Ke esokan harinya saat di pabrik,begitu heboh para karyawan bergosip tentang kejaidan semalam,yang membuat Aslan pusing sendiri,sebab apa...sebab mereka membicarakannya,membahas permasalahan semalam.
Dan yang membuatnya pusing dan kesal itu adalah gosip yang beredar di pabrik yang mengatakan dirinya baku hantam dengan Bahar itu karena memperebutkan Nina.
Anjir...nyesel gue nolongin dia semalam.
Batin Aslan.
"Woi...Lan...kenapa bengong lu?"tegur Zaed.
"Muka lu kusut amat kenapa emangnya?"tanya Zaed sahabatnya.
"Ck jangan belaga nggak tahu deh lu,ini pasti elu kan yang nyebarin gosip recehan pagi-pagi nyebelin lu nyet"Aslan kesal.
Aslan menuduh Zaed bukan tanpa alasan karena semalam dia pulang ke kostan dalam keadaan wajah lebam dan Zaed teman sekamarnya yang mengobatinya dan akhirnya Aslan bercerita tentang kejadian semalam.
Dan saat Nina sampai di ruang loker wanita,dia pun di brerondong pertanyaan oleh teman-teman satu profesinya.
Nina...benarkah semalam kau di perebutkan oleh Aslan dan Bahar?.
Kok bisa sih...mereka sampai bertengkar baku hantam karena kamu?.
Oia dengar-dengar Bahar di keluarkan gara-gara itu juga ya?.
Nina juga ikut pusing jadinya dengan kumpulan pertanyaan teman-temannya yang rata-rata adalah seniornya.
Nina dengan segera menaruh tasnya di loker dan segera keluar dari ruangan loker,untuk menghindari berbagai macam pertanyaan dari para senior dan teman-temannya.
Saat dirinya keluar dari ruang loker dan akan menuruni tangga,Nina tak sengaja berpapasan dengan Aslan yang kebetulan juga ingin turun dari tangga ruang loker pria.Nina hanya menunduk saja.begitu pun Aslan dia hanya cuek saja.
Tapi beberapa teman biang gosip melihat itu dan menyoraki mereka,suasana di loker saat pagi hari sangat ramai hanya karena itu.
Cie...cie...cie...
Begitulah sorak sorai dari para teman-temannya,Aslan kesal dan menuruni tangga dengan cepatnya,dan Nina hanya turun perlahan membiarkan Aslan turun lebih dahulu.
Wiwid yang baru tiba melihat wajah temannya kusut saat di pendopo pabrik tempat menunggu para karyawan saat pintu pabrik belum di buka.
"Kenapa lu?"tanya Wiwid pada Nina.
"Nggak apa-apa"jawab Nina lembut.
"Nggak kenapa-kenapa tapi muka kayanya banyak masalah"Wiwid tak percaya begitu saja.
"Itu kejadian semalam jadi bahan pembincaraan pagi ini,dan tadi gue ketemu kak Aslan mukanya kusut juga,dia kaya benci gitu sama gue Wid"ucap Nina sedih.
"Jiah...gue fikir kenapa nggak tahunya karena si kunyuk udah sih jangan di fikirin bagus dia benci sama elu"
"Elu kenapa sih kayanya kesel banget sama dia?"tanya Nina penasaran kenapa sepertinya Wiwid tidak suka pada Aslan.
Padahal Aslan itu termasuk karyawan pria yang ganteng dan juga ramah tapi kenapa sepertinya Wiwid tidak tertarik dengan ketampanan Aslan.
"Aslan pemain Nina"ucap Wiwid berbisik.
"Maksudnya?"Nina bingung,maklum gadis ini baru lulus SMK dan langsung bekerja setelah lulus sekolah jadi masih minim pengalaman sedangakan Wiwid sudah satu tahun bekerja di sana jadi dia sudah mengenal karakter teman-temannya baik itu wanita atau pun pria.
"Ck...ampun dah ni anak polosnya kebangetan"Wiwid gemas.
"Aslan itu suka mempermainkan cewe Nina,mentang-mentang dia ganteng"jelas Wiwid.
"Masa sih?"Nina seolah tak percaya.
"Ye...nanti elu lihat pas makan siang di ruang makan ya...elu perhatiin deh dia"
"Ngapain gue harus merhatiin dia,kurang kerjaan"ucap Nina ketus.
"Ya biar elu percaya sama apa yang gue omongin"jawab Wiwid.
Dan tak lama bel masuk pun berbunyi dan pintu masuk pabrik pun di buka Wiwid berlari lebih dahulu sedangkan Nina berjalan santai memilih tidak berdesakan di tangga menuju lantai atas tempatnya bekerja.
Dan saat sudah sepi Nina pun melangkah menaiki tangga dan tak sengaja bertemu kambali dengan Aslan,dan Aslan mempersilahkannya naik tangga lebih dahulu dan Nina pun dengan segera menaiki tangga dan berusaha menjauh dari Aslan,dia tahu Aslan jadi kurang suka padanya karena kejadian semalam.
Nina berjalan ke mejanya grupnya dan mulai bekerja,dan menyebalkannya lagi line grupnya satu line dengan grup anak laki-laki yang dimana disana ada Aslan juga.
Nina yang berpenampilan polos sama sekali tidak menarik bagi Aslan,rambut di kepang,pakaian longgar,celana longgar wajahnya sama sekali tak di poles bedak hadueh...nggak banget dah...fikir Aslan.
Tapi karena kejadian semalam dirinya terkadang memperhatikan gadis polos tersebut ketika sedang bekerja,dan berinteraksi dengan teman-temannya satu grupnya.
Aih...kenapa sih harus satu line sama dia,dan hei...mata kenapa kau selalu saja melihat kearahnya apa menariknya coba.
Batin Aslan,dia kesal dengan matanya sendiri karena melirik sesekali ke arah gadis itu.
Hingga tak terasa waktu istirahat tiba,semua karyawan berjalan keluar dari area kerja dan menuju ruang makan karyawan,setiap siang para karyawan mendapatkan jatah makan siang dan bila lembur mendapatkan jatah makan malam juga.
Dan saat di ruang makan siang Nina bersama Wiwid dan Jeni memilih duduk di pojok ruangan yang dekat dengan jendela menghadap taman pabrik suasana yang sangat asri.
Dan saat akan menyantap makanannya setelah selesai berdoa,siku Wiwid menyenggol siku Nina dan dagunya menunjuk ke arah seseorang yang sedang sibuk menggoda para cewe-cewe seksi di pabrik.
"Via...aih...makin hari makin cantik ajah sih kamu..."godanya.
Ya itu Aslan parah dia bukan hanya menggoda Via si janda cantik dan seksi itu tapi juga beberapa senior yang terlihat sudah matang.
Nina cuek saja melihat itu dan gara-gara sibuk menggoda wanita Aslan akhirnya sulit mencari meja untuk makan,hingga Zaed menariknya dan membawanya bergabung bersama Nina dan kawan-kawannya.
"Kita gabung disini ajah lah,elu sih genit banget sampe kehabisan meja kita"gerutu Zaed saat akan duduk di depan meja berhadapan dengan meja Nina dan kawan-kawannya.
"Kenapa harus disini sih kan ada tempat lain"protes Aslan.
"Udah mending disini mereka anak-anak baik kok"jelas Zaed.
"Tapi yang ada..."
Belum sempat Aslan meneruskan kata-katanya Nina bangkit dari kursinya.
"Kakak kalo mau makan,makan saja saya sudah selesai kok,Wid, Jen gue duluan ya..."pamit Nina pada kedua temannya itu.
Zaed melirik kesal pada Aslan.
"Kenapa ngeliatinnya begitu?"tanya Aslan tanpa dosa.
Bahkan Wiwid dan Jeni pun melihat sinis pada Aslan.
"Elu semua kenapa sih?"Aslan bingung.
Dan mereka semakin kesal dengan tingkah Aslan karena sama sekali tidak merasa bersalah pada Nina.
"Gue sumpahin lu jatuh cinta sama Nina"celetuk Zaed kesal.
"Hah..."Aslan bengong.
...🌻🌻🌻🌻🌻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments