Anthony dan Kimberly, secara khusus mengantarkan Adeline ke Munich. Selain ingin memastikan Adeline sampai di alamat yang tepat, mereka juga ingin bertemu dengan Keluarga Frederick yang akan menjadi tempat bernaung bagi Adeline selama empat tahun ke depan.
"Selamat datang!" sapa Ethan yang menjemput Anthony dan Kimberly, serta Adeline.
"Maaf merepotkanmu," ucap Anthony.
"Tidak sama sekali. Aku malah senang karena akan ada yang menggantikan Xin di rumah," ucap Ethan.
"Memangnya ke mana Xin? Oiya, bukankah ia seusia dengan Adeline?"
"Xin sedang kuliah di London. Ia sudah kembali ke sana minggu lalu. Dia setahun lebih tua daripada Adeline," jawab Ethan.
Adeline memanyunkan bibirnya saat mengetabui bahwa putri sahabat Dad Anthony bisa kuliah di luar negeri tanpa harus diawasi, sementara dirinya tidak boleh.
"Berarti di sini hanya tinggal Reyn dan Rafa?"
"Hanya tinggal Rafa saja. Reyn hanya pulang ke rumah saat weekend. Ia tinggal di mess karena selain bekerja, ia juga melanjutkan kuliah S3 nya," ucap Ethan.
"Wow, Reyn sungguh luar biasa," puji Anthony.
"Hmm ... Aku ingin ia memegang Perusahaan Frederick, tapi ia tidak mau. Ia malah memintaku bertahan beberapa tahun lagi, setelah itu baru meminta Rafael menggantikanku," ucap Ethan.
Hal itu membuat Anthony tertawa, "Bekerjalah, kamu masih muda. Jangan terus di rumah, nanti tiba tiba muncul Ethan junior yang lain."
Ethan pun tertawa mendengar hal itu. Reyn juga pernah mengatakan hal yang sama. Ia tak ingin Ethan terus mengganggu Mommy Queen nya.
"Oya, apa jurusan yang dipilih oleh Adeline?" tanya Ethan.
"Bisnis Manajemen," jawab Anthony.
"Hmm ... Sama seperti Reyn."
Obrolan terus terjalin di dalam mobil, hingha tak terasa mereka telah sampai di kediaman Keluarga Frederick. Alvin dan Diva telah menunggu kedatangan mereka. Bagi mereka, Anthony juga adalah putra mereka, apalagi sejak kepergian Lee dan Anita.
"Apa kabarmu?" sapa Dad Alvin saat melihat kedatangan Anthony.
"Kabar baik, Uncle."
"Apakah ini Adeline? Cantik sekali," puji Mom Diva.
Namun, Adeline hanya diam saja karena ia merasa tak mengenal siapa pun di sana. Ia terus menggerutu di dalam hatinya karena ia ingin sekali bertemu dengan Derby yang telah berangkat lebih dulu ke Munich.
"Apa kabar Aiden?" tanya Dad Alvin.
"Aiden baik, Uncle. Saat ini ia sedang belajar memegang Anlee Group New York. Ia baru lulus dan masih harus belajar," jawab Anthony.
"Syukurlah, setidaknya Aiden mau melakukannya," Dad Alvin kembali memikirkan keputusan Reyn yang sama sekali tak ingin memegang Perusahaan Frederick dan lebih memilih untuk mengajar.
Adeline hanya bisa diam memperhatikan para orang tua berbicara. Ia benar benar bosan. Ia lebih banyak memeriksa ponselnya,apakah ada pesan dari Derby atau setidanya panggilan, sehingga ia bisa menghindar dari sana.
"Jadi kedatanganku ke sini, ingin menitipkan Adeline. Aku masih belum bisa jika melepasnya seorang diri, apalagi jauh dari kami. Oleh karena itu, aku meminta pertolongan kalian," ucap Anthony.
"Jangan khawatir, An. Uncle dan Aunty menerimanya dengan tangan terbuka, seperti dulu ketika kedua orang tuamu menerima Ethan. Kita adalah keluarga," ucap Dad Alvin.
"Terima kasih, Uncle."
"Kami juga mengijinkan kalian memarahinya jika ia berbuat kesalahan. Anggaplah Adeline sebagai putri kalian. Kami yakin kalian juga akan memberikan yang terbaik untuk Adeline."
What?! Memarahiku? Bisa bisanya Dad mengijinkan orang lain memarahiku. Tidak bisa! Enak saja mereka mau mengatur hidupku. - gerutu Adeline di dalam hati.
Obrolan antar orang tua itu menghabiskan banyak waktu, hingga akhirnya Adeline baru bisa merasa tenang setelah acara makan malam. Kedua orang tuanya juga menginap di Kediaman Keluarga Frederick. Mereka akan kembali ke New York lusa karena tak mungkin meninggalkan Aiden terlalu lama.
Di dalam kamar tidur yang akan menjadi milik Adeline selama beberapa tahun ke depan, Adeline berbaring di atas tempat tidur. Ia memainkan ponselnya dan mengirimkan pesan pada kekasihnya, Derby.
Namun, tak ada balasan sama sekali, padahal Adeline sudah mengirimkan pesan tersebut sejak tadi siang, saat ia bosan mendengar obrolan para orang tua.
*****
Di sebuah klub malam,
Musik yang terdengar saling bersahutan dengan lampu warna warni yang menyinari ruang remang remang dengan bau alkohol serta asap rokok, kini menjadi tempat yang paling disukai oleh Derby.
Sejak hari pertama ia tiba, ia mengajak teman temannya untuk berpesta merayakan kebebasannya dari orang tuanya. Ya, tujuan Derby kuliah di Munich adalah untuk menjauh dari orang tuanya. Ia juga akan mendapatkan uang banyak karena biaya hidupnya tentu lebih besar dari saat tinggal bersama kedua orang tuanya. Selain itu, ia akan selalu mendapat pemasukan tambahan dari kekasihnya, Adeline.
"Ini gila, Der! Luar biasa!" Mereka duduk dan dikelilingi oleh para wanita berpakaian seksi yang dengan mudahnya mereka sentuh. Bahkan ada beberap orang di sana yang langsung melakukan hubungan tanpa merasa malu sama sekali, seakan itu hal yang biasa.
"Lihat itu, lihat! Mereka melakukannya di sana!" teriak salah satu teman Derby saat melihat seorang pria sedang bergoyang karena melakukan penyatuan.
"Ini gila, Der! Aku tak bisa menahannya lagi. Aku juga harus melakukannya," salah satu teman Derby langsung menarik salah satu wanita seksi di sana dan membawanya ke kamar yang memang telah disiapkan oleh klub malam tersebut.
"Lakukan saja! Tenang, kekasihku pasti akan memberikan uang banyak padaku!" teriak Derby.
Kebebasan yang mereka dapatkan, membuat mereka tak peduli akan hal yang lain. Mereka bahkan sangat bersyukur karena terbebas dari kekangan orang tua yang terlalu mengikat mereka.
Derby melihat ke arah ponselnya, di mana banyak panggilan dan juga pesan yang dikirimkan oleh Adeline.
"Apa apaan sih dia?! Posesif sekali, mengesalkan! Seharusnya aku memang tak pernah mengajaknya ke sini, langsung kuputuskan saja!" gumam Derby.
Lihat saja nanti, aku akan membuat ia menderita. Siapa suruh menggangguku terus. Aku akan membuangmu setelah kupakai, dan sebelum itu aku pastikan kamu akan menghabiskam uangmu hanya untukku. - batin Derby tertawa kencang.
Setelah itu, ia menarik seorang wanita berpakaian seksi ke sebelahnya, kemudian menciumnya dengan panas. Derby yang tak mau membuang uangnya untuk membuka kamar, melakukan penyatuan di ruangan tersebut, beramai ramai bersama teman temannya yang juga melakukan hal yang sama.
🧡 🧡 🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Patrish
sedang berfikir.... "bagaimana cara menyelamatkan Adeline🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔"
2025-01-18
0
Alexandra Juliana
Kelakuan Derby ky binatang, urat malunya sdh putus..Smg Adeline segera mengetahuinya klo selama berpacaran dgn Derby ia hanya dimanfaatkan uangnya..
2024-08-15
0
Ita rahmawati
hiss menjijikkan bgt sih laki² kyk gtu 🤮🤮
2024-05-11
0