Bab 5. Tempat Huni Baru

Mobil biru pun tiba dan parkir di belakang kendaraan merah Niki. Mila akhirnya sampai dengan selamat. Ia segera turun dari mobil untuk ikut melihat-lihat lokasi huni yang misterius itu, jauh dari pusat kota dan terletak tepat di ujung gang. Cocok untuk anak rantau tanpa rencana seperti sahabatnya.

Ibu Husna sedang mondar mandir di halaman kost mencari tetangga untuk diajak ngobrol. Mila pun menyenggol bahu Niki agar berhenti berpikir dan segera ambil keputusan.

“Cepetan, Nik. Jadinya yang mana?”

Niki masih diam, lama sekali. Sesekali Mila memperhatikan lirikan matanya ke tiga kamar kosong yang pintunya terbuka. Diperhatikannya, pupil hitam itu melebar beberapa mikro setiap menatap pintu tosca.

“Kalau sudah selesai milih panggil ibu lah nak.” Ibu Husna bahkan berteriak karena sudah menjauh menuju kediamannya yang Niki sangka kantor PLN tadi. Kali ini Mila ikut melotot mengetahui bahwa informasi yang Ia dapat benar adanya, Ibu Husna adalah tuan tanah kaya raya.

“Insting aku bilang, kamar itu nyaman banget.” kata Mila menunjuk kamar ujung dengan pintu tosca. Niki sependapat, kamar itu memang yang paling nyaman, dingin dan estetik. Akhirnya, keduanya sepakat menaruh barang di kamar itu.

Mila ikut membantu mendekorasi hunian sementara Niki yang baru. Lampu tumblr menyala hangat sengaja dibuat menjuntai hingga lantai. Tepian ranjang kayu sederhana itu dibuat lebih manis dengan tempelan kain bordir berwarna putih bermotif kristal. Niki segera menyusun bukunya di atas meja belajar sebagai pemanis sudut ruangan dekat jendela.

Setelah kamar itu tertata rapi Mila segera pamit sebelum hari semakin gelap. Niki pun mengantarnya sampai ke depan gang dan melambaikan tangan sampai mobilnya tak terlihat lagi di tikungan jalan. Kemudian Ia menghampiri rumah Ibu Husna untuk melanjutkan proses pembayaran kamar kost selama satu bulan.

Mengingat Niki yang kehujanan selama itu dalam perjalanan menuju kost, Ibu Husna mengerti bahwa kota ini masih sangat asing bagi Niki. Padahal, jalanannya tidak banyak bercabang. Cukup mudah untuk menemukan jalan tikus ke setiap kantor pelayanan jasa, salah satunya kantor pelatihan kerja yang kelak sering dikunjungi Niki selama satu bulan.

Akhirnya Ibu Husna mengajaknya jalan-jalan naik mobil merah pribadinya sambil menemani Niki membeli galon mini untuk keperluan minum selama satu bulan. Setelah mengantar galon ke pengisian air isi ulang, Ibu Husna membawa mobil merah itu menuju jalan besar yang ujungnya adalah bundaran simpang empat, kemudian berbelok ke kanan.

Beliau menunjukkan jalan tercepat ke arah kantor pelatihan agar besok Niki tidak terlambat. Jalanannya sangat sejuk dan rindang dihiasi pohon besar di kanan kiri yang rantingnya saling bertemu membentuk terowongan. Setelah lima belas meter keluar dari terowongan itu, Niki menemukan gapura pelatihan yang tidak asing, Ia bisa melihat gedung putih dua lantai tempatnya wawancara dari ujung jalan utama.

“Tata kotanya cantik ya bu.” Niki terkesima oleh terowongan pohon yang tadi Ia lewati. Hari ini Ibu Husna benar-benar sukses memberi kesan tak terlupakan untuk turis pribumi satu ini.

“Kalau ternyata rejekinya Niki disini, nanti Ibu ajak ke tempat-tempat favorit Ibu, deh.” Niki semakin tidak sabar menunggu kapan hari itu akan datang, Ia pun mengaminkan ucapan Ibu Husna dan keduanya bercengkerama sambil menuju arah pulang di bawah langit jingga.

Terpopuler

Comments

Ig.tinasali85

Ig.tinasali85

Ada ada aja thor rambut singa 😅

2023-06-28

1

Fatisya

Fatisya

temennya bar bar...

2023-06-26

1

AGDHA LY

AGDHA LY

lama2 ntar ada yg ngasih julukan si patin dan si tampan kwkwkw

2023-06-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!