Amavista melihat kalender di layar hpnya. ''Wah hari ini tanggal 1 Mei, jadi tambah semangat aku ngajar, hehehe.'' Ucap Amavista dalam hati.
Hp Amavista dimasukan kembali ke dalam tas. Melihat ke arah jam dinding jarum pendek menunjukkan pukul 7 pagi, Ia mempercepat gerakannya.
Amavista menggendong tas putih, mengambil helm dan kaos kaki di rak dalam kamar. ''Bu, aku pamit mau berangkat ngajar,'' Kata Amavista.
''Iya, Nak. Hati-hati di jalan,'' Ucap Ibu.
Amavista menunggu Gojek sebagai transportasi untuk berangkat ke sekolah. Ia sudah memesan melalui aplikasi sedari tadi di kamar, memilih untuk menggunakan jasa Gojek karena ban motor Beatnya bocor.
Akhirnya menunggu 10 menit pengendara motor Vario hitam datang. Pengendara itu menggunakan helm dan jaket berwarna hijau yang merupakan khas dari simbol brand Gojek, Amavista langsung menaikinya.
***
''Nanti pukul 2 siang, guru-guru kumpul di kantor yaa!'' Perintah kepala sekolah.
Guru-guru serentak menjawab bersamaan ''Siap bu.''
Selesai kegiatan belajar mengajar pukul satu siang hari para wali kelas menunggu anak-anak yang belum dijemput oleh orang tuanya.
Satu persatu guru wali kelas yang muridnya sudah dijemput oleh orang tuanya masuk ke dalam kantor.
Tepat pukul 2 lebih 10 menit, guru-guru berkumpul dengan lengkap. Sebelum pembagian gaji, ibu kepala sekolah mengevaluasi kinerja guru-guru.
''Baik, semoga evaluasi ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua dalam mengajar dan mendidik anak-anak di sekolah,'' Kalimat penutup dari kepala sekolah.
''Baik, yang namanya saya panggil tolong menghadap ke saya!'' Pinta kepala sekolah.
Semua guru duduk di tempat duduknya masing-masing, suasana hening membuat siapa pun yang ada di kantor itu merasakan nyaman.
''Amavista,'' Panggil kepala sekolah.
Panggilan pertama jatuh pada nama Amavista, kursi tempat duduk di mundurkan ke belakang, kemudian Ia beranjak dari kursinya segera menghampiri suara yang memanggil namanya.
''Ini untuk Bu Amavista,'' Kepala sekolah memberikan amplop putih.
''Terima kasih banyak, Bu.'' Ucap Amavista sambil menerima amplop.
''Dan ini untuk di tanda tangani.'' Kepala sekolah menunjuk nama Amavista di kertas lembar.
''Baik, Bu.'' Amavista menggoreskan tinta tepat di samping namanya.
Seusai pengambilan gaji, guru-guru pergi meninggalkan sekolah. Amavista langsung menaiki Gojek yang sudah tiba di sekolah.
Panas terik matahari yang terasa menyengat raga begitu dahsyatnya tanpa ampun langsung ke kulit Amavista selama perjalanan menuju ke rumah.
***
Saat ini Amavista sudah mengajar selama 1 tahun, Saat inilah Amavista menginginkan uang di dalam celengan segera di buka. Amavista mengambil sendok, mencongkel celengan bagian bawah.
Prak...
Penutup bawah celengan itu terbuka, tangan kanan masuk ke dalam celengan itu. Beberapa lembaran uang diambilnya kemudian dikumpulkan ke lantai bawah hingga tidak ada tersisa satu pun lembaran tersisa di celengan itu.
Saatnya Amavista menghitung uang di dalam celengan serta menggabungkan uang gajian bulan itu. ''Terimakasih, Tuhan atas rezeki yang kau berikan kepada,'' Ungkap Amavista seusai menghitungnya.
Ingin membeli rumahnya dengan cash, namun penghasilan tidak sesuai harapan. Sudah satu tahun Amavista menabung dari penghasilan pekerjaannya, uang yang terkumpul baru 50 juta.
***
Setiap pukul 3 sore, jadwal pulang dari tempat Amavista mengajar. Tiba di rumah, langsung mencuci tangan dan kaki dan mengganti pakaian di dalam Kamar Mandi.
Amavista menuju kamar favoritnya di lantai bawah, Di dalam kamar Amavista merenung untuk memulai berbisnis.
Akhirnya Amavista menemukan ide, Ia teringat bisnis Sang Ibu. ''Ahaa, bisnis jual pakaian, yang di jahit dan di desain oleh aku sendiri,'' Ungkap Amavista dalam hati.
Sang Ibu telah lama membuka jasa jahit sejak Amavista masih kecil, berbagai jenis mesin jahit ada di rumah.
Akan tetapi Amavista tidak bisa menggunakan mesin jahit itu, ''Bu, aku mau pinjem mesin jahitnya boleh? Aku mau belajar menjahit dengan mesin jahit milik Ibu.'' Kata Amavista meminta untuk dipinjamkan mesin jahit.
''Iyaa Nak, Silahkan.'' Sang Ibu membolehkannya.
Setelah meminta izin kepada Sang Ibu, Amavista memulai untuk berlatih. Mula-mula Kanziya belajar menjahit dengan menggunakan kain perca.
Setiap hari Senin sampai hari Rabu setelah pulang dari mengajar Amavista selalu pergi ke ruang mesin jahit untuk belajar menjahit.
***
''Ibuu, kain perca sudah habis.'' Tutur Amavista sambil mengorek kain perca di tempat biasanya.
''Kalau habis, ada kain perca di lantai atas.'' Ungkap Ibu.
''Baiklah aku segera ke lantai atas,'' Jelas Amavista.
Segera ke lantai atas, beberapa tangga Amavista langkahi. Tiba di tempat tujuan, Amavista menemukan kain perca di dalam wadah ranjang berbentuk kotak berwarna putih. Kemudian, Amavista bawa ranjang itu ke ruangan mesin jahit yang berada di lantai bawah.
''Ibu ini, aku menemukannya.'' Ungkap Amavista.
Sang Ibu menoleh apa yang dibawa oleh Amavista, ''Betul, Nak itu kain yang aku maksud. Kamu boleh menggunakan kain itu untuk berlatih. Tutur Sang Ibu.
Amavista belajar menjahit seperti hari-hari biasanya, namun bedanya hari ini Sang Ibu menginginkan anaknya harus sudah bisa menggunakan mesin jahit tanpa bimbingan dari Sang Ibu.
Sang Ibu meninggalkan Amavista sendirian di ruangan mesin jahit, berharap didikan selama ini membuahkan hasil yang baik.
3 jam kemudian,
''Ibuu..'' Panggil Amavista sambil mencari ibunya, Ia menemukan ibunya yang sedang duduk santai di lantai ruang keluarga.
''Lihat! Aku sudah bisa buu,'' Ungkap Amavista dengan senang hati sambil membawa gabungan kain perca yang sudah di jahit.
Sang Ibu memeriksa kain yang dijahit Kanziya. ''Yang ini jahitnya kurang rapih. Tolong diperbaiki lagi, Nak!'' Pinta Sang Ibu dengan menunjukkan beberapa jahitan di kain perca.
''Baik, Bu. Terima kasih atas sarannya.'' Tutur Amavista sambil melihat kain yang dijahitnya kurang rapih.
Amavista kembali lagi ke ruangan mesin jahit untuk memperbaikinya.
***
Hari Kamis, Jumat dan Sabtu jadwal Amavista belajar mendesain baju menggunakan gambar di atas kertas dan di aplikasi edit desain baju di laptop. Untuk praktek latihan mendesain, Amavista lakukan setelah pulang dari mengajar.
Mula-mula belajar mendesain dari contoh desain gambar yang ada di internet. Kemudian, Amavista menirukan gambar tersebut di atas kertas, jika hasilnya kurang memuaskan Ia terus mengulang di hari berikutnya.
''Sulit juga yaa mendesain baju,'' Ungkap Amavista bicara dengan dirinya sendiri.
''Ini sudah hari ke 5, semoga hari ini usaha ku tidak sia-sia,'' Kata-kata Amavista menyemangati dirinya.
Di atas meja sudah ada kertas HVS berukuran A4 sudah siap untuk digunakan, sebuah laptop yang terletak di depan kertas itu juga siap untuk digunakan. Amavista mengambil pensil dari tempat pensil warna biru itu.
Langkah awal, Amavista mencari gambar baju di internet dengan menggunakan laptop, pensil yang sudah di genggam di tangannya memulai untuk menggoreskan ke atas kertas yang sudah sedari tadi disiapkan.
Berjam-jam kemudian, tepat di hari ke 5 Amavista berhasil mendesain baju dengan cantik. ''Yes, aku bisa!'' sontak dirinya. ''Apakah Sang Ibu membolehkan aku untuk membuat baju?'' Gumamnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Liu Zhi
kurang 50 jt lg ya
2023-05-14
1