Bab 5

Seminggu kemudian,

Seorang wanita dengan pakaian pasien sebuah Rumah Sakit besar di Kota S, sedang menatap ke arah sebuah cermin besar setinggi badan, yang terdapat di dalam ruang rawatnya.

Dia mengangkat sedikit baju yang ia kenakan, dan berdiri menyamping. Ia berusaha melihat pinggang belakangnya, yang telah selesai di operasi oleh Dokter Kim seminggu yang lalu.

Dirabanya daerah itu dengan perlahan. Matanya berbinar saat melihat tak ada lagi jejak masa lalu yang membayanginya di sana. Mulus, benar-benar mulus.

“Cantik,” seru Joshua yang tiba-tiba berada di belakang wanita itu, sambil ikut meraba bagian yang diperhatikannya.

“Kapan kau datang?” tanya wanita itu, yang tak lain adalah Mona.

“Baru saja, dan aku melihat mu sedang memandangi hasil karya Dokter Kim,” ucapnya sambil terus menyentuh area itu.

Mona pun menurunkan kembali pakaiannya dan berjalan menuju sofa.

“Kapan aku boleh keluar dari sini?” tanya Mona, sambil mengapit sebatang rokok di kedua jarinya.

"Hei... Ini rumah sakit," seru Joshua yang melihat kelakuan wanita itu.

"Ayolah. Hanya beberapa hisap saja," rengek Mona sambil terus menyulut pemantiknya.

“Jangan sampai ada yang menyadari baunya," kata Joshua memperingatkan.

Mona hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, dan berjalan menuju balkon untuk meneruskan kegiatannya itu.

"Besok siang kau sudah boleh keluar,” jawab Joshua, yang ikut ke balkon bersama Mona.

“Apa kau sudah sangat bosan di sini?” lanjutnya.

“Huft... Tempat ini tak terlalu buruk sebagai rumah sakit. Tapi, aku ingin segera menunjukkan pada semua orang apa yang selama ini ku tutupi,” ucap Mona sambil menghembuskan asap penuh racun itu.

“Apa kau sudah ada rencana akan ke mana?” tanya Joshua.

“Ehm ... Belum. Apa kau ingin merekomendasikan sebuah tempat?” sahut Mona.

“Besok malam, aku diundang untuk menghadiri pesta perayaan pembukaan cabang baru PS Departemen Store di Kota S ini, dan aku berencana akan mengajak mu ke sana. Apa kau mau?” ajak Joshua.

“Baiklah. Tapi sebelumnya, aku ingin mencari gaun cantik untuk ku kenakan di acara itu,” jawab Mona.

“Tak masalah. Sekalian kau belilah beberapa pasang baju pantai,” ucap Joshua.

“Baju pantai? Maksudmu, bikini?” tanya Mona sambil mengernyitkan keningnya.

“Ya. Lusa, aku akan bawa kau berlibur ke pantai. Bukankah selama ini, kamu tak pernah bisa memakai bikini dengan bebas di pantai?” ujar Joshua tersenyum sambil menaik-naikkan alisnya.

“Kau memang yang terbaik, Josh. Thank you. Muah...,” sahut Mona senang sambil mendaratkan sebuah ciu*man singkat di pipi pria itu.

...🍂🍂🍂🍂🍂...

Keesokan harinya,

Mona tengah bersiap untuk pergi ke acara yang Joshua ceritakan kemarin, yaitu menghadiri undangan dari PS dept. store.

Sudah satu jam wanita itu duduk di depan meja riasnya, dengan berbagai macam jenis produk kecantikan yang tergeletak di sana.

Dengan masih mengenakan handuk kimono, Mona dengan sangat lihai mempercantik dirinya dengan polesan make up bold kesukaannya. Setelah selesai dengan wajah, kini giliran rambutnya yang ia rapikan.

Kemudian, dia berjalan ke arah tempat tidur, di mana sudah ada sebuah kotak berisikan gaun, aksesoris, sepatu dan juga dompet cantik yang ia beli siang harinya, selepas keluar dari rumah sakit. Dia akan memakai semua itu di acara malam ini.

Setengah jam kemudian, Joshua masuk untuk melihat apakah Mona sudah siap ataukah belum.

“Wow... You’re so beautiful,” seru Joshua saat pertama kali melihat Mona.

Pria paruh baya itu terdiam dengan mata yang terus menjelajahi setiap jengkal tubuh Mona yang nampak begitu indah dibalut gaun malam.

Gaun merah darah dengan panjang menjuntai hingga mata kaki, dengan belahan hampir sepaha.

Bagian belakangnya terbuka hingga ke pinggang, yang begitu mengekspos seluruh bagian punggung wanita itu.

Tali bahu kecil yang menyilang di bagian belakang, turut menambah kesan seksi pada gaun yang dikenakannya itu.

Dipadu dengan heels hitam berhak delapan sentimeter dan perhiasan silver bertabur berlian yang ia kenakan, membuat Mona semakin terlihat glamor dan cantik dalam make up bold-nya.

Sedangkan untuk rambut, dia hanya menyisirnya dan membawa ke depan, menyampir di bahu kanannya, sedangkan bahu kirinya, ia biarkan terbuka dengan dihiasi anting yang menjuntai panjang hingga ke bahu.

“Kamu benar-benar luar biasa malam ini, Sayang,” seru Joshua lagi saat mendekat ke arah Mona.

“Bukankah aku selalu begitu setia malam? Apa lagi saat berada di bawahmu,” ucap Mona dengan entengnya, sambil memoles lipstik tebal ke bibirnya.

“Hahaha... Kau benar, Sayang. Kau memang selalu luar biasa,” kata Joshua sambil mengecup singkat bibir wanita itu.

“Cukup seperti ini saja untuk sekarang. Aku tidak mau riasan yang sudah susah payah ku buat, hancur karena kau,” seru Mona sambil menahan tubuh Joshua yang hendak mendekat melanjutkan kembali ciumannya.

“Baiklah... Baiklah... Kali ini aku akan bersabar hingga kita selesai dari pesta. Hahaha...,” tawa Joshua yang senang melihat wajah waspada Mona.

“Kapan kita berangkat?” tanya Mona yang sedang memasukkan ponsel dan beberapa kartu ke dalam dompet barunya.

Joshua nampak melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

“Sekarang. Apa kamu sudah siap?” tanya Joshua memastikan.

“Sure. i'm ready now,” sahut Mona.

Dengan menggandeng lengan Joshua, Mona berjalan keluar dari hotel menuju mobil Joshua yang berada di area parkir.

Di sana sudah ada supir yang pria itu sewa selama kunjungannya ke Negara K. Mereka pun segera masuk ke dalamnya dan duduk di kursi belakang.

Sudah menjadi kebiasaan bagi Mona, yang setiap kali berada dalam sebuah kendaraan, baik mobil maupun pesawat, matanya akan selalu memandang ke arah luar dan nampak menikmati pemandangan yang ada di depan sana.

Joshua begitu suka saat memandang ekspresi Mona saat itu. Nampak tenang, seperti dirinya yang lain sedang mendominasi. Berbeda saat dia sedang berhadapan dengan orang lain, wanita itu akan selalu memasang wajah dingin dan waspada.

Joshua sangat mengenal Mona, bahkan sejak awal dia menggeluti profesinya saat ini. Bisa dibilang, dialah yang sudah membuat wanita itu masuk ke dalam kubangan lumpur dosa ini, namun dia pula yang ingin mengangkatnya dari sana.

Pria itu sering mengajak Mona pergi untuk menemaninya melakukan perjalan bisnis. Selain untuk menghangatkan malamnya yang kesepian karena ulah sang istri yang tak acuh, ia pun sedikit demi sedikit mengajari Mona berbagai hal tentang dunia bisnis yang ia geluti.

Mona sebenarnya adalah wanita yang cerdas. Setiap yang diajarkan Joshua, selalu bisa diikuti olehnya dengan baik. Hanya saja, nasib buruk yang memaksanya untuk mengubur semua angan dan cita-cita yang ia miliki, hingga dia seakan kehilangan tujuan hidup, dan membuatnya menjadi wanita dingin yang tanpa ekspresi, tentu saja selain saat bersama dengan Joshua.

“Wah... Hujan,” gumam Mona, saat rintik hujan mulai turun dan menempel di kaca mobil yang ia tumpangi.

Nampak senyum manis mengembang dari bibir wanita itu, saat dia menyaksikan tetesan air mulai mengalir di sana.

Tangannya mulai bergerak mengusap permukaan kaca itu, atau mungkin dia sedang menuliskan sesuatu di sana. Wajahnya nampak damai, kontras dengan make up tebal yang seperti topeng peran antagonis yang saat ini ia pakai.

Sudah sejak lama, pemandangan itu telah menjadi hal favorit yang selalu Joshua nikmati setiap perjalanannya bersama Mona.

Entah kenapa di dalam hatinya, ia merasa sangat bersalah terhadap wanita cantik itu. Namun dorongan hasratnya yang masih menggebu, membuatnya tak ingin melepaskan wanita itu dari genggamannya.

Kini, mobil telah sampai di pelataran gedung dept. store, yang akan menjadi tempat perayaan itu. Mona yang semula nampak damai tersenyum ringan, kini menjelma kembali menjadi wanita dingin yang mengumbar senyum sensualnya.

“Kita keluar sekarang,” titah Joshua pada wanita itu.

Tanpa menjawab, Mona segera keluar dari dalam sana, begitu sang supir membukakan pintu untuknya. Dia kembali menggandeng lengan Joshua dan berjalan masuk beriringan ke tempat acara.

Nampak di dalam sana telah ramai para tamu undangan yang hadir. Dengan balutan jas dan gaun-gaun cantik, mereka seolah sedang menunjukkan kelas sosial mereka masing-masing.

Mona terus berjalan tanpa mempedulikan semua hal itu. Dia berjalan mengikuti kemana Joshua melangkah membawanya, hingga sampailah ia di tengah ruangan, di mana terdapat sekelompok orang yang sedang berkerumun di sana.

Terlihat seorang lelaki tinggi yang memakai setelan tuxedo hitam, dengan rambut yang nampak disisir ke belakang, dengan kilatan gel pomade yang ia pakai.

Dia nampak sedang berbincang dengan orang-orang yang ada di sana dengan sebelah tangannya yang memegang gelas wine, yang sesekali ia sesap.

“Good evening, Sir,” sapa Joshua yang baru saja menghampiri mereka.

Mona hanya mengikutinya dengan tersenyum ke arah semua yang ada di sana, dan saat pria yang disapa itu berbalik, seketika senyum Mona hilang.

Dia berbalik menatap Joshua dengan dahi berkerut dan mata memicing, serta bola mata yang seolah menunjuk ke arah pria di depan mereka itu.

Kenapa dia ada di sini?

.

.

.

.

Mohon tinggalkan jejak berupa like 👍, komen 📝, atau beri dukungan lainnya

terimakasih

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23 Visual
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Ban 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23 Visual
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Ban 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!