Terjerat Cinta Pengasuh Arogan

Terjerat Cinta Pengasuh Arogan

bab 1

"Oh ****!" umpat Kimora saat ia terbangun mendapati tubuhnya sedang polos di bawah selimut.

Matanya merah geram saat beralih pada sosok lelaki yang terlelap tidur di sampingnya dengan posisi tengkurap membelakanginya.

Ia berlari ke kamar mandi, menatap wajah dan tubuhnya yang penuh tanda percintaan membuktikan bahwa yang semalam itu bukanlah mimpi atau khayalan nya saja, melainkan benar dan nyata setiap adegan ranjang yang ia dan lelaki itu mainkan.

"Gila, aku memang sudah tidak waras! Bagaimana bisa aku melakukan hal ini? Oh God......" rutuk wanita yang biasa dipanggil Kim itu.

Mengguyur tubuhnya dengan air, Kim menangis kencang merasa marah dan dipermainkan oleh takdir. Bagaimana bisa ia berakhir di ranjang sebuah kamar hotel akibat dari pertengkaran dengan saudarinya kemarin sore hingga ia memilih mabuk dan melampiaskan amarahnya di club malam.

Matanya terpejam merasakan dinginnya air shower, adegan-adegan semalam terlintas di benaknya, bukan hanya si pria namun ia juga menginginkan hal menjijikkan itu semalam akibat pengaruh alkohol yang memabukkan.

Kimora menyesal, kenapa ia bisa menghancurkan kehormatan yang dijaganya selama ini pada pria asing yang masih terlelap di ranjang saat ini. Memikirkan semua itu membuat Kim semakin pening.

Ia menyudahi mandi dengan segera, namun pada saat ia keluar kamar mandi ia terkejut ternyata si pria yang telah menidurinya semalam sudah berdiri menatapnya dengan senyum nakal sambil bersandar di dinding hanya menggunakan CD saja.

"Hei!" teriak Kim terkejut melihat pemandangan di hadapannya. Segera ia berbalik badan.

"Dasar tidak tahu malu!" umpatnya lagi sambil menutup wajahnya.

"Ck, kenapa kau malu? Bukankah sudah melihat semuanya semalam? Awas, aku mau ke kamar mandi!" balas pria itu dengan seringai yang menakutkan pada saat menggeser tubuh Kim agar tidak menghalanginya.

Kim menghembus napas dalam saat mendengar pintu kamar mandi ditutup. Ia mencoba mewaraskan pikirannya agar tidak membunuh pria itu sekarang. Ia segera berpakaian dan bersiap untuk pergi.

Namun ketika Kim hendak membereskan tasnya, sang pria keluar dari kamar mandi tanpa raut bersalah ia mengambil sebuah amplop di atas nakas lalu melemparnya ke arah Kim yang sedang membereskan tasnya.

"Itu bayaranmu!" kata sang pria dengan raut datar lalu mulai berpakaian tanpa menoleh.

Demi apa Kim melihat amplop kuning tersebut dengan mata memerah, lalu ia menatap punggung pria yang mulai mengenakan kemejanya.

Plak, Kim melempar kembali amplop itu ke punggung sang pria tampan yang telah merenggut kehormatannya semalam.

"Hei! Apa-apaan ini?" teriak pria yang menampilkan otot perut bak roti sobek itu ke arah Kim dengan wajah marah.

"Oh apa uangnya kurang?"

"Kau mau berapa tinggalkan nomor rekeningmu, aku tidak membawa uang cash lebih. Aku mengerti bayaran wanita perawan tentu lebih mahal."

"Siapa kau beraninya bicara seperti itu padaku!! Kau pikir aku menjual diri? Dasar pria tidak bertanggung jawab! Aku bukan pelacur!!" teriak Kim sambil menampar keras pipi pria yang menatapnya heran.

"Wow, kau kasar juga rupanya. Aku sudah biasa meniduri wanita matre seperti mu, aku tahu kau ingin uang lebih, baiklah sebut saja rekeningmu," ucap sang lelaki mengulangi kata-katanya sambil menahan perih di wajahnya yang berjambang tipis.

"Aku bukan wanita bayaranmu, yang terjadi semalam adalah kesalahan fatal dalam hidupku. Aku bukan wanita murahan, aku tidak menjual diri, aku dijebak hingga bisa berada di kamar ini! Kau ingat baik-baik pria sialan, aku bukan wanita seperti yang kau pikirkan!"

Kim marah dengan mata yang memerah seperti ingin menelan hidup-hidup pria di hadapannya itu.

Sang pria terdiam, ia menatap Kim dari ujung kaki hingga kepala. Dalam benaknya ia berpikir sesaat tentang apa yang gadis itu katakan, jika bukan wanita bayaran lalu siapa perempuan cantik nan arogan itu.

"Jika kau bukan jal*ng lalu siapa? Ah sudahlah, aku sudah terbiasa bertemu wanita seperti mu. Jika bukan meminta uang lebih, jangan banyak drama, tinggalkan saja nomor rekeningmu nanti ku bayar sisanya!"

Kim mendorong tubuh pria itu dengan tatapan marah nan garang.

"Jangan sembarangan jika bicara!" teriak Kim dengan mata memerah dan berair.

"Aku, wanita baik-baik! Aku bukan jal*ng bodoh. Dasar pria tidak bertanggung jawab, akan ku bunuh kau!"

Sang pria menangkap tangan Kim dengan mudah, hingga gadis itu tidak berkutik melawannya yang tentu berbadan lebih besar dan tinggi serta tubuh mungilnya begitu mudah dikuasai oleh si lelaki tampan bermanik hitam legam itu.

"Oke baiklah, anggap saja kau wanita baik-baik. Lalu kenapa kau bisa ada di kamarku?" tanya si pria tampan dengan rahang kokoh itu.

"Aku dijebak, entahlah aku mabuk!" sahut Kim melunak saat bertatapan dengan mata hitam lelaki tersebut.

Sang pria belum melepaskan tangan wanita cantik itu melainkan menatapnya lebih intens.

"Apa wanita baik-baik bisa mabuk di club malam lalu berakhir di atas ranjang ku?"

Kim tersinggung ia terdiam oleh perkataan lelaki itu, ia melepaskan diri dari pria asing itu lalu kembali mengambil tasnya bersiap pergi.

"Hei, aku belum selesai bicara!"

"Itu bukan urusanmu!! Apapun yang terjadi semalam adalah kesalahan ku, aku harap kita tidak pernah bertemu lagi setelah ini!"

Kim pergi tanpa menoleh, ia keluar dari kamar meninggalkan pria dalam kebingungan yang cukup menyita waktu.

Kim menyandarkan tubuhnya yang lelah di bangku kemudi, ia sudah berada dalam mobilnya sekarang.

"Apa yang telah aku lakukan? Bagaimana bisa aku pulang dalam keadaan seperti ini?" gumamnya bertanya-tanya sendiri, ia takut untuk pulang menghadap Mama dan Papanya dalam keadaan ternoda oleh ulahnya sendiri.

Getar ponsel membuyarkan lamunan gadis berhidung mancung itu.

Degup jantung Kim kian tidak beraturan saat nama sang Mama memanggil di layar ponselnya.

Plak. Kimora terdiam saat mendapatkan rasa pedih dari sebuah tamparan keras di pipi mulusnya saat ini.

Mata merah sang Mama membuatnya bungkam, perempuan paruh baya yang masih cantik itu menatapnya marah dan kecewa.

"Kau sudah keterlaluan Kim, berani berbohong pada Mama!!! Semua sudah tahu kelakuan mu, benar kata Oma bahwa kau memang tidak pantas meneruskan perusahaan keluarga kita, kau hanya tahu bersenang-senang. Dan video ini telah membuktikan bahwa kau telah mencoreng nama baik keluarga kita."

Terpopuler

Comments

Aurizra Rabani

Aurizra Rabani

Hai thor, aku mampir sukses ya 🤗

2023-05-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!