Raksi kaget mendengar teriakan yang berasa dari kamar putri nya itu. Laki-laki paruh baya itu pun berlari menuju kamar putri nya.
"Ada apa buk?" Tanya Raksi saat tiba di kamar putri nya.
"Mimpi buruk lagi pak, tolong ambilin air obat nya Airin" Ujar Aisyah kepada suami nya.
Raksi pun mengambil air putih yang telah di bacain mantra oleh orang pintar untuk mengobati Airin itu. Air tersebut kembali di percikan ke wajah nya Airin hingga membuat gadis itu sadar dari tidur nya.
"Ibu, ibu mereka datang lagi buk" Ujar Airin dengan wajah yang sangat ketakutan memeluk ibu nya saat itu.
"Airin takut buk" Tambah nya lagi sambil menangis.
"Tenang sayang ada ibu dan bapak di sini. Kami tidak akan membiarkan apa pun yang terjadi pada mu nak. Kami akan menjaga mu" Ujar Aisyah mengelus lembut rambut putri nya itu untuk menenangkan Airin.
"Iya sayang bersabar lah. Besok kita akan berangkat ke negeri seberang untuk mengobati mu" Tambah Raksi lagi.
"Sekarang kamu tidur ya sayang. Ibu dan bapak ada di sini menjaga mu" Jelas Aisyah lagi.
Airin memejamkan mata nya mencoba untuk terlelap di malam yang penuh kegelapan itu. Petir kini mulai membelah langit di malam itu. Rintik-rintik hujan mulai terdengar membasahi bumi hingga hujan lebat pun tiba di negeri Bunga Tanjung itu. Sungguh suasana seperti ini menambah kehororan di malam itu.
"Sudah tidur buk?" Tanya Raksi.
"Iya pak seperti nya sudah"
"Buk, ada yang mau bapak bicarain sama ibu. Sebaik nya kita keluar untuk membahas ini" Ujar Raksi mengajak istri nya untuk keluar dari kamar putri nya itu.
Aisyah mengikuti kemauan suami nya. Mereka keluar dari kamar putri semata wayang nya itu.
"Ada apa pak?"
"Buk, tadi bapak juga mengalami mimpi yang buruk. Bapak di datangi oleh bayangan hitam buk. Ia meminta kita untuk mengembalikan Airin kepada nya. Kata nya ini sudah waktu nya Airin kembali" Jelas lelaki paruh baya itu kepada istri nya dengan hati yang cemas.
"Apa? Apa ini ada sangkut paut nya sama mimpi-mimpi Airin selama ini pak?"
"Bapak juga gak tahu buk"
"Apa yang harus kita lakukan pak. Apa yang sebenar nya terjadi kepada anak kita?" Ujar Aisyah menangis karena sedih melihat kondisi putri nya itu.
Semakin hari kondisi Airin sangat memperhatikan. Wajah nya pucat, mata nya terdapat kantung mata dan mata panda karena tidak bisa tidur dengan tenang di setiap malam nya.
Sungguh kondisi gadis itu seperti mayat hidup saja. Pipi nya kini sudah mulai tirusan karena mengalami teror-teror itu hingga membuat nya tidak nafsu makan.
***
"Ayo sayang kita masuk" Ajak Aisyah kepada Airin. Kedua ibu dan anak itu pun masuk ke dalam kapal yang akan membawa mereka ke negeri Kuda Emas untuk bertemu dengan orang pintar yang sangat di harap kan bisa mengobati Airin.
"Kamu tunggu di sini sebentar ya nak. Ibu mau ngobrol sama buk Minah di luar" Ujar Aisyah membiarkan putri nya beristirahat di kamar nya yang memang di buat untuk para penumpang yang ingin menyewa kapal tersebut. Yah bisa di katakan itu kapal yang cukup besar terbuat dari kayu. Kapal itu memang di peruntukan untuk mengangkut bahan makanan dari satu negeri ke negeri lain sebagai alat transportasi nya. Maklum ya mak pada masa itu tidak ada kapal canggih seperti kapal sekarang. Hanya ada kapal itu dengan mesin seada nya saja. Itu lah yang membuat kapal itu bergerak lambat di mana membutuhkan waktu berhari-hari untuk tiba ke tempat tujuan nya.
***
"Buk, apa saja yang harus saya siap kan untuk bahan pengobatan Airin?" Tanya Aisyah saat diri nya bertemu dengan buk Minah. Yah seperti yang di rencana kan, buk Minah ikut bersama mereka untuk menunjukkan di mana rumah orang pintar itu. Tentu nya dengan membayar buk Minah juga agar buk Minah setuju untuk membatu mereka.
"Aduh buk, untuk masalah itu sih saya juga kurang tahu ya buk. Biasa nya di lihat dulu penyakit nya seperti apa buk. Baru nanti di cari bahan-bahan nya. Dan biasa nya juga tok Wan itu yang akan menyiapkan segala nya. Kita hanya menerima bersih saja" Jelas buk Minah.
Yah tok Wan adalah nama orang pintar itu. Orang pintar yang cukup terkenal di negeri nya hingga sampai ke negeri seberang. Itu lah yang membuat kedua pasangan suami istri itu pergi meminta bantuan kepada tok Wan agar anak nya sembuh dan tidak mengalami teror mimpi buruk lagi di setiap malam nya.
"Oh begitu ya, semoga saja tok Wan bisa menyembuhkan Airin ya buk. Mohon doa nya" Ujar Aisyah.
"Aamiin, semoga Airin bisa sebuh. Saya kebelakang dulu ya buk. Mau kembali ke kamar"
"Iya buk"
"Buk, mana Airin?" Tanya Raksi datang menghampiri istri nya.
"Ada di kamar pak. Oh ya kapan kita berangkat nya?"
"Sebentar lagi buk. Masih ada beberapa bahan makanan yang harus di muat ke dalam kapal. Setelah selesai kita akan segera berangkat" Jelas Raksi.
"Oh gitu ya pak. Aduh pak ibu sudah gak sabar untuk tiba di negeri Kuda Emas agar Airin bisa sembuh"
"Iya buk, bapak juga merasakan hal yang sama. Saat ini kita hanya bisa berdoa buk semoga tok Wan bisa menyembuhkan Airin"
"Aamiin"
***
Airin berdiri di depan jendela kamar nya yang berbentuk bulat itu. Yah selayak nya pada kapal kerajaan ya mak semua jendela berbentuk bulat. Atau bisa di katakan seperti kapal bajak laut.
Gadis itu melihat dan memperhatikan setiap awak kapal yang sedang bekerja memasukan bahan-bahan makan dari pelabuhan ke dalam kapal. Yah kebetulan kamar gadis itu berhadapan langsung dengan pelabuhan hingga membuat gadis itu bisa melihat kondisi pelabuhan secara langsung.
Airin terus memperhatikan para pekerja itu dengan seksama. Kemudian pandangan nya beralih di ke sebuah bangunan kosong yang ada di pelabuhan itu.
Gadis itu memperhatikan dengan teliti bangunan yang ada tak jauh dari para pekerja kapal itu. Ia mengecilkan bola mata nya untuk memperhatikan bangunan itu lagi. Terlihat dari balik jendela bangunan itu yang cukup gelap karena tidak terdapat cahaya. Ia melihat sosok bayangan hitam tinggi tegap memperhatikan nya. Sontak Airin membulatkan mata nya. Gadis berambut panjang itu pun berteriak karena merasa ketakutan.
"Ah.... " Raksi dan Aisyah yang sedari tadi berdiri di depan kamar putri nya pun bergegas masuk ke dalam kamar itu untuk melihat keadaan putri nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Rama Fitria Sari
terima kasih
2024-06-24
0
Eka Purwati
𝒔𝒖𝒌𝒂
2024-06-15
0
Eka Purwati
𝒔𝒚𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂
2024-06-15
0