Karena Ketulusan

Karena Ketulusan

Part 1

Seperti biasa Raya pagi-pagi sudah siap dengan seragam sekolah putih abu-abu nya, ia bahkan sudah keluar dari kamar tidurnya sebelum sang mama memanggilnya lalu melangkahkan kaki menuju ruang makan.

Tiba di ruang makan bertepatan sang mama dan sang papa beserta sang adik datang, lalu mereka berempat sama-sama mendaratkan bokong mereka di kursi makan mereka masing-masing.

Bik Mirna yang sudah semakin tua namun masih setia bekerja di kediaman kedua orang tua Raya, dengan cekatan Bik Mirna menata semua masakannya pagi tadi di atas meja makan dengan rapi lalu meletakkan minuman masing-masing untuk majikannya.

"Ma pa, Raya berangkat dulu ya" ucap Raya seraya bangkit dari duduk lalu menghampiri sang papa dan sang mama mencium punggung tangan kedua orang tuanya dengan takzim

"Hati-hati di jalan" ujar Sisil setelah mendaratkan ciuman di pucuk kepala anak sulungnya itu

"Iya"

Raya segera mengendong tas ranselnya di belakang punggungnya lalu melangkahkan kaki keluar rumah, tiba di garasi ia mengeluarkan motor matic miliknya yang baru setengah tahun di belikan sang papa hadiah ulang tahunnya yang ke tujuh belas tahun waktu itu.

Sebelumnya kalau berangkat sekolah Raya di antar sang papa bersama sang adik, namun semenjak Raya sudah memiliki motor sendiri dan telah membuat SIM ia memilih mengendarai motor sendiri yang untungnya Raya sudah pandai mengendarai motor.

Karena setiap kali kakak sepupunya si Azzam menginap di kediaman orang tuanya, Raya pasti minta ajarin cara mengendarai motor dan dengan cekatan Azzam mengajarkan Raya sehingga Raya bisa mahir seperti saat ini.

Raya pun mulai melajukan motor matic miliknya dengan kecepatan sedang meninggalkan kediaman orang tuanya menuju sekolahnya, motor matic milik Raya telah melesat bergabung dengan kendaraan lain di jalan raya.

Jalanan pagi ini di kota A terlihat lenggang karena Raya berangkat sekolah pukul 06.45, Raya yang memang anaknya disiplin tak pernah sekali pun terlambat pergi ke sekolah belum lagi ia yang memiliki prestasi di berbagai bidang baik akademik maupun non akademik.

Tak terasa motor matic yang di kendarai Raya pun sudah tiba di gerbang sekolah, Raya menghentikan sejenak motor matic miliknya karena banyak kendaraan lain yang berlomba-lomba hendak masuk ke halaman sekolah.

Bahkan semua murid yang mengendarai beragam jenis motor seperti tak sabaran untuk masuk ke halaman sekolah padahal waktu masuk masih sangat lama, setelah Raya memastikan keadaan sekitar sudah agak sepi Raya pun kembali melajukan motor matic miliknya dengan perlahan.

Brakkk

"Aw....." pekik Raya ketika motor matic miliknya terdorong sehingga membuatnya jatuh dan tertimpa motor matic miliknya

Para murid yang masih berada di halaman sekolah segera berlari saat mendengar ada tabrakan serta teriakan, beberapa murid laki-laki mulai membantu mengangkat motor matic milik Raya dan sebagian membantu Raya untuk berdiri.

"Kamu itu buta, ya. Udah tau ada motor lain mau masuk, main tabrak-tabrak aja" kata Raya dengan nada suara meninggi memarahi murid yang mengendarai motor CBR 250R itu

Semua murid yang menyaksikan kejadian barusan hanya diam tak berani membela ataupun membantu, apalagi terlihat murid yang mengendarai motor CBR 250R itu sepertinya baru pertama kali mereka lihat karena selama ini tak ada murid disini mengendarai motor CBR 250R yang hanya anak orang berkelas bisa memiliki motor tersebut.

Satpam yang melihat kerumunan itu segera membubarkan para murid hingga tinggal Raya dan murid misterius yang dari tadi diam tak bersuara saat Raya memaki-makinya, bahkan terlihat murid itu cuek saja tanpa membuka helm yang masih membalut kepalanya.

Raya yang kesal memilih pergi juga dari situ apalagi sudah terdengar bunyi bel panjang tanda jam pertama mau di mulai, setelah memarkirkan motor matic miliknya Raya berjalan tertatih-tatih karena lututnya lecet akibat jatuh barusan.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Fatma yang menghampiri Raya yang berjalan tertatih-tatih

"Gak apa-apa, cuma lecet tapi harus tetap di obati. Aku ke UKS dulu ya mau ngobatin lukaku nanti bilangin dengan guru yang masuk ke dalam kelas kita"

"Iya, maaf ya gak bisa nemenin" kata Fatma memasang wajah sedih

"Gak apa-apa" jawab Raya seraya tersenyum lalu kembali melanjutkan langkah kakinya ke arah UKS

Tiba di UKS Raya segera di bantu penjaga UKS itu untuk mengobati luka Raya yang tak terlalu parah, namun jika di biarkan bisa infeksi dan sesekali Raya meringis kesakitan saat kasa yang di beri air NaCL itu menyentuh kulitnya yang lecet itu.

Selesai membersihkan lukanya dan menutup lukanya Raya pun keluar dari UKS hendak ke ruang kelasnya, ia tak mau sampai kelewatan satu mata pelajaran yang baginya sangat penting namun karena buru-buru dan tak melihat di balik belokkan Raya kembali menabrak murid laki-laki.

Bruk

"Aduh, maaf ya. Aku buru-buru mau ke kelas jadi gak lihat" ucap Raya setelah menabrak murid laki-laki yang sangat asing bagi Raya

"Hem, dia lagi. Dua kali bertemu dengan dia, tapi saat ini dia tidak mengenaliku" ucap Murid laki-laki itu dalam hati

Murid laki-laki itu hanya menatap Raya intens lalu detik selanjutnya ia menganggukkan kepala, dan kembali melanjutkan langkah kakinya yang hendak menuju ruang kepala sekolah.

Sebelum murid laki-laki itu menghilang Raya terus berpikir sepertinya baru pertama kali melihat murid itu, namun karena tak mau ambil pusing dan tak mau terlambat masuk kelas jadi segera bergegas menuju ruang kelasnya.

Syukurnya saat masuk ke dalam kelas guru yang mengajar di kelas Raya belum masuk sehingga Raya tak tertinggal pelajaran, lalu Raya duduk di bangku yang ada di samping Fatma.

"Udah di obati?" tanya Fatma setelah Raya duduk

"Iya"

"Denger-denger ada murid baru loh mau masuk kelas kita" kata Fatma yang telah mendengar berita tersebut dari mulut-mulut murid lain

Raya tak terlalu mengindahkan perkataan Fatma karena ia masih merasa kesakitan di lengan dan kakinya yang lecet, tak lama kemudian terdengar suara salam guru masuk ke dalam kelas tersebut sehingga membuat kelas yang tadi awalnya gaduh kini senyap dan sunyi.

"Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru" ucap Pak Rahmat lalu melambaikan tangan ke arah pintu keluar mengisyaratkan untuk murid baru itu masuk

Tap

Tap

Tap

"Ahh, bukankah dia yang ketabrak dengan aku tadi. Jadi dia murid baru" gumam Raya dalam hati saat menoleh ke arah murid baru yang masuk ke dalam kelas

"Silahkan perkenalkan nama kamu" ujar Pak Rahmat pada murid baru itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!