"Tidak kek, aku tidak ingin menikah!!" Luna menolaknya mentah-mentah saat kakeknya, mengungkap ingin menjodohkan Luna dengan adik Elvina, Bryan Ethan Bradley.
"Bryan adalah pria yang baik, dia juga tampan dan cerdas!" Bujuk kakeknya.
"Bukan itu masalahnya!" Balas Luna, "Aku tidak ingin menikah karena ingin mengejar mimpiku kek!!"
"Bukankah kakek yang bilang, aku bebas mengejar mimpiku!? Kenapa tiba-tiba kakek ingin aku menikah?!" Tanya Luna.
Ia datang hanya untuk menyaksikan pernikahan kakaknya, tidak sedetik pun pernah terlintas di benaknya untuk melakukan hal yang sama.
Segera setelah acara pernikahan usai, Luna berencana kembali ke Paris. Ada Paris Fashion Week yang tengah menantinya disana.
"Tinggal selangkah lagi aku akan mencapai mimpiku, kek! Tinggal selangkah lagi!" Lirih Luna, "Aku tidak ingin menikah!"
"Lagipula kami tidak saling mengenal!! Bagaimana bisa kami menikah?!" Tangis Luna pecah.
Meskipun keluarga mereka telah memiliki hubungan sejak lama dengan keluarga Bradley. Luna secara pribadi tidak begitu mengenal keluarga Bradley. Hanya bertemu beberapa kali saat makan malam bersama.
Itu karena Luna tidak memiliki banyak waktu bersama keluarganya. Luna pernah tinggal di Paris selama beberapa tahun dengan ibunya, yang pada saat itu sedang merintis karir sebagai fashion designer.
Namun setelah ibunya kembali pulang, Luna yang menyukai Paris tidak ingin kembali. Alhasil Luna tinggal di Paris bersama dengan bibinya (dari pihak ibu) yang juga kebetulan menetap di Paris.
Saat bibinya meninggal, tepat saat Luna berusia tujuh belas tahun. Luna kembali pulang ke Indonesia dan sempat mengenyam pendidikan sejenak di sebuah Sekolah Menengah Atas Swasta.
Luna kembali lagi ke Paris saat ia akan berkuliah dan terus menetap disana hingga sekarang. Sehingga ia tidak mengenal dengan baik keluarga Bradley, apalagi pria yang bernama Bryan yang disebutkan oleh kakeknya.
"Benar, pa! Aku juga tidak setuju jika papa menjodohkan Luna dengan keluarga mereka!!" Felicia angkat bicara, "Sudah cukup apa yang terjadi pada Adrian, jangan seret Luna juga!!"
"Pa, kasihan Luna. Dia masih sangat muda!" Darian Bagaskara, ayah Luna pun ikut bicara.
"Ada apa dengan kalian?! Aku tidak memintanya untuk menikah sekarang juga!" Sahut Irwan kemudian, "Aku hanya memintanya untuk melakukan perjodohan dengan Bryan. Aku tidak memintanya menikah sekarang!"
"Tapi pa, coba dipikir kan lagi. Apa tidak lebih baik kita sudahi saja rencana perjodohan ini?!" Darian berkata, "Ini sudah bukan zaman Siti Nurbaya, biarlah mereka memilih masa depan mereka sendiri!"
Mendengar perkataan anaknya, Irwan mendelik. Ia berteriak gusar, "Berani-beraninya kau berkata seperti itu!!!!"
"Kau tahu seberapa besar janji diantara keluarga kita kan?! Ini tidak hanya diantara aku dan Max, ini sudah ada sejak dulu!" Ujar Irwan, "Perjodohan ini harus berlanjut, tidak peduli apapun yang terjadi!!!"
Mendengar ucapan kakeknya, Adrian yang sedari tadi hanya diam akhirnya buka suara.
"Sudah cukup kek!" Ujarnya, "Apa kakek tidak memahaminya?!"
"Bagaimana Aku dan Elvina pada akhirnya?!" Ucap Adrian. "Apa kakek mau Luna dan Bryan juga mengalami hal yang sama?!"
Meski kecewa dan marah akan apa yang telah dilakukan oleh Elvina padanya, Adrian memahami bahwa itu sepenuhnya bukan salah Elvina semata.
Orang-orang yang mendorong mereka untuk bersama juga memiliki andil akan masalah yang terjadi.
Kemungkinan besar, Elvina dipaksa oleh kedua orang tua dan kakek nya untuk menikah. Meski Elvina berhasil menahannya selama dua tahun belakangan, ia pasti 'meledak' di hari pernikahannya.
Yah, meski diakui olehnya bahwa sikap tidak bertanggung jawab Elvina sudah mencoreng nama baik keluarganya. Dan membuatnya malu bukan kepalang.
"Keluarga kita sudah sangat dipermalukan, apakah kakek masih ingin kita dipermalukan lagi?!" Tanya Adrian.
"Mereka juga tidak berniat melakukannya! Itu juga bukan keinginan mereka!" Balas Irwan, "Bukan hanya kita yang dipermalukan disana, mereka juga sama!"
"Iya, karena itulah kek. Jangan sampai kita dipermalukan lagi!!" Adrian berkata, "Jika ini terjadi lagi, mau taruh dimana muka kita?!"
Irwan terdiam. Ia tidak bisa membantah perkataan cucunya yang benar. Kejadian tempo hari memang sudah sangat mempermalukan keluarga mereka.
"Mungkin jika ini terjadi padaku, tidak akan begitu terpengaruh karena aku seorang pria. Tidak sulit mencari wanita yang baik menjadi istriku. Tapi bagaimana dengan Luna?! Jika sampai dia mengalami hal yang sama seperti ku, akan sulit baginya untuk menemukan pria yang mau menerimanya!! Bagaimana masa depannya kelak?"
"Tolonglah pa! Tolong pikirkan ini sekali lagi!" Felicia memohon.
Awalnya dia tidak mempermasalahkan perjodohan untuk anak-anaknya. Itu hal yang bagus juga, karena dengan begitu anak-anaknya akan menikah dengan orang-orang yang jelas bebet bibit bobotnya. Namun sekarang Felicia meragukannya.
Kejadian yang menimpa Adrian telah sangat menyakitinya. Apalagi untuk menjodohkan anaknya lagi dengan keluarga Bradley, melihat wajah-wajah dari keluarga itu saja ia merasa enggan.
"Pa, tolong pikirkan sekali lagi!" Pinta Felicia.
"Tolonglah pa!!" Pinta Darian juga.
Mendengar penolakan dan permohonan dari anak dan menantunya, Irwan merasa kesal.
Ia tahu keluarganya mungkin akan marah dengan kejadian tempo hari, namun ia tidak menyangka mereka akan menolak pemikirannya sekeras ini.
Penolakan itu tidak hanya terjadi pada keluarga Irwan, hal serupa juga terjadi pada keluarga Max.
Cucunya, Bryan juga mengungkapkan penolakan yang sama.
"Tidak, kek!!" Sergah Bryan, "Bagaimana bisa aku menikahi gadis yang tidak aku kenal?!"
"Dia bukan gadis yang tidak kau kenal, dia adik Adrian!!" Ujar Max.
"Iya, dia memang adik Adrian. Tapi kami tidak pernah saling bicara!" Sahut Bryan.
Memang benar, Bryan dekat dengan Adrian karena pria itu adalah pacar kakaknya. Tapi itu tidak ada hubungannya dengan Luna. Ia sungguh-sungguh tidak mengenal Luna.
"Bagaimana mungkin dia dan aku akan menikah?!" Bryan frustasi. "Lagipula aku tidak yakin keluarga mereka akan menyetujui hal ini. Setelah apa yang terjadi tempo hari"
Bryan tahu pasti, semarah apa keluarga Adrian terhadap keluarganya. Secara, kakaknya telah mempermalukan mereka dengan tindakan tidak bertanggung jawabnya. Tidak mungkin mereka akan dengan sukarela membuat ikatan yang sama lagi kali ini.
"Perjodohan ini tak akan berakhir hanya karena hal semacam itu, Bryan!" Terang kakeknya, "Kau tidak perlu memikirkan hal itu, lakukan saja apa yang aku suruh!"
"Tapi kek..." Bryan hendak menyanggah. Namun ayahnya meremas tangannya dengan kuat, menghalangi Bryan melanjutkan kata-katanya.
Ethan sudah merasa sangat bersalah dengan sikap putrinya yang kabur dari pernikahannya itu. Ia tahu benar arti dari perjodohan ini untuk ayahnya.
Ethan benar-benar tidak tahu putrinya akan senekat itu.
Ia tidak ingin membuat ayahnya marah lagi dan membuatnya jatuh tersungkur seperti sebelumnya.
"Jika kau tidak melakukannya, semua warisan yang seharusnya menjadi milikmu akan ku berikan pada Arion!!" Ancam Max kemudian.
Saat Max mengancam cucunya dengan harta warisan, Irwan mengancam keluarganya dengan kesehatannya.
Setelah keinginannya ditolak. Irwan mogok makan kemudian jatuh sakit. Ia bahkan menolak melakukan perawatan sampai keinginannya dipenuhi.
Hal itu membuat seluruh keluarga kelimpungan.
Dengan berbagai pertimbangan, Luna pun akhirnya memutuskan untuk menuruti keinginan kakeknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments