Bab 4

Kim berdecak dan memejamkan matanya sesaat guna mengatur emosinya yang sejak tadi menahan kesal oleh salah seorang perempuan yang memakai seragam yang sama dengannya.

"Cepat berdiri!! Rapikan seragam mu! Tuan Aiden dan Nona Alexa akan segera turun, tidak ada satu pelayan pun yang melewati ini setiap paginya, kau malah berani makan di dapur, dasar tidak tahu malu," umpat gadis itu.

Mendengar itu Kim segera berdiri dan menyudahi sarapannya di pojok sebuah kamar khusus pelayan, meski perutnya masih lapar karena belum makan sejak ia datang ke rumah besar itu semalam.

Ia hanya mengangguk tanpa membantah, ia malas meladeni pelayan yang bernama Mira itu, sebab sejak semalam pula Mira selalu menakutinya karena berani bekerja di sana.

Kim menyusul, ia menarik napas saat mensejajarkan tubuhnya diantara para pelayan yang kini berdiri menyambut hormat Tuan dan Nona majikan mereka dari kamar lantai 2.

Tangga yang megah, meliuk indah sebagai sarana menuju lantai 1 tempat semua kehidupan berjalan.

Semua hening, Kim menjadi heran sendiri pada rumah megah yang ia anggap penghuninya pada aneh itu. Ia hanya diam, melihat situasi dimana ia akan tinggal sebagai seorang pengasuh untuk putrinya sendiri seperti perjanjian dengan Aiden tempo hari.

Derap langkah terdengar, disaat semua pelayan menunduk hormat dan takut namun tidak dengan Kim.

Ia menyaksikan Aiden berjalan sambil menggandeng tangan seorang gadis kecil yang sangat mirip dengan pria itu.

Deg, Kim mendadak lemas.

Matanya mendadak panas dan berkaca-kaca, lima tahun tidak pernah menatap mata mungil itu, lima tahun tidak bisa menyaksikan setiap pertumbuhan Alexa.

Lama Kim menatap wajah Alexa yang cantik dengan bulu mata lentik seperti mata Kimora, namun sayang perawakan dan sikap dingin gadis kecil itu menuruni ayahnya terlihat dari bibir mungil yang tidak tersenyum sedikit pun saat bertemu dengan para pelayan yang akan melayaninya sepanjang hari.

"Ehem." Aiden berdehem saat tiba di lantai satu.

Kim baru sadar ternyata semua pelayan sejak tadi memberi kode agar segera menunduk memberi hormat, lamunan Kim buyar tentang putri kecilnya.

Tanpa bersuara Kim segera menunduk.

"Kau pengasuh baru itu?" tanya Aiden berpura tidak mengenali Kimora.

Kim menegakkan wajahnya lagi, ia mengernyit heran, benarkah Aiden tidak mengenalinya sekarang pikir Kim polos.

"Kau tidak mengenali ku?"

"Aku bahkan tidak hafal nama para pelayan yang bekerja bertahun-tahun di sini."

Kim berdecak. Ia maju mendekati Aiden namun segera dicegat oleh Mira yang berdiri di sampingnya.

"Yang benar saja, bukankah kau sendiri yang menyuruhku jadi ......" ucap Kim menggantung saat Mira segera berbisik padanya.

"Hei siapa kau yang berani bicara pada Tuan Aiden seperti itu? Diam dan menunduk lah atau kau tidak akan bernasib panjang di rumah ini!" bisik Mira dengan nada marah.

Sejenak Kim menatap Aiden yang tersenyum remeh padanya. Menghembus napas kasar akhirnya Kim menunduk juga seraya ekor matanya mengikuti langkah kecil Alexa menuju meja makan.

Lagi, Kim menangkap aneh tradisi yang ia anggap tidak penting di rumah besar itu. Semua pelayan berdiri dan berbaris dengan wajah dingin dan hening sepanjang Aiden dan Alexa sarapan. Tidak ada yang berani bersuara, hanya melayani dan bersiaga saja.

"Apa Aiden seorang raja hingga kita harus menghormatinya seperti ini?" bisik Kim pada Mira.

"Hus, lancang sekali kau! Diam atau kita akan berakhir hari ini juga!" Mira membesarkan matanya setelah menjawab Kim sambil berbisik juga.

"Cih, memuakkan!" umpat Kim yang berdiri tanpa menunduk seperti pelayan lain, gadis ini sungguh berani pikir Mira, bukan hanya sikapnya yang tidak bisa diatur, namun juga berani menatap lama tuan majikan mereka tanpa takut.

"Ehemmmmm," suara Aiden membuat semua pelayan ciut.

"Siapa yang berani mengumpat disaat aku sarapan?" cetus Aiden sambil mengelap bibirnya dengan suara dingin.

Hening, Kim melihat sekeliling. Hanya dia yang berani berdiri tegak sedang yang lain menunduk takut.

"Papa membuatku takut," ucap Alexa dengan suara khasnya yang menggemaskan namun tidak ada senyum di sana.

Kim menoleh pada gadis mungil itu. Fokusnya kembali terbagi, bagaimana untuk pertama kalinya ia mendengar Alexa bersuara sejak bertemu tadi.

"Kau!!! Kemari lah!" seru Aiden pada Kim yang melamun.

Mira menyenggol tubuh Kim dengan bahunya seolah memberi kode.

"Apa?" Kim baru tersadar.

"Aku bilang kemari kau!" perintah Aiden lagi.

Tergagap Kim langsung mendekat.

"Ada apa?" tanya Kim saat sudah berhadapan dengan ayah dari Alexa itu.

"Aku tidak suka ada yang bersuara saat aku makan!" cetus Aiden dengan suara dingin sambil berpaling ke arah piring.

Kim bungkam seketika. Ia melirik wajah dingin yang sama dari Alexa, iya gadis kecil itu tidak berbeda dari sikap ayahnya, dingin tidak tersentuh.

"Maafkan aku!" seru Kim yang mulai mengerti suasana kehidupan di pagi hari pria tampan yang pernah terlibat satu malam penuh kenangan dengannya hingga menghasilkan Alexa.

Kim mundur ke tempatnya, semua hening. Sampai pada Aiden dan Alexa selesai sarapan. Kim tidak bergerak dari tempatnya berdiri, ia memandang wajah mungil Alexa yang ia rindukan.

"Gadis aneh!" seru Mira mencolek lengan Kim yang masih melamun.

"Iya, ada apa? Maaf aku tidak mendengar mu," jawab Kim menoleh Mira.

Lama Mira menatapnya.

"Kenapa melihat ku seperti itu?"

"Kenapa kau berkaca-kaca? Kau takut dimarahi lagi? Makanya jangan banyak tingkah, asal kau tahu kau adalah pengasuh yang ke 5 untuk bulan ini, mungkin kau tidak akan tahan bekerja pada Nona Alexa, biar kecil dia sungguh tidak seperti anak lain, semua pengasuh sebelum kau yang kemari semuanya angkat tangan dengan anak itu, tidak ada yang tahan." Mira berkata enteng seolah ia menjelaskan kesulitan yang akan Kim hadapi nanti.

Kim tercengang mendengarnya, ada apa dengan putrinya pikir Kim? Kenapa begitu sering berganti pengasuh, Kim semakin ingin tahu tentang pola asuh anaknya.

"Ah sudahlah, percuma aku bicara padamu! Ayo bergegaslah Tuan Aiden memanggil mu di ruang kerjanya," ucap Mira lagi seraya menunjuk arah dimana Kim akan menemui majikan mereka.

Kim mengangguk saja, ia mengikuti petunjuk lalu dengan santainya ia masuk ke ruang kerja pribadi Aiden.

"Kau memanggilku?" tanya Kim tanpa basa basi pada lelaki yang duduk di kursi kebesarannya itu.

"Perjanjian kita! Semua hal yang harus kau patuhi untuk menjadi pengasuh Alexa. Jika kau benar berkelakuan baik selama disini, akan ku pertimbangkan untuk memberitahu Alexa tentang siapa dirimu sebenarnya."

Aiden memberikan sebuah kertas di depan Kim.

Gadis itu tersenyum getir, untuk mendapatkan pengakuan seorang ibu bagi anaknya sendiri ia harus rela bersikap seperti seorang pengasuh profesional, memakai seragam pelayan, mematuhi semua peraturan yang ada di rumah besar itu.

Lama Kim terdiam saat membaca kertas itu. Begini kah nasibnya berakhir? Padahal Kim bukan orang sembarangan, ia terlahir dari keluarga kaya raya, namun ia menjadi liar karena mendapat perlakuan berbeda dari kakaknya.

Hingga kini, keluarganya sama sekali tidak peduli pada nasibnya yang dianggap telah membuat malu keluarga. Hidupnya berubah lima tahun terakhir, dan kini ia akan berjuang untuk mendapatkan pengakuan dan dekat dengan putri kandungnya.

"Baik Tuan," lirih Kim setelah membaca keseluruhan isi perjanjian, termasuk memanggil Aiden dengan sebutan Tuan seperti pelayan lain.

"Bagus! Sekarang kau boleh menemui putriku di kamarnya, siapkan segala keperluan sekolahnya hari ini," ucap Aiden sambil mengibaskan tangannya.

Lagi Kim mengangguk saja tanpa membantah, demi Alexa ia harus rela bersikap layaknya seorang pembantu.

"Baik Tuan," jawab Kim sambil berlalu.

Aiden menatap punggung Kim yang mulai menghilang, ia tersenyum miring. Entah apa yang ada dipikiran pria yang belum menikah itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!