Raya terdiam saat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Kevin, ia juga merasa ini pertama kali dalam hidupnya harus memiliki masalah apalagi dengan seorang laki-laki yang baru di kenalnya bahkan belum sampai dua puluh empat jam.
"BUBAR"
Perintah Kevin pada semua anggota geng motornya dengan suara bariton yang sangat tegas bahkan terdengar menyeramkan, Raya yang mendengar bahkan sampai terlonjak kaget sembari memegang dadanya.
Brum
Brum
Brum
Satu persatu anggota geng motor yang di pimpin oleh Kevin pun segera pergi dari situ, kini tinggal Kevin dan Raya yang masih saling tatap tatapan seperti sedang mengibarkan bendera peperangan.
"Urusan kita belum selesai, hidupmu akan terus terganggu olehku karena kamu yang memulai permusuhan ini" kata Kevin pada Raya sembari tersenyum smirk lalu melangkah pergi dari hadapan Raya dan mendekati motor CBR 250R miliknya
"Aku gak takut, hanya laki-laki pengecut yang berani dengan perempuan" teriak Raya namun tak di dengar oleh Kevin karena ia sudah melajukan motor CBR 250R miliknya menjauh dari situ
"Huh, dasar manusia nyebelin"
Setelah mengumpat Raya pun kembali melajukan motor matic miliknya dan memilih kembali ke kediaman orang tuanya, hari ini ia terpaksa izin tidak ikut les privat karena mau berangkat ia juga sudah terlambat.
Motor matic milik Raya melaju dengan kecepatan sedang membela jalanan di kota A yang tampak sangat padat, beruntung ia mengunakan motor jadi bisa menyalip kendaraan lain dan tak ikut terjebak di jalanan yang macet.
Berapa puluh menit akhirnya motor matic milik Raya memasuki halaman kediaman orang tuanya dan motor maticnya langsung di masukannya ke garasi mobil, lalu Raya turun dan berjalan masuk ke dalam rumah yang tak terkunci.
"Non Raya, non kenapa?" tanya Bik Mirna yang pertama kali melihat Raya pulang dengan berjalan tertatih-tatih
"Gak apa-apa bik, tadi pagi jatuh dari motor hanya lecet sedikit dan sudah di obati"
Sisil yang baru keluar dari kamar tidur putri bungsunya keheranan melihat putri sulungnya sudah pulang bukankah hari ini harusnya putri sulungnya itu ikut les, namun kini kedua bola mata Sisil menangkap lutut sang putri yang ada tempelan kasa.
"Kamu kenapa?" tanya Sisil menghampiri sang putri sembari menatap ke arah lengan dan lutut yang di tutupi kasa
"Tadi pagi jatuh dari motor, ma. Tapi gak apa-apa kok hanya lecet sedikit, udah di obatin juga"
"Syukurlah kalo hanya lecet, lain kali hati-hati bawa motornya. Sana masuk kamar bersih-bersih, terus makan dan istirahat" kata Sisil mengelus rambut panjang milik sang putri yang di ikat seperti ekor kuda
Raya menganggukkan kepala lalu melangkahkan kaki ke arah kamar tidurnya, tiba di kamar Raya segera mengganti seragam sekolahnya dengan kaos oblong dan celana panjang di bawah lutut berbahan jeans.
Di tempat lain Kevin yang saat ini berada di markas geng motornya bersama anggota geng motornya, menikmati setiap hisapan tembakau yang entah sudah habis berapa batang tembakau saking ia sangat menikmati apalagi saat ini ia tengah berpikir keras.
"Siapa sih perempuan tadi, sepertinya satu sekolah dengan kamu sekarang?" tanya Bara pada Kevin yang penasaran dengan perempuan yang ingin di kerjai oleh Kevin tadi
"Namanya Raya, iya dia bahkan satu kelas dengan aku. Tadi pagi aku gak sengaja menabrak dia dan aku gak minta maaf jadi dia marah bahkan menampar aku di depan umum, aku hanya ingin memberi ia pelajaran kecil agar ia tak mencari masalah dengan aku lagi" jelas Kevin sembari terus menghisap tembakau itu
Bara hanya mengangguk ia tak habis pikir bisa-bisanya Kevin kena tampar seorang perempuan, padahal selama ini perempuan selalu berusaha menaklukan hati Kevin namun Kevin tak pernah mengidahkan dan ini justru kebalikannya.
Kevin selain sosok tampan, ia juga anak orang kaya namun sayangnya ia kekurangan kasih sayang karena dari kecil ia selalu di banding-bandingkan oleh sang papa dengan almarhum kembarannya yang bernama Kenan Ardiansyah.
Karena Kevin yang tak pernah mendapatkan prestasi di sekolah berbeda dengan Kenan yang selalu mendapat prestasi, ia jadi di abaikan oleh sang papa di tambah Kevin yang tak seorang ibu jadi tak pernah merasakan sosok ibu membuat ia menjadi pribadi yang keras.
Sang mama meninggal dunia ketika melahirkan Kevin dan Kenan karena komplikasi akhirnya tak bisa di selamatkan, dan sang papa yang sangat mencintai sang mama sampai detik ini masih menduda bahkan membesarkan Kevin dan Kenan dengan tangan sendiri.
Namun takdir tak berpihak di kehidupan Kevin, saudara kembarnya Kenan meninggal dunia ketika mereka mengadakan acara kompoyan pas lulus sekolah menengah pertama dan Kenan justru mengalami kecelakaan bahkan di depan mata Kevin sendiri.
Membuat Kevin semakin kehilangan orang-orang yang di sayangnya dan kini hanya tinggal sang papa, namun semenjak Kenan meninggal dunia sang papa jadi menghabiskan waktu bekerja setiap hari bahkan kadang tak pulang ke rumah.
Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman bagi siapapun pulang, tapi tidak bagi Kevin rumah itu bagaikan neraka yang terasa panas dan sepi, panas ketika sang papa yang kerjaannya marah-marah terus dengan Kevin yang kini menjadi anak geng motor.
Sepi ketika sang papa tak kembali ke rumah dan hanya ada Kevin bersama beberapa ART yang bekerja di kediaman mereka, bahkan Kevin selalu berpikir andai waktu bisa berputar ingin ia saja yang meninggal kecelakaan waktu itu bukan Kenan agar sang papa tak kesepian.
"Melamunin apa si bos, jangan bilang melamunin perempuan tadi" canda Bima salah satu anggota geng motor rombongan Kevin juga
"Sembarangan, iya gak lah. Aku hanya rindu dengan Kenan" jawab Kevin yang selalu merindukan saudara kembarnya
"Doain aja, pasti dia udah bahagia di alamnya" kata Bima sembari menepuk pundak Kevin perlahan
Bara dan Bima anggota geng motor yang paling dekat dan akrab dengan Kevin, bahkan mereka berteman dari semenjak duduk di bangku SMP makanya Bara dan Bima tau tentang Kenan saudara kembar Kevin yang telah meninggal.
Sebelumnya juga Bara, Bima dan Kevin satu sekolah di SMA xxxxxx tapi karena Kevin sempat membuat masalah dengan anak kepala sekolah akhirnya Kevin terpaksa di keluarkan dari sekolah dan kini pindah ke sekolah Raya.
Hari kini mulai menjelang sore, Kevin pun pamit dengan semua anggota geng motornya hendak pulang, apalagi saat ini ia masih memakai seragam sekolah hanya saja terbalut dengan jaket ciri khas nama geng motor yang di pimpinnya.
Motor CBR 250R milik Kevin melesat bergabung dengan kendaraan lain di jalan raya yang terlihat semakin padat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments