Pria itu membuang nafasnya kasar. Ia langsung masuk ke kamarnya dan berganti pakaian. Meskipun suami istri mereka memiliki kamar masing masing. Dalam kontrak jelas tertulis bahwa mereka tidak boleh mencampuri urusan pribadi masing masing.
Bisma lagi-lagi merasa sangat sial dengan pernikahan yang ia jalanin ini.
" Huft.. Rasanya aku sudah tidak sabar sampai sampai genap setahun. Andaikan pernikahanku seperti Dika dan Silvya pastilah akan sangat bahagia."
Bisma menerawang ke 7 bulan yang lalu saat seorang dewan direksi rumah sakit memperkenalkan putrinya kepada dirinya.
Kuswan Estiawan, salah seorang dewan direksi dan pemegang saham di RS Mitra Harapan mengenalkan Puspa putrinya kepada Bisma. Setelah beberapa kali bertemu Bisma yang tertarik karena pembawaan Puspa yang dewasa dan begitu anggun setuju untuk menikah.
Namun siapa sangka usai akad nikah saat malam pertama mereka Puspa mengeluarkan sebuah surat perjanjian. Surat perjanjian yang menyatakan bahwa pernikahan mereka hanyalah sebuah perjanjian yang akan berakhir setelah setahun. Setelah setahun mereka akan bercerai.
Saat tahu akan hal tersebut sebenarnya Bisma ingin langsung bercerai saja. Tapi Puspa mengancam, ia akan membuat drama KDRT saat malam pertama. Puspa juga akan mengatakan bahwa Bisma seorang masokis. Bisma tak percaya jika wanita yang baru dinikahinya itu sungguh tega merencanakan fitnah yang sungguh keji.
" Apa kau sungguh akan melakukan itu Puspa?"
" Tentu saja, mengapa tidak. Dan aku yakin nama baik keluarga mu dan kakak ipar mu sebagai pemilik yayasan Universitas terbaik di negeri ini akan hancur."
" Baiklah aku setuju. Setahun. Setelah itu kita bercerai. Tapi satu pertanyaan ku, mengapa kau setuju menikah jika tidak ingin."
Puspa terdiam lalu menyeringai.
" Karena aku memiliki pria yang kusukai, dan kedua orang tuaku tidak setuju. Maka aku harus menikah dengan mu dulu. Lalu setelah aku mengikuti keinginan mereka maka setelah itu aku bebas dengan pilihanku sendiri. Dan aku yakin mereka tak lagi mengusikku."
Bisma sungguh terkejut dengan alasan Puspa. Namun ia tak mau ambil pusing. Baguslah kalau memang begitu, sebelum ia benar-benar jatuh cinta dengan wanita yang ada di depannya itu, ia sudah harus menjaga jarak dengannya.
" Baiklah ayo tanda tangani perjanjiannya sekarang."
Dan mulai malam itu hingga saat ini mereka hanya menikah di atas kertas dan di depan publik. Yakni mereka akan pura pura harmonis saat berada di acara-acara formal dan di depan keluarga.
Tidak ada yang tahu dengan apa yang dialami Bisma, baik kakak perempuannya maupun Dika sang keponakan yang paling akrab dengannya. Baginya apa yang terjadi di rumah tangganya adalah aib yang harus ia sembunyikan.
" Baiklah 3 bulan lagi semuanya akan berakhir. Bertahanlah Bisma."
Bisma kembali merapikan pakaiannya. Kali ini mereka juga harus tampil harmonis dihadapan keluarga keduanya.
Bisma berjalan keluar kamar, ia mengetuk kamar Puspa perlahan.
Tok....tok....tok...
" Apakah kau sudah siap, jika iya aku tunggu di mobil. Kita tidak mungkin kan memakai mobil masing masing."
Setelah mengatakan hal tersebut Bisma langsung berlalu menuju ke mobil seperti apa yang ia katakan tadi.
Di dalam kamar Puspa membuang nafasnya kasar. Sungguh ia tidak ingin datang ke acara makan malam itu terlebih acara makan malam itu diadakan di Soul Restauran, dimana sang kekasih adalah pemilik dan koki di sana.
" Huft... Kenapa sih mama sama papa pilih tempat itu buat makan malam? Kayaknya mereka sengaja deh."
Puspa sangat kesal dengan kedua orang tuanya. Ingin rasanya ia kabur dari acara ini.
Dengan langkah gontai, Puspa berjalan menghampiri Bisma yang sudah berada di mobil.
" Sudah cukup merenungnya ?"
Puspa hanya memutar bola matanya malas mendengar kalimat yang menurutnya adalah sebuah sindiran.
Hanya butuh waktu 30 menit untuk mereka sampai di Soul Restoran. Sebuah restoran yang mewah dan berkelas di kota ini. Selain tempatnya yang elegan, masakannya pun sangat lezat.
Sepasang suami istri itu turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam restoran. Puspa menggamit lengan Bisma dengan mesra. Sungguh suami istri yang terlihat harmonis dan saling mencintai. Semua orang melihat dengan tatapan kagum. Namun tidak dengan seseorang. Ia terlihat begitu cemburu, meskipun ia tahu bahwa semua itu hanya sandiwara tapi tetap saja api cemburu itu membakar tubuhnya.
" Selamat malam semuanya, maaf kami terlambat."
Bisma menyapa kakak dan kakak iparnya lalu kedua mertuanya .
" Kalian duduklah." Ucapan Kuswan Ayah dari Puspa diikuti anggukan kepala oleh Bisma dan Puspa.
" Bagaimana kerjaanmu Bisma."
" Alhamdulillah mas Aryo semua lancar."
Aryo dan Sekar tersenyum, ia tahu adik mereka bisa diandalkan dalam hal pekerjaan.
" Tapi jangan sampai melupakan istrimu, kasian dia kamu sibuk terus di rumah sakit."
" Ah enggak kok mbak Sekar. Mas Bisma selalu meluangkan waktu untuk kita bisa bersama."
Jawaban Puspa seketika ditanggapi senyuman oleh semua orang disitu.
Heh... Pintar juga wanita ini berakting, gumam Bisma dalam hati.
Tak lama makan malam pun datang, mereka pun makan tanpa berbicara.
Kring.... Kring.... Kring....
Suara ponsel Bisma berbunyi. Ia pun segera mengangkatnya namun sebelumya ia izin terlebih dulu kepada kedua kakak dan mertuanya.
" Maaf saya harus angkat telpon ini dari rumah sakit."
Semuanya mengangguk, Bisma pun berdiri dan berjalan sedikit menjauh.
" Ya ada apa.... Oh... Baik... Ya ... Tunggu saya... Iya..."
Bisma berjalan cepat menghampiri keluarganya.
" Maaf sepertinya saya harus segera ke rumah sakit. Puspa kamu mau saya antar pulang dulu atau..."
" Pergilah mas, aku nanti gampang."
" Baiklah kalau begitu, mas, mbak, pah, mah... Maaf ya lagi-lagi Bisma harus pergi lebih dulu."
" Tidak apa apa nak Bisma, namanya tugas."
Bisma pun berpamitan lalu ia bergegas menuju ke rumah sakit.
🍀🍀🍀
" Be... Babe... Babe kenapa."
" Tenang ya nona kami akan segera melakukan tindakan. Harap nona menunggu di luar."
Gauri sungguh terkejut mendapati sang ayah tiba-tiba pingsan tidak sadarkan diri. Padahal sebelum saat Gauri hendak sholat isya ayahnya masih baik baik saja.
" Babe napa sih be... Ya Allaah...."
Bisma yang dengan kecepatan penuh sudah sampai di rumah sakit, ia pun berlari menuju ke ruangan yang sudah diberi tahu kan oleh asisten nya tadi.
" Arga, ada apa ini?"
" Oasien tadi sempat mengalami kejang dok. Ada pendarahan otak, dan hanya dokter yang bisa mengoperasi. Karena dokter Dika tidak ada."
Bisma mengangguk mengerti, dia dan Dika memanglah bukan satu satunya dokter bedah di rumah sakit tersebut namun yang memenuhi qualifikasi untuk melakukan bedah otak hanya dirinya dan sang keponakan.
" Siapkan ruang operasi. Nona, kau keluarga pasien bukan?"
" Iya dokter babe saya kenapa."
" Terdapat pendarahan di bagian dalam kepala yang diakibatkan dari benturan. Tadi saat melakukan pertolongan pertama kami tidak menemui hal tersebut. Dan bisa di pastikan ini adalah luka yang baru muncul. Kami harus melakukan operasi secepatnya."
" Baik dokter lakukan yang terbaik untuk babe saya."
" Tenanglah dan berdoalah."
Bisma menepuk pelan bahu gadis itu. Gauri hanya bisa menatap nanar sang ayah yang harus masuk ruang operasi.
" Ya Allah selametin babe aye ya Allah. Aye cuman punya babe. Jangan ambil babe aye dulu ya Allaah."
Gauri terisak disela sela doanya. Bisma menatap iba pada gadis tersebut.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Sandisalbiah
nasibmu Bisma... apes bener.. harus terjebak pernikahan toxic..
2024-09-25
0
Sweet Girl
Dari rasa iba, selanjutnya rasa yg tak biasa.
2024-05-16
0
Mmh Alfatih
yg nabrak pasti si puspa ya
2024-04-04
0