Di luar tempat perjudian, tampak dua orang pria sedang melakukan pembicaraan yang serius.
Namun yang membuat Lisa merasa takut adalah, tatapan mata laki-laki bertubuh tambun itu, yang terus mengarah kepadanya, dengan seutas senyum yang mencurigakan.
Benar saja, saat Lisa hendak lari meninggalkan tempat laknat tersebut, ada dua orang bertubuh besar lain, dan mengenakan kaus hitam ketat, sudah menghadangnya di depan jalan.
"Maaf, aku mau lewat!" ucap gadis itu gemetar.
"Mau kemana? Tadi bukanlah kau mencari kakakmu? Ingin meminta bantuan bukan?" kata salah seorang dari pria bertubuh besar itu.
Tiba-tiba dari arah belakang, terdengar suara laki-laki yang tadi sudah menamparnya, sang kakak tiri.
"Ikut bersama mereka kalau kau ingin menyelamatkan ibu tak berguna mu itu," kata laki-laki muda tersebut.
Dia bahkan sampai meludah setelah membicarakan ibu tirinya yang kini sedang sekarat di rumah sakit.
Heh... yang terpenting, aku juga bisa dapat banyak uang... Hahahha... batinnya.
"Tidak, Kak. Aku ingin pergi ke Rumah Sakit saja! Biar nanti, Aku coba mencari pinjeman di tempat lain. Permisi," kata gadis itu yang mencoba untuk pergi dari sana.
Namun lagi-lagi, langkahnya dicegat oleh kedua orang bertubuh besar tadi.
"Cepat bawa dia. Orangnya sebentar lagi akan datang," perintah laki-laki paruh baya berperut buncit tadi.
"Seperti perjanjian kita tadi, kau ambil uangnya, aku bawa adikmu. Ingat, kau tak bisa menuntut karena hutang mu sudah cukup banyak padaku, mengerti?" tutur pria buncit itu.
"Oke, Bos. Terimakasih, Bos. Bawa saja dia pergi yang jauh," ucap si Kakak kurang ajar.
Lisa pun meronta, dan terus berusaha untuk melepaskan dirinya.
"Lepas! Tolong, aku harus pergi ke Rumah Sakit. Ibuku membutuhkan ku," teriak gadis itu.
Namun, tubuh kecilnya tetap diseret pergi oleh kedua orang bertubuh besar.
Di ujung jalan, sebuah mobil van hitam sudah menunggu di depan jalan masuk tempat laknat itu.
Lisa dimasukkan ke dalam mobil van hitam tersebut dengan paksa.
Di dalam mobil, sudah ada seorang perempuan cantik dan berpakaian seksi, menunggu gadis malang itu.
"Berikan ini padanya," perintah si wanita seksi.
Wanita itu memberikan sebuah alat suntik yang sudah terdapat cairan bening di dalamnya.
Lisa meronta-ronta, kala tangannya ditarik paksa oleh salah seorang pria bertubuh besar itu.
"Tolong. Lepaskan aku," pintanya dengan air mata yang sudah membanjiri pipi.
Namun, teriakan dan tangisannya, tak juga digubris oleh orang yang berada di dalam mobil.
Pria bertubuh besar yang menerima alat suntik tadi, mengikatkan seutas tali pada lengan Lisa, dan kemudian menusukkan alat suntik itu di sana.
Setelah semua cairan habis dan masuk ke dalam tubuh sang gadis, tali pengikat tadi pun dilepas.
Lambat laun, gadis itu mulai lemas.
"Biar aku yang mengurusnya dari sini. Kalian bisa pergi sekarang," perintah si wanita seksi.
"Baik, Bos!" sahut kedua pria bertubuh besar itu.
Wanita tersebut memandang gadis yang kini sudah tak berdaya itu dari balik kaca spion depan.
Nampak dia menyunggingkan senyum dari sebelah sudut bibirnya.
"Malam ini, kita akan buktikan bahwa darah memang lebih kental dari pada air, buah jatuh tak jauh dari pohonnya! Hahaha ... Peribahasa yang bagus!" serunya.
Kemudian, dia memberi kode dengan dua jarinya kepada sang sopir, untuk melajukan mobil van tersebut.
...🍂🍂🍂🍂🍂...
Beberapa waktu kemudian, di sebuah ruangan yang nampak seperti sebuah kamar, dengan pencahayaan lampu yang temaram.
Lisa sudah tergeletak di atas kasur dengan sprei putih diatasnya.
Gadis itu menggeliat-geliat, efek dari suntikan yang dia dapat sebelumnya.
"Ehm ... to... long... To... long!" rintihnya lemas.
Tak berselang lama, datanglah seorang pria dengan setelan jas yang rapi, namun dengan dasi yang sudah dilepas, berjalan mendekati gadis itu.
Sang gadis mengira, bahwa pria itu datang untuk menolongnya, hingga dia pun dengan sekuat tenaga mencoba merangkak dan mendekati pria asing tersebut.
"To... long...," ucap Lisa sambil menarik tangan pria tadi.
"Heh... Mereka masih saja memakai cara ini. Apa tidak bisa mereka biarkan permainan sedikit lebih seru?" gumam pria itu.
Dia mendekati gadis tersebut, dan mencengkeram kedua pipinya.
"Kamu mau aku tolong?" tanyanya.
Si gadis pun mengangguk dengan penuh pengharapan.
"Baik lah!" seru pria itu dengan senyuman liciknya.
Dibukanya satu persatu kancing baju seragam yang masih melekat di tubuh Lisa, dan membuat si gadis terkejut dengan apa yang dilakukan pria itu.
Lisa dengan sisa tenaganya memegangi pakaiannya yang masih tersisa dengan sekuat tenaga.
"TIDAK! JANGAN! TOLONG AKU! TOLONG!" teriak gadis itu.
...🍂🍂🍂🍂🍂...
Di tempat lain, di waktu yang lain, tepatnya di sebuah ruangan yang hampir sama, dengan cahaya yang sama temaramnya, seorang wanita cantik tengah tertidur, namun nampaknya dia sedang bermimpi buruk.
"TIDAK! JANGAN! TOLONG AKU! TOLONG! TOLOOOOONG!" teriaknya hingga dia pun terbangun dari tidur.
Wanita itu nampak terengah-engah akibat mimpi buruk yang dialaminya.
Dia pun bangkit dan duduk di atas kasur. Diusapnya wajah cantik itu dengan kasar.
"Mimpi itu lagi," gumamnya lirih.
Rupanya, kilasan adegan dari awal adalah mimpi buruk dari wanita cantik itu.
Suara berisiknya, membuat seseorang yang sejak tadi ada di sampingnya menggeliat, namun tak sampai membangunkannya.
Wanita itu melihat sekilas ke sampingnya, dan kemudian dia kembali mengusap wajahnya dengan kasar.
Disibaknya selimut yang menutupi tubuh, dan wanita itu pun beranjak dari tempat tidur.
Nampak si wanita mengenakan gaun tidur dari bahan silk berwarna rose gold yang nampak begitu mengkilap.
Mencetak setiap lekukan di tubuh indah wanita tersebut, hingga kedua pu*ting susunya pun ikut terlihat menonjol ke luar.
Dia berjalan ke arah meja yang terletak di salah satu sudut ruangan kamar.
Sang wanita cantik mengambil sebuah tas yang tergeletak diatas meja. Dia nampak mencari sesuatu di dalamnya.
Rupanya, dia mencari sebungkus rokok dan sebuah pemantik.
Diambilnya sebatang rokok dari bungkusnya, kemudian dia apit menggunakan jari telunjuk dan jari tengah dari tangan kiri.
Sedangkan tangan satunya, menyalakan pemantik itu dan mulai menyalakan rokok tersebut.
Dihisapnya benda dengan kandungan nikotin dan tar itu, kemudian menghembuskan asap beracunnya ke udara.
Dia nampak berjalan ke arah jendela kaca yang sangat besar, yang menampakkan pemandangan malam di kota itu.
Terlihat lampu-lampu dari gedung-gedung tinggi dan jalan raya yang ada di bawahnya, menghiasi pemandangan malam.
"Haahh... Bahkan bulan dan bintang pun tak mau muncul di depan ku," gumam wanita itu dengan senyum kecutnya.
Wanita cantik nan seksi tersebut pun terus memandang jauh keluar jendela, akan tetapi bukan pemandangan kota yang ia lihat, melainkan menerawang jauh ke depan sana, mengantarkannya menuju kenangannya di masa lalu.
.
.
.
.
Mohon tinggalkan jejak berupa like 👍, komen 📝, atau beri dukungan lainnya
terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments