Lolos dan Pernyataan

"Balas dendam adalah cara terbaik untuk menyembuhkan sakit hati."

"Chapter 4"

"Siapa kau ... dan apa urusanmu dengan Mr. Shu, serahkan dirimu sekarang juga ...

Black Rose."

Keduanya mematung ditengah-tengah kerumunan, seseorang yang disangka Black Rose pun mengangkat kedua tangannya dengan rendah. Diam-diam sosok itu menyeringai keji, dengan gesit orang itu menyikut perut Andra hingga pemuda itu terjungkal.

Dor!

Suara tembakan membuat keributan, Andra memegangi perutnya yang terasa nyeri. Matanya mencoba mencari keberadaan sosok tersebut, pemuda itu berdecih kesal kala orang yang selama ini ia cari lolos dengan mudahnya.

Andra menatap Mr. Shu yang kini sudah dievakuasi oleh beberapa petugas. Pemuda itu sedikit bernapas lega kala percobaan pembunuhan itu berhasil ia gagalkan. Apakah ia harus bangga akan hal ini? Sayang sekali belum, karena kunci utama kesuksesan misinya ini adalah berhasil menangkap Black Rose.

***

"Heh ... kenapa banyak sekali yang mengincar nyawa para petinggi?" Tanya Alexa dengan wajah bingungnya.

"Mungkin memiliki dendam pribadi ... hahaha," sahut Nana dengan tertawa, Alexa memiringkan kepalanya, "Mungkin benar."

Teng

Alexa menatap seseorang yang baru saja memasuki kedai, gadia itu mendekat mencoba untuk menyambutnya, "Selamat datang ... ingin pe-Andra?"

Andra yang baru saja memasuki kedai pun terkejut, "Ah .. Alexa? Kenapa kau ada disini?"

Alexa menggaruk pipinya dan tersenyum, "Tentu bekerja, bisa dibilang ini adalah tempat kerjaku yang baru."

Andra hanya ber-oh ria, "Kalau begitu aku pesan jus jeruk dan beberapa cemilan."

Alexa mencatat pesanan pemuda itu dan mengangguk, "Baiklah, pesanan akan segera datang."

~Beberapa menit kemudian~

"Pesanan datang," ujar Alexa sambil membawa nampan berisi makanan.

Andra mengucapkan terimakasih pada gadis itu dan mulai melahap pesanannya, diam-diam pemuda itu memperhatikan Alexa yang kini tengah melayani para pelanggan.

Setelah menyelesaikan makanannya Andra beranjak dan mulai berjalan kearah kasir untuk membayar, selepas membayar pemuda itu mendekati Alexa, "Kapan kau pulang bekerja?"

Alexa sedikit terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba Andra yang ditujukan untuknya, gadis itu melirik jam yang ada ditangannya dan menjawab, "Hmm ... sekitar jam 5 sore, ada apa memangnya?"

"Ah ... kalau begitu aku akan menjemputmu, ada sesuatu yang harus aku bicarakan kepadamu," ujar Andra, Alexa mengangguk ragu.

~Sepulang kerja~

"Aku duluan ya Alexa!!" Kata Nana melambaikan tangannya pada gadis itu dan pergi.

Alexa mendudukan dirinya disalah satu halte bis, tak lama kemudian sebuah mobil berhenti dihadapannya, kaca mobil itu terbuka menampakkan Andra, "Maaf terlambat ... ayo masuk."

Alexa membuka pintu mobil yang berada disamping supir, gadis itu menatap Andra dan bertanya, "Jadi? Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Aku akan mencari tempat terlebih dahulu ... tenang saja," jawab Andra, Alexa mengerutkan dahinya dan mengangkat bahunya tidak perduli.

***

Setelah sampai ditempat tujuan, keduanya keluar dari mobil. Alexa terperangah dengan apa yang ia lihat, sebuah pantai. Gadis itu mendekati pinggir pantai perlahan, senyum terukir dibibirnya.

Andra yang berada dibelakangnya merasa senang kala menatap gadis itu, kini ia telah memantapkan sesuatu. Ia tahu ini salah, namun sungguh ia tidak bisa membohonginya.

Andra mendekati gadis itu, Alexa menatap dirinya dengan senyum lebar. Senyum yang jarang ia tampakkan kepada orang lain. "Terimakasih ... aku tidak pernah merasa sesenang ini, ah ya ... apa yang sedari tadi ingin kau bicarakan?"

"Aku mencintaimu ..."

Hening

Alexa menatap pemuda itu dengan tatapan tidak percaya, "E-eh ... a-pa."

Andra memalingkan wajahnya, jika dilihat secara langsung dapat kita lihat rona kemerahan dipipi pemuda itu, Andra kembali menatap Alexa dan berkata, "K-Kau bisa menjawabnya nanti."

Alexa menundukkan kepalanya, gadis itu mencicit kemudian, "Mungkin saat ini aku belum menyukaimu, i-ini terlalu tiba-tiba ... d-dan juga kita baru saling mengenal."

Andra tersenyum dan mengangguk, "Aku akan selalu menunggumu dan menerimamu."

'Menerima?' Batin Alexa, gadis itu terpaku sejenak. Matanya menatap Andra dengan tatapan berharap, gadis itu memejamkan matanya sejenak lalu membukanya. Alexa menyunggingkan bibirnya membentuk kurva, "Terimakasih."

"Ayo pulang ..."

***

Alexa keluar dari mobil, gadis itu menatap Andra dengan tulus, "Terimakasih."

Andra mengangguk, "Sampai jumpa lagi."

Alexa melambaikan tangannya, namun tak lama kemudian lambaian itu terhenti, matanya menatap tangannya sendiri dengan perasaan aneh, "Apa yang aku lakukan? Tidak ini salah ... aku harus melupakannya."

"Aku tidak masalah jika itu terjadi," celetuk seseorang dengan tiba-tiba, Alexa membalikkan tubuhnya dan menatap datar sosok itu.

"Kenapa kau ada disini William?" Tanya Alexa, pemuda yang bernama William tersenyum, "Tidak ada ... hanya menyaksikan kedua orang yang kini sedang dimabuk asmara."

William terkekeh kala melihat raut wajah Alexa yang terkejut, pemuda itu mengenggam tangan Alexa dan mulai berkata, "Bukankah kau merasa nyaman?"

"Disini, bukankah bergetar?" William menunjuk dada gadis itu seolah-olah menunjuk hati yang kini tengah berdebar.

"Apa kau tidak merasakan ribuan kupu-kupu yang beterbangan diperutmu? Jawab dengan jujur Alexa ... Jangan menyangkalnya sedikit pun," ujar William dengan senyumannya, Alexa menepis tangan pemuda itu.

"Jangan berkata omong kosong," dingin Alexa, William mengangkat bahunya tidak perduli, "Hentikan semua ini dan berbahagialah ..."

Alexa mendengus kasar, "Setelah aku mencapai semua tujuanku, maka kau akan melihatku bahagia."

***

Ditempat lain

Andra merenung, pemuda itu menatap langit malam yang nampak dipenuhi dengan bintang, pemuda itu menghela napasnya panjang, "Hah ... seharusnya aku menahan semua ini, bodoh! Kau sangat bodoh Andra!"

Pemuda itu mengacak rambutnya dengan frustasi, Andra mencengkram pagar balkon dengan erat. Pemuda itu memejamkan matanya.

'Ingat Andra, jangan melibatkan perasaan dalam misimu. Kau tahu, manusia akan menjadi lemah kala perasaan mengendalikan dirinya. Usahakan untuk tidak menyukai orang lain, atau kau akan tamat.'

Andra teringat dengan perkataan pimpinannya, pemuda itu sangat-sangat menyesal. Dia selalu berpikir, andai saja tidak bertemu dengannya, mendekatinya, rasa penasaran, mungkin ia tidak akan terjebak dengan perasaan aneh itu.

"Maafkan aku ... maafkan aku, aku janji, akan menyelesaikan ini secepatnya dan pergi ... setelah itu aku akan melupakannya." Lirih Andra, pemuda itu tersenyum miris sambil menatap kelangit.

***

Pukul 03.00

Disebuah kamar dengan nuansa biru, nampak seorang gadis yang terbaring. Mata gadis itu terbuka secara perlahan-lahan, setelah mengumpulkan nyawanya gadis itu pun beranjak duduk.

"Hn, terbangun lagi ... sungguh memuakkan," gerutu Alexa dengan kesal, gadis itu mendekati pintu balkon dan membukanya.

Hanya kegelapan dengan banyak bintang dilangit, Alexa memandang keatasnya. Tatapannya mendingin, tangannya mengepal dengan kuat hingga tangannya berdarah karena saking kuatnya ia mengepal.

Alexa menatap telapak tangannya, darah dengan derasnya menetes disana. Seringai keji muncul diwajah cantiknya.

Tatapan yang tidak banyak orang tahu, memiliki kemarahan ditiap detiknya, tatapan nafsu akan suatu hal yang selalu ia inginkan setiap waktu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!