Setelah keduanya sarapan bersama, mereka pun berkeliling dengan sebuah motor yang baru dibeli Derby, tentu saja dengan uang yang diberikan oleh kedua orang tuanya.
"Kamu sudah hafal jalan jalan di sini, Der?" tanya Adeline.
"Tentu saja sudah, aku kan ingin mengajakmu jalan jalan, maka aku harus hafal agar kita tidak tersasar," ucap Derby menggombal.
"Kamu memang kekasihku yang aku cintai," ucap Adeline dan mengeratkan pelukannya di pinggang Derby.
Derby tersenyum. Ia akan membawa Adeline ke Mall. Ia yakin sekali karena pujiannya tadi, Adeline akan melakukan apapun yang ia inginkan. Ia akan meminta kekasihnya itu membelikannya beberapa stel pakaian untuk ia pakai kuliah. Tentu saja ia akan memilih pakaian ber merk. Ia ingin tampil modis dan necis di kampus nanti.
*****
Hari ini Adeline berangkat ke kampus untuk.pertama kalinya. Ia sudah berdandan tipis dan menggunakan pakaian yang nyaman. Ia tak sabar untuk bertemu dengan Derby, kekasihnya.
Adeline yang diantar oleh supir keluarga Frederick, kini telah tiba di kampus. Ia merasa asing berada di sana karena hampir semuanya menggunakan bahasa Jerman yang tak terlalu ia mengerti.
Ia tersenyum saat melihat keberadaan Derby bersama teman temannya. Tak salah memang ia mengikuti kekasihnya itu jauh hingga ke Munich karena hatinya merasa senang setiap kali bertemu.
"Der!" sapa Adeline, membuat Derby menoleh dan sedikit berdecak kesal.
Derby bangkit dari duduknya dan menghampiri Adeline, "Jangan menggangguku dulu. Aku sedang membicarakan hal penting dengan teman temanku."
"Hal penting? Apa aku bisa membantu?" tanya Adeline.
"Jangan! Aku tak ingin menyusahkanmu," ucap Derby.
"Tak apa, katakanlah. Kalau aku bisa membantu, pasti akan kubantu."
"Kami ingin membuat usaha bersama. Ini semua demi kelangsungan kuliah kami juga. Kami ingin mandiri tanpa membebani orang tua kami," ungkap Derby.
"Ooo ... Bagaimana kalau aku menjadi investornya?" ucap Adeline.
"Benarkah? Apa kamu yakin?"
"Tentu saja aku yakin."
"Tapi ... Kalau nanti gagal bagaimana?" tanya Derby.
"Tenanglah, namanya juga berinvestasi, untung rugi pasti ada, jangan dipikirkan sekarang. Yang paling utama adalah niat dan usaha," jawab Adeline.
"Terima kasih, sayang," Derby langsung memeluk Adeline dan memberikan kecupan di pipi gadis yang berstatus kekasihnya itu.
Adeline tentu sangat senang mendapat kecupan di pipinya. Ia yakin setelah ini Derby akan semakin mencintainya dan tak akan pernah memutus hubungan mereka.
*****
Sudah hampir satu bulan Adeline tinggal di Kediaman Keluarga Frederick, dan selama itu pula ia selalu pulang terlambat. Namun, Keluarga Frederick tak pernah sekalipun memarahinya ataupun menyindirnya. Ethan memberikan seorang pengawal bayangan yang tidak akan pernah diketahui oleh Adeline. Selama apa yang dilakukan oleh Adeline masih dalam tahap aman, maka Ethan tak akan mencampuri urusan gadis kecil itu.
"Apa hari ini Reyn akan kembali?" tanya Dad Alvin yang sudah rindu dengan cucu pertamanya itu.
"Tidak, Dad. Reyn sedang mengurus ulang jadwal kuliahnya karena bertabrakan dengan rencana mengajarnya. Ia akan mengajar di tingkat strata satu," jawab Queen.
"Hmm ... Anak itu, mengapa ia lebih suka mengajar? Dad sangat bingung."
"Tak apa, Dad. Biarkan Reyn merasa bahagia dengan apa yang ia kerjakan. Dengan begitu, ia tak akan merasa bekerja," ucap Queen, membuat Adeline yang berada di meja makan merasa bahwa Queen sangat luar biasa pemikirannya.
"Apa kamu akan pergi lagi?" tanya Queen pada Adeline.ia melihat Adeline telah menggunakan pakaian untuk pergi dan sebuah tas diselempangkan menyilang di tubuhnya.
"Ya, Aunty. Aku akan bertemu salah seorang temanku," jawab Adeline.
"Baiklah, hati hati. Jangan pulang terlalu malam," pesan Queen.
"Okay, Aunty."
Hari demi hari dijalani oleh Adeline dengan santai. Ia bahkan pernah bolos kuliah untuk ikut berkumpul bersama dengan Derby dan teman temannya.
*****
Hari ini, Reyn akan mulai mengajar untuk kuliah Strata satu. Ia akan menggantikan seorang dosen yang harus pindah ke luar negeri karena akan kuliah lagi.
Langkah tegapnya memasuki universitas, menjadi pusat perhatian, terutama oleh para mahasiswi di sana. Namun, tak pernah sekalipun Reyn menyambut sapaan yang terkesan menggoda dirinya. Biarlah ia dianggap sombong karena itu lebih baik. Demikian pikirnya.
Saat Reyn masuk ke dalam kelas untuk mengajar, kasak kusuk terdengar. Mereka semua membicarakannya, bahkan ada yang secara terang terangan menggodanya.
Tiga puluh menit berlalu dari sejak Reyn masuk ke dalam kelas dan mengajar, tiba tiba pintu terbuka dan menampakkan sosok seorang gadis. Mata tajam Reyn langsung memindai gadis itu dan tatapannya begitu menusuk.
"Keluar!" perintah Reyn. Ia tak ingin ada mahasiswa atau mahasiswi yang baru masuk di tengah tengah saat ia mengajar.
"Maaf, Sir. Saya terlambat. Tadi ..."
"Saya katakan keluar! Ini juga berlaku untuk semuanya, jika ada yang terlambat saat giliran saya mengajar, sebaiknya kalian tidak perlu masuk lagi. Saya paling tidak suka seseorang yang tidak menghargai waktu dan menganggap pendidikan hanya sebagai permainan."
Adeline berdecak kesal. Ya, dirinya lah yang terlambat datang. Hal itu karena ia pergi bersama dengan Derby dan bersenang senang di sebuah cafe. Ia lupa kalau hari ini ia ada jadwal kuliah jam sembilan.
"Baru kali ini saya terlambat, Sir," ucap Adeline. Ia tak ingin tak masuk kali ini karena sebelumnya ia sudah beberapa kali tidak masuk.
Reyn melihatnya dengan tatapan mengejek, "pertama kali? Ya mungkin ini pertama kali kamu terlambat, tapi kamu sudah berkali kali tidak masuk. Daripada kamu buang buang waktu, lebih baik kamu mengulang kembali semester depan, karena kamu masuk pun, tak akan lulus semester ini."
"Whatt?!" Adeline semakin kesal dengan tingkah dosen mudah di hadapannya itu.
Adeline akhirnya keluar dari kelas dan pergi ke salah satu kursi taman. Ia duduk di sana dan kembali berdecak kesal. Ia membuka buku agenda nya, di mana terdapat jadwal kuliah yang harus ia hadiri. Ia menghela nafas pelan karena melihat, hampir tiga minggu kuliah, ia lebih banyak bolos.
"Tak mungkin kan aku harus mengulang semua mata kuliah semester depan? Apa nanti kata Dad dan Mom. Mereka pasti akan menarikku kembali untuk kuliah di New York. Itu artinya aku akan berjauhan dengan Derby, tidak! Bahkan Derby pasti akan memutus hubungan kami," gumam Adeline.
"Tidak boleh! Tidak boleh! Aku harus tetap di sini!" teriak Adeline yang tanpa ia sadari mengundang perhatian mahasiswa mahasiswi di sekitarnya.
🧡 🧡 🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Patrish
saking enak dan nyamannya hidup Adeline...semua serba oke...sampai tidak bisa membedakan mana yang murni mana yang busuk...
2025-01-18
0
Ita rahmawati
begonya adeline
2024-05-11
0
Farida Wahyuni
perempuan bodoh.
2024-01-06
0