Bagaimana pun Bryan memikirkannya, tidak ada solusi yang lebih baik dari yang diutarakan oleh Luna. Jika ia menggunakan caranya, kemungkinan besar akhirnya seperti apa yang diperkirakan Luna.
Kedua kakek mereka yang keras kepala pasti tidak akan tinggal diam.
Semakin lama menunda penyatuan kedua keluarga, semakin lama mereka terbelenggu oleh perjodohan tiada akhir. Dan semakin lama menuju kebebasan.
Lagipula tidak sulit melakukan show window, itu hanyalah hubungan pura-pura yang bak sebuah pertunjukan. Itupun hanya dilakukan di depan orang-orang. Jadi saat tak ada orang, mereka bebas menjadi diri mereka sendiri. Tidak ada perasaan dan tidak saling mencampuri urusan masing-masing.
Jika memang ini berhasil, Bryan tidak harus berdebat dengan kakeknya dan ia akan mendapatkan bagian dari warisannya.
Benar-benar win win solution!!!
"Baik! Mari kita lakukan!!" Seru Bryan kemudian.
"Bagus!" Sambut Luna, "Kalau begitu deal!!?"
Luna menjulurkan tangannya, mengajak Bryan berjabat tangan. Tanda bahwa mereka saling sepakat!
"Deal!!!" Bryan meraih tangan Luna dan menjabatnya pelan.
Setelah sepakat melakukan show window, mereka tak lagi menolak saat kakek mereka memberi titah. Entah itu makan malam atau kencan, mereka pergi tanpa melakukan penolakan.
Melihat perkembangan kedua cucunya, kedua kakek tua itu merasa sangat senang. Mereka berpikir, perjodohan kali ini akan berhasil dengan baik.
Namun seperti kata pepatah, 'Manusia boleh berencana, tapi Tuhan lah yang menentukan!'
Rencana yang telah dipikirkan matang-matang oleh kedua orang tua itu, terganggu oleh kehadiran pihak ketiga.
Seorang model cantik bernama Tasya Carolina, wanita yang sempat diharapkan oleh Max menjadi istri Bryan. Wanita itu muncul dan mengganggu kencan keduanya.
"Udah lama banget kita gak ketemu ya mas!" Ujar Tasya sembari mengapit lengan Bryan dengan mesra.
Ia mengabaikan Luna sepenuhnya, seolah-olah Luna transparan.
Luna dan Bryan bertemu dengan Tasya tanpa sengaja di sebuah restaurant.
Setelah menonton film selama beberapa waktu, mereka memutuskan untuk makan malam sebelum pulang.
Awalnya makan malam mereka berjalan menyenangkan, tapi kemudian seorang wanita datang dan mengganggu mereka.
'Apa dia suka mas Bryan?!' batin Luna. Beberapa kali, Luna melihat kilatan kebencian muncul di mata gadis itu untuknya.
Namun Luna tidak ambil pusing, toh itu tak ada hubungannya dengan dirinya.
"Ah, iya!" Sahut Bryan canggung. Ia merasa tak nyaman dengan situasi yang dihadapinya sekarang. Seolah-olah ia tengah dihadapkan dengan istri Dan selingkuhannya secara bersamaan.
"Kamu apa kabar?!" Tanya Bryan basa-basi.
"Aku baik!" Sahut Tasya, "Cuman akhir-akhir ini aku sibuk pemotretan. Makanya gak bisa main ke rumah kamu sering-sering!"
"Ngomong-ngomong, kakek sama yang lainnya apa kabar?!" Sambung Tasya.
"Oh.. mereka baik!" Sahut Bryan seadanya. Ia melirik Luna beberapa kali, takut Luna salah paham padanya.
"Tasya, kenalin dia Luna!"
"Oh!?" Tasya pura-pura terkejut, seakan-akan baru sadar Luna ada disana, "UPS, sorry. Tadi aku gak merhatiin kalau kamu ada disana!"
"Salam kenal, aku Tasya!"
"Saya Luna!" Balas Luna sembari menyunggingkan senyum.
"Ngomong-ngomong dia siapa mas?!" Celetuk Tasya kemudian. Matanya menelisik Luna dari atas ke bawah."Aku gak pernah tahu kamu punya sepupu kayak gini!"
"Dia .." Bryan hendak menjawab. Namun ia bingung mau mengatakan apa. Sehingga Bryan tercekat.
"Kakak saya temannya mas Bryan!" Sahut Luna cepat.
"Oh, adik temennya mas Bryan toh!" Cibir Tasya, "Kirain siapa!"
Tasya akhirnya merasa lega. Ia begitu kaget saat melihat Bryan makan malam dengan perempuan. Berbulan-bulan ia berusaha mendekati Bryan dan keluarganya, ia tak mau didahului oleh perempuan lain.
Jika saja ia tak memiliki banyak jadwal seperti ini, pasti sudah dipepetnya Bryan dan keluarganya setiap hari.
"Maaf ya aku gak sopan, soalnya kaget juga aku gak pernah liat kamu. Padahal aku kan deket banget sama mas Bryan. Semua keluarganya aku tahu! Makanya aku tanya-tanya! Kamu gak tersinggung kan?!" Ujar Tasya sembari memasang wajah penuh penyesalan.
"Gak kok, aku orangnya santai!" Sahut Luna seadanya.
"Aku sama keluarganya mas Bryan itu udah kek keluarga sendiri. Aku sering banget main kesana!" Koar Tasya, "Bahkan kita sering liburan bareng!"
"Terakhir kita kemana ya mas?!" Ujar Tasya sembari menoleh ke arah Bryan, "Yang kita tidur bareng itu!?"
Bruusshhhh!!!!
Air putih yang seharusnya masuk ke dalam tenggorokannya terpaksa tersembur keluar, gegara kata-kata ambigu yang diucapkan oleh Tasya.
"I-itu.. itu- itu!!" Gagap ia hendak menjelaskan pada Luna.
Namun secara kebetulan, Luna dihubungi oleh seseorang sehingga Bryan tak dapat menjelaskannya. Ia pamit keluar untuk menerima telepon.
"Kamu apaan sih?! Kok ngomongnya begitu?!" Keluh Bryan kemudian. Bryan merasa dizalimi.
Siapapun yang mendengar kata 'tidur bareng' yang dilakukan seorang pria dan wanita, pasti akan berpikir itu semacam perbuatan yang dilakukan oleh sepasang suami istri.
Namun Bryan tidak melakukannya!! Ia tak melakukan hal itu dengan Tasya.
"Tapi benar kan kita tidur bareng waktu itu?!" Polos Tasya bertanya.
Bryan mendengus kesal. Memang benar mereka tidur bareng dalam satu kamar yang sama. Namun mereka tak melakukan apa-apa. Hanya tidur di tempat yang sama. Benar-benar tidur secara harfiah.
Saat itu Tasya ikut berlibur ke Bali bersama dengan keluarga Bradley. Namun ada kesalahan dalam proses pemesanan hotel, sehingga mereka tidak mendapat cukup kamar.
Karena saat itu musim liburan, sulit mendapatkan kamar lainnya. Jadi dengan terpaksa mereka tidur berdesakan dalam satu kamar.
Bukan hanya Bryan dan Tasya, ada empat orang lainnya yang juga tidur di kamar yang sama dengan mereka.
"I-iya memang sih bisa dibilang kita tidur bareng. Tapi kan orang mikirnya beda!" Ujar Bryan dongkol, "Bagaimana kalau dia salah paham?!"
"Emang kenapa kalau dia salah paham?!" Alih-alih menjawab, Tasya balik bertanya.
Mendengar reaksi Tasya, Bryan tak bisa berkata-kata. Ia benar-benar dibuat jengkel.
Sejak beberapa bulan lalu, Tasya gencar sekali mendekati keluarganya. Dan secara terang-terangan menunjukkan ketertarikan padanya. Namun Bryan tak memiliki ketertarikan pada gadis itu sedikit pun. Sehingga Bryan pura-pura tak mengetahui isi hati Tasya, dan hanya diam menerima perlakuan agresif dari Tasya.
Tapi kali ini gadis itu sudah sangat keterlaluan. Tasya mengatakan sesuatu yang ambigu, yang mungkin akan membuat Luna salah paham.
Padahal Luna dan dirinya baru saja mencapai kesepakatan. Bryan takut Luna akan melihatnya sebagai pria yang buruk dan mengurungkan niat untuk melakukan show window.
'Aku harus menjelaskannya!!' tekad Bryan.
Ia hendak menjelaskan semuanya pada Luna segera setelah Luna kembali ke meja makan. Namun Luna tak kunjung kembali. Luna hanya mengirim pesan bahwa ia telah pulang.
Bryan yang menerima pesan dari Luna merasa lemas. Ia seolah dihantam oleh palu gada saat membaca pesan dari gadi itu.
'Dia pasti salah paham!!' batin Bryan resah.
Sementara itu, Luna yang tak mengetahui isi hati Bryan, pulang dengan perasaan gembira. Ia bertemu dengan kakaknya di dekat restauran saat menerima panggilan dari teman-temannya di Paris.
Sembari menyerahkan 'seblak hot jeletot' kesukaan Luna, Adrian mengajak Luna untuk pulang.
"Pulang yuk!" Ajak Adrian saat kebetulan melihat adiknya.
"Gak mau ah! Aku kan lagi makan enak!" Tolak Luna sembari memeletkan lidahnya. Ia senang mengusili kakaknya.
Namun Adrian menyodorkan bungkusan yang langsung dikenali oleh Luna sebagai favoritnya.
"Kak, jangan bilang ...?!" Luna kaget. Matanya berbinar-binar bak bocah TK yang dikasih gulali.
Luna langsung menyadari aroma pedas, seblak jawara yang sudah lama ia rindukan.
Setelah tinggal di Paris, ia jarang sekali mencicipi seblak kesukaannya itu. Apalagi warung penjualnya sering berpindah-pindah. Sehingga ia tetap tak dapat memakannya meski sudah pulang ke Indonesia.
"Hmn!" Adrian mengangguk sembari mengulum senyum. Gemas melihat tingkah adiknya yang seperti bocah.
Dengan seblak di tangannya, Luna langsung mengekori kakaknya dengan patuh untuk pulang. Ia tidak mengetahui bahwa di balik kepulangannya itu, ada Bryan yang kebingungan memikirkan kesalah pahaman yang sebenarnya tidak pernah ada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments