Bab 4

Keesokan harinya,

Mona dan Joshua bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Namun sebelum itu, mereka memutuskan untuk sarapan di restoran hotel.

Nampak Mona yang mengenakan kaus putih polos berkerah longgar, yang mengekspos bahu putih mulusnya, dan dipadu dengan hot pants biru dengan aksen robek-robek. Rambut coklat kemerahannya ia ikat asal ke samping, dan menyisakan anak rambut yang menjuntai bebas di sisi wajahnya.

Sedangkan Joshua, seperti biasa, dia memilih kemeja bercorak pantai untuk aktifitas santainya, dan celana pendek selutut yang senada.

Mereka nampak duduk di salah satu meja restoran itu sambil berbincang ringan dan menunggu pesanan mereka datang.

Tak berselang lama, sarapan yang mereka tunggu pun datang, dan mereka segera menyantapnya bersama.

Dari kejauhan, nampak seorang pria berusia sekitar tiga puluh tahunan, berjalan memasuki area restoran, dengan diikuti seorang anak buah.

Penampilan mereka terlihat santai, karena memang keduanya akan sarapan dan kemudian pergi berkeliling untuk melihat-lihat.

Pria itu menangkap kehadiran seseorang yang dia kenal, dan ia pun menghampirinya.

“Halo, Tuan Chou,” sapa pria itu.

“Oh... Hai Peterson. Apa kabar,” sahut Joshua, seraya bangkit dari duduknya dan menyalami pria itu yang tak lain adalah Arthur Peterson.

"Kabar Baik," ucap Arthur.

Mereka adalah rekan bisnis, di mana Joshua bekerja sama dengan Arthur untuk memasarkan produk-produk fashion rancangan perusahaannya.

kedua pria itu adalah rekan bisnis yang cukup akrab, walau pun usia mereka terpaut cukup jauh.

“Tidak disangka, kita bisa bertemu di sini ya,” ucap Arthur kepada Joshua.

“Ya, benar-benar kebetulan yang baik. Kami sedang akan sarapan, apa Anda mau bergabung bersama kami?” ajak Joshua kepada Tuan Lingga.

Arthur melirik ke arah Mona, yang tampak acuh dengan kehadirannya, dan tetap menikmati makanan dengan santai.

Joshua pun melihat jika Arthur sedang memperhatikan Mona, yang tampak tak peduli dengan kehadiran pria muda nan tampan itu.

“Oh... Perkenalkan, ini Monalisa. Partner kerja saya,” ucap Joshua kepada Arthur. “Mona, tolong sapa Tuan Peterson,” pinta Joshua kepada Mona.

Mona pun meletakkan sendok dan garpunya di atas piring, dan kemudian bangkit dari duduknya. Ia menatap lurus ke dalam manik mata Arthur sambil mengulurkan tangan.

“Mona,” ucap Mona datar.

Sejenak, Arthur nampak memperhatikan penampilan Mona dari atas hingga bawah, dan kemudian dia pun menyambut uluran tangan wanita itu.

“Peter,” sahutnya.

Tanpa berbasa basi lagi, Mona kembali duduk di kursi dan menikmati sarapannya.

Joshua yang melihat kelakuan wanita itu pun merasa tidak enak dengan rekan bisnisnya.

“Ehm ... Hehehe... Maafkan dia, Tuan! Dia memang seperti itu dengan orang yang baru dikenalnya,” ucap Joshua dengan tawa kakunya.

“Tidak apa-apa. Saya suka dengan wanita yang seperti itu. Seperti sebuah tantangan untuk saya. Hahahaha..." ujar Arthur.

Nampak sekilas, Mona melayangkan pandangan tak sukanya ke arah pria yang tengah tertawa itu dengan begitu jelas, dan kemudian kembali menatap isi piringnya.

“Jadi, maukah Anda bergabung dengan kami?” tanya Joshua memastikan.

“Terimakasih atas ajakannya, tapi saya ingin lebih menikmati waktu santai saya secara pribadi. Permisi," pamit Arthur kepada Joshua dan juga Mona.

Setelah pria itu berlalu, Joshua kembali duduk di kursinya dan memandang ke arah Mona.

Dilihatnya wanita itu yang tetap tak bersuara dan fokus makan.

“Dia itu rekan bisnis ku. Salah satu orang terkaya di benua ini,” ucap Joshua.

“Dan kau salah satu orang terkaya di dunia. Ku rasa, dia dan priaku, lebih hebat priaku ini,” sahut Mona memotong perkataan Joshua.

“Tapi dia lebih muda dan tampan dari ku. Kau bisa mendekatinya jika kau mau, Mona,” ucap Joshua.

“Tapi aku tak suka pria seperti dia,” jawab Mona.

“Kenapa? Bukankah dia bisa menjadi pendukungmu selanjutnya setelah aku,” ujar Joshua.

“Dia itu seorang player, Josh. Player. Dan kau tahu aku tak suka itu,” jawab Mona sedikit kesal.

“Bagaimana kamu tau? Bukankah ini pertemuan pertama kalian? Atau mungkin, kalian punya riwayat pertemuan yang buruk sebelumnya?” cecar Joshua sambil menyantap makanannya.

“Aku bisa lihat itu dalam sekali lihat. Mereka punya kesamaan dimana-mana," jawab Mona.

“Tapi, bukannya aku pun sama dengannya? Seorang player,” ucap Joshua.

“Percayalah, kau berbeda, Josh. Mereka lebih menganggap kami hanya sebagai wanita sekali pakai. Sedangkan kau, kau mau mengurusku hingga sekarang. Kalau pun aku harus kehilangan dirimu, aku lebih baik alih profesi saja, Josh,” sahut Mona sambil menatap ke arah pria di depannya.

Joshua pun tersenyum mendengar ucapan dari wanita di hadapannya.

“Sebegitu cintanya kah kau pada ku, hem?” tanya Joshua menggoda Mona.

“Ini bukan soal cinta, Josh. Ini lebih kepada hutang budi. Kau sudah begitu baik pada ku, dan aku yakin kau pun akan terus membantuku. Sedangkan aku, aku hanya bisa membalasmu dengan cara seperti ini,” jelas Mona sambil mengedikkan bahunya.

“Hahahaha...,” Joshua tiba-tiba tertawa setelah mendengar penjelasan dari Mona.

“Kenapa kau tertawa? Apa ada yang lucu?” tanya Mona sedikit bingung dengan tingkah pria paruh baya itu.

“Hahahaha... Mona... Mona... Kau selalu kaku seperti biasanya. Santailah sedikit. Aku hanya bercanda tadi, tapi tanggapanmu sungguh-sungguh serius,” tutur Joshua.

“Rupanya, kau memang sama menyebalkannya dengan pria tadi,” gerutu Mona.

“Hahaha... Sudah-sudah. Sebaiknya kita segera selesaikan ini, dan bergegas ke rumah sakit. Dokter Kim sudah menunggu kita di sana,” ucap Joshua mengingatkan.

“Kau yang membuat acara makan ini begitu lama,” sahut Mona dengan gerutuan.

Keduanya pun kembali melanjutkan sarapannya dengan tenang.

Dari kejauhan, seorang pria nampak memperhatikan kedua orang itu, terutama Mona.

“Aku seperti tak asing dengan wanita itu,” ucap Arthur, yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Mona.

“Apa Anda mengenalnya, Tuan?” tanya William, sang asisten.

“Dia memang nampak seperti wanita kebanyakan yang aku temui setiap malam. Tapi entah kenapa, aku merasakan dia berbeda,” tutur Arthur.

Hah... Bukankah itu cuma perasaan mu yang merasa ditolak saja, Tuan, batin William sambil memutar bola matanya.

“Kau tau, Will. Aku rasa, dia bukan partner kerja biasa Tuan Chou,” ujar Arthur.

“Entahlah, Tuan! Saya tidak punya pengalaman dengan wanita,” sahut William.

“Makanya, kau sekali-kali harus mencoba punya pacar. Jangan terlalu lama melajang," seru Arthur.

Sialan! Dia malah mengolok-olok ku. aku terus menerus melajang karena harus mengurusi mu, Bos. Dasar maniak, batin William.

“Saya sibuk dengan pekerjaan saya, Tuan!” sahut William.

“Benarkah? Apa tahun ini kamu belum ambil cuti?” tanya Arthur kepada William.

Sang asisten nampak antusias mendengar pertanyaan itu, dan berharap bahwa bosnya akan berbaik hati memberikannya cuti, atau bahkan menyuruhnya liburan. Namun, belum sempat ia jawab, bosnya sudah terlebih dulu melanjutkan perkataannya.

“Kalau dipikir-pikir, bukankah ini sudah termasuk cuti? Bukankah kita sedang jalan-jalan ke luar negeri sekarang!? Bisa saja kan kamu menemani ku sambil cuci mata, atau bahkan cari perempuan. Benarkan, Will,” ucap Arthur tanpa merasa bersalah.

“Hehehe... Iya, Tuan!” sahut William dengan tawa kecutnya.

Dasar bos tak berperasaan. Kalau saja kau tak memberiku gaji yang besar, aku pasti sudah lama mengajukan pengunduran diri, maki William dalam hati.

...🍂🍂🍂🍂🍂...

Beberapa jam kemudian, di sebuah rumah sakit besar di Kota S Negara K,

“Halo, Mr. Chou! Apa kabar?” sapa seorang dokter bedah plastik di rumah sakit besar itu.

“Halo, Dokter Kim. Seperti yang bisa Anda lihat,” sahut Joshua.

“Ya, Anda nampak begitu segar bugar seperti biasa,” jawab Dokter Kim.

Kini pandangannya beralih kepada sosok wanita cantik di samping Joshua.

“Siapa wanita cantik ini, Sir?” tanya Dokter Kim.

“Oh... maaf, aku lupa memperkenalkan. Dia Mona, calon pasien Anda yang saya bicarakan waktu itu,” jawab Joshua.

“Oh... Hai, Nona. Saya Dokter Kim. Saya yang akan melakukan operasi kepada Anda,” sapa Dokter Kim memperkenalkan diri, sambil mengulurkan tangannya.

“Mona,” sahut Mona dengan tersenyum, sambil menjabat uluran tangan Dokter Kim.

“Baiklah. Silakan Nona Mona ikuti perawat untuk berganti pakaian. Mohon maaf, di rumah sakit ini wajib memakai pakaian khusus pasien yang sangat tidak modis,” tutur Dokter Kim.

“Aku rasa, di negara mu ini, tak ada yang tak modis. Bahkan baju pasien sekalipun,” sahut Mona tersenyum menanggapi lelucon Dokter Kim.

“Hahaha... Kau benar. Di negaraku ini, semuanya itu fashionable," seru Dokter Kim.

Mona pun mengikuti perawat yang saat itu berdiri di samping Dokter Kim. Mereka menuju ke sebuah ruang perawatan, di mana nanti ruangan itu akan menjadi ruang rawat selama Mona menjalani pemulihan pasca operasi.

Setelah selesai berganti pakaian, perawat tadi meninggalkan wanita cantik itu di ruangan tersebut. Tak lama kemudian, Dokter Kim dan Joshua datang namun tak sampai masuk. Dokter itu hanya berdiri di ambang pintu saja.

“Operasi Anda akan berlangsung sekitar dua jam dari sekarang, Nona. Istirahatlah dulu untuk nanti,” pesan Dokter kim.

“Baik, Dok,” sahut Mona yang duduk di bibir ranjang pasiennya.

.

.

.

.

Mohon tinggalkan jejak berupa like 👍, komen 📝, atau beri dukungan lainnya

terimakasih

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23 Visual
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Ban 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23 Visual
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Ban 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!