Puspa menikmati teh camomile nya itu di meja dapur. Dengan baju tidur tipis dan hanya sepanjang lutut membuat pahanya terekspos sempurna. Putih dan mulus, itulah gambaran paha miliki Puspa.
Waktu menunjukkan jam dua dini hari. Rumah itu begitu sepi tanpa adanya siapapun yang berada di sana. Tapi bagi Puspa hal tersebut tentu tidak menjadi masalah. Dia menikmati kesendirian itu. Tadinya Bisma menyediakan seorang ART yang menginap, tapi Puspa menolaknya. Ia hanya membutuhkan ART saat pagi hari dan week end. Jadilah ART itu hanya datang di pagi lalu pulang saat pekerjaan sudah selesai.
Sebenarnya ada maksud lain Puspa meminta hal tersebut yakni dia tidak ingin ada yang tahu kehidupan rumah tangga mereka yang sebenarnya. Bisma tentu tidak keberatan. Terserah jika itu membuat wanita itu senang silahkan saja.
Cekleeek
Suara pintu dibuka dengan perlahan. Bisma terlihat begitu lelah. Ia kemudian berlalu menuju kamarnya. Entah, melihat tampilan Puspa yang begitu sekssi tidak serta merta membuat Bisma tergoda. Bahkan Bisma sudah pernah melihat Puspa hanya mengenakan dalamaannya saja, hasrat nya juga tidak pernah naik sama sekali.
Mungkin rasa dalam hatinya yang sudah mati selepas kata akad itu membuat jiwa kelelakian nya tidak memiliki ketertarikan dengan tubuh Puspa meskipun tersaji percuma di hadapannya.
Bisma pun acuh melihat Puspa ada di dapur. Biasanya ia akan menyapa, tapi sepertinya kali ini tidak. Rasanya juga percuma menyapa karena Puspa hanya akan acuh padanya.
" Heh, tumben diam saja dan tidak berkata apapun. Tapi baguslah, nggak kebanyakan basa-basi juga."
Puspa meletakkan cangkir teh miliknya di wastafel lalu masuk ke kamarnya. Ia kembali merebahkan tubuhnya. Sungguh ia membenci keadaan ini. Ia sangat benci pernikahan palsu ini. Puspa hanya ingin segera mengakhirinya.
" Dasar orang tua egois. Papa sangat egois. Menggunakan aku alat agar bisa meneguhkan posisinya di rumah sakit itu. Gila aja. Mana mungkin rumah sakit itu bisa jatuh ke tangannya yang bahkan saham papa tidak lebih dari 15%."
Kuswan, ayah dari wanita itu sungguh terobsesi menjadi pimpinan di RS. Mitra Harapan. Dan menikahkan Puspa dengan Bisma menjadi salah satu caranya menuju ke rencana tersebut.
RS. Mitra Harapan merupakan rumah sakit yang memiliki grade dan kualitas yang bagus. Meskipun sebuah rumah sakit swasta namun di RS. Mitra Harapan ada progam kesehatan gratis yang diperuntukkan bagi pasien tidak mampu.
Hal tersebut rupanya menjadi pro dan kontra dikalangan dewan direksi dan pemegang saham. Ada yang menolak dan ada yang setuju. Kuswan menjadi salah satu orang yang menolak adanya progam tersebut. Menurutnya RSMH merupakan rumah sakit kelas atas. Dan pembiayaan yang dipakai untuk pasien kurang mampu seharusnya bisa digunakan untuk pemutahiran alat atau penambahan fasilitas rumah sakit.
Tentu saja Kuswan memiliki pendukung. Bahkan beberapa diantaranya berharap Kuswan bisa menjadi direktur RSMH. Tapi posisi tersebut bagaimana pun juga tidak bisa di dapat karena Bisma adalah salah satu pewaris dari RSMH.
Maka dari itu untuk bisa mengontrol apa yang ada di RSMH, Kuswan merencanakan pernikahan putrinya yakni puspa dengan Bisma. Kuswan tentu tahu, Bisma yang sibuk dan tidak pernah membawa wanita dalam setiap acara pasti belum memiliki kekasih. Dan tebakannya benar, gayung bersambut. Bisma saat itu juga tertarik kepada puspa.
dr. Bisma Triguna Dewandaru
Pict. By pinterest
Di dalam kamarnya, Bisma langsung merebahkan tubuhnya. Rasa lelah yang mendera membuat pria itu seketika langsung tertidur.
Adzan subuh berkumandang bahkan tidak ia dengar saking lelahnya. Hingga sebuah panggilan telepon membuat pria itu bangun
" Astagfirullaah, udah jam 6."
Bisma segera berlari mengambil wudhu dan melaksanakan dua rakaat yang sudah lumayan terlambat.
" Haish, ini gara-gara si kampret Dika yang cuti seenak jidatnya sendiri. Sudah punya anak masih aja mau bulan madu. Kampret emang bener tuh bocah."
Sambil menuju ke kamar mandi untuk segera mandi, Bisma menggerutu merutuki sang keponakan. Ya Radika Tara Dwilaga, salah satu keponakannya yang berprofesi sebagai dokter itu sudah seminggu ini cuti dari segala pekerjaan di rumah sakit.
Memang benar, setelah berumah tangga dengan Silvya dan memiliki seorang putra baik Dika maupun Silvya belum pernah pergi liburan. Dan kali ini mereka benar-benar mengambil cuti dari pekerjaan mereka untuk berlibur dengan membawa serta Nataya, sang putra.
Dan ini lah yang terjadi dengan Bisma. Selain direpotkan dengan urusan manajemen rumah sakit, Bisma juga masih harus menangani operasi. Memang tidak setiap waktu, biasanya ia akan dipanggil untuk operasi rumit dan berbahaya.
" Astagfirullah, kan lupa lagi. Tadi bukannya ada telepon ya."
Sembari bersiap Bisma menyambar ponselnya. Ia melihat riwayat panggilan. Rupanya dari sang keponakan.
" Assalamualaikum Dik, ada apa? Tadi telpon Om?"
" Katanya kemarin ada operasi otak darurat Om, apakah semuanya aman?"
Rupanya Dika menanyakan mengenai operasi kemarin. Bisma pun menjelaskan keadaan pasien. Keponakannya itu ternyata mengkhawatirkan Bisma.
" Apakah aku harus segera kembali om?"
" Tidak, pergunakanlah waktu libur mu sebaik mungkin. Kau tenang saja akau bisa menghadapi semuanya sendiri. Nikmati waktu cuti kalian. Salam kepada Silvya dan Nataya oke?"
" Baiklah, ingat Om jangan terlalu baik jadi orang. Banyak diantara mereka yang ingin memanfaatkan mu."
Bisma mengangguk mengerti. Berada di puncak tertinggi silsilah rumah sakit membuat beberapa orang ingin menjatuhkannya. Terlebih Bisma adalah pribadi yang ramah dan sopan membuat mereka beranggapan bahwa Bisma mudah dikendalikan.
Tepat pukul tujuh pagi, Bisma sudah siap untuk berangkat ke rumah sakit. Ia melihat Puspa sudah duduk di meja makan. Tidak ada sapaan, tidak ucapan selamat pagi di sana. Masing-masing memakan sarapan dengan diam.
Kali ino Bisma pun enggan berucap. Ia langsung pergi dari ruang makan tanpa kata apapun.
Bisma memutuskan untuk tidak lagi berbicara banyak kepada Puspa. Ia merasa semuanya percuma. Toh selama ini ia sudah berusaha bersikap baik tapi selalu diacuhkan. 7 bulan menjalin hubungan pernikahan Bisma berusaha bersikap baik dan ramah tapi selalu dianggap sok oleh Puspa. Akhirnya kini Bisma berada di titik terserah dan bodo amat. Dia tidak mau ambil pusing. Lagi pula mereka akan bercerai.
" Bapak sedang banyak pikiran ya bu, kok tumben diem aja."
" Nggak tahu bukan urusanku juga sih."
Art yang bekerja di rumah itu pun bisa menangkap bahwa Bisma berlaku berbeda. Dan jawaban Puspa tentu sudah diketahui oleh sang art. Namun siapa yang tahu, rupanya hal tersebut mengusik pikiran Puspa.
Puspa Chandra Maya
Pict by. Pinterest
" Tumben dia diem aja. Nggak kayak biasanya. Biasanya pasti di akan bertanya tentang apa yang akan ku lakukan hari ini. Tapi, baguslah. Memang lebih baik begini. Tanpa basa basi yang membuat jengah."
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Sandisalbiah
visual puspa cocok juteknya..
2024-09-25
0
Sweet Girl
Sekarang malah kamu yang kangen minta ditanya tanya....
2024-05-16
0
Sweet Girl
bakal jatuh cinta diakhir ikatan pernikahan.
2024-05-16
0