taksi tanpa di ketahui supir Alan yang menunggunya di parkiran kampus.
Amanda melihat ke arah belakang dimana supir Alan masih menunggunya dengan wajah datar. Lihatlah bukan hanya Alan tapi antek- anteknya juga berwajah datar dan membosankan.
Amanda mendengus tersenyum saat taksi yang dia tumpangi berjalan menjauh dari kampusnya.
Alan yang sedang mengadakan rapat terganggu dengan suara getaran ponsel di sebelahnya dan mengeryit saat melihat nama supirnya yang dia utus untuk menjemput Amanda menghubunginya, mengangkat tangannya dan seketika presentasi seorang pria di depannya berhenti, keringat dingin sudah akan terjatuh mengira sang tuan tidak setuju dengan presentasinya barusan, namun saat tuannya mengangkat tangan untuk menerima panggilan dia bernafas lega.
Baru beberapa saat dia bernafas lega, jantungnya kembali terlonjak saat mendengar suara tinggi Alan menggema di ruangan hening tersebut.
"Bagaimana bisa?" Alan mendesah frustasi saat mendengar Amanda hilang sedangkan kampus sudah sepi.
"Maafkan aku tuan aku ceroboh.."
"Temukan dia atau kamu akan habis!" Alden segera mengetikkan sesuatu di ponselnya dan mencari keberadaan Amanda lewat GPS di ponsel gadis itu, lalu mendesah lega saat melihat posisi gadis itu ada di sebuah cafe.
"Apa susahnya beritahu dan di antar supir, gadis itu.." Alan geram bukan main, gadis itu selalu saja menguji kesabarannya.
Beberapa saat kemudian sebuah notifikasi muncul di ponselnya, rincian pembayaran dari kartu hitam yang dia berikan pada Amanda, ya.. Amanda bahkan sengaja memberikan kartu yang selama ini hanya menjadi hiasan dompetnya, merasa sangat membenci Alan dia bahkan tidak pernah menggunakan kartu tersebut, ayolah dia juga punya banyak kartu yang di berikan oleh Daddynya Alden, dia tidak sudi menggunakan uang Alan, hanya agar Alan tidak curiga dan mengira Amanda hanya pergi ke tempat- tempat normal, Amanda memberikan kartu itu pada Mina.
Menyadari sesuatu Alan mengusap matanya dengan kekehan kecil "Gadis itu.."
"Lanjutkan!" titahnya pada karyawannya yang kini mengusap keringat di dahinya untuk kembali melakukan presentasi yang tadi tertunda.
...
Di sisi lainnya Mina asik berpergian kemana pun dia mau, nongkrong di cafe dan pergi ke mall berbelanja dan menonton dengan kartu yang di berikan Amanda "Sayang sekali aku hanya sendiri.." desahnya "Jika benar- benar pergi bersama pasti sangat menyenangkan"
"Sebenarnya kemana Amanda pergi.. haruskah aku khawatir? bagaimana jika Alan nanti tahu dan aku akan habis karena berbohong" Mina merasa merinding membayangkan wajah datar Alan yang menatap benci padanya "Sepertinya aku benar- benar tidak punya harapan bersanding dengan seorang pangeran" Mina menghela nafasnya lalu tersenyum saat melihat kartu hitam di tangannya "Tapi setidaknya aku mengambil kompensasi ku di awal, baiklah toko brand apa yang harus aku datangi sekarang.." masa bodoh dengan nanti, jika Alan mengetahuinya dia tinggal melimpahkan semuanya pada Amanda, bukankah ini semua ide gadis itu.
...
Mau tahu kisah si tua Horison Barnes dan Sofia Alison mampir ke My Sweet Baby 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Siti Aminah
selesai bc ini aku mampir thor...
2024-01-17
0
𝓐𝔂⃝❥hanny👈🏻
yuk mampir yuk di lapak ceunah 😍😍😍
2023-06-12
0
Nna Rina 💖
emg ya si amanda bandel bgt 😂
2023-05-21
2