Malam itu ketika Raksi dan Aisyah menemani Airin tidur di kamar nya, Raksi pun ikut bermimpi buruk. Yah lelaki paruh baya itu pun terbangun dari tidur nya yang lelap. Keringat dingin masih bercucuran di tubuh nya. Ia pun melihat keadaan istri dan anak nya yang masih tertidur pulas di samping nya.
"Astagfirullah kenapa aku bisa bermimpi seperti tadi ya? Ada apa sebenar nya semua ini?" Batin Raksi. Laki-laki itu pun pergi menuju dapur untuk mengambil segelas air agar diri nya bisa merasa tenang.
Raksi meneguk air yang ada di hadapan nya saat ia duduk di meja makan. Lelaki itu masih membayangkan dan memikirkan tentang mimpi nya tadi.
"Apa maksud dari mimpi ku itu? Kenapa bayangan hitam itu meminta ku untuk menyerahkan Airin kepada nya? Waktu nya telah tiba. Waktu apa yang mereka maksud?" Satu persatu pertanyaan muncul di benaknya Raksi saat itu. Laki-laki paruh baya itu pas sungguh tidak bisa mengerti arti dari mimpinya barusan.
"Apa ini semua ada sangkut paut nya dengan apa yang Airin alami?" Tanya nya lagi kepada diri nya.
Tepat tujuh belas tahun yang lalu, Raksi pulang dari berkelana nya dengan menggunakan kereta kuda nya. Yah sebagai seorang saudagar tentu laki-laki paruh baya itu selalu berkelana untuk menjual kain-kain milik nya.
Saat itu Raksi melewati sebuah hutan di mana hutan itu terdapat gua yang cukup besar di sana. Ketika itu hujan lebat menimpa nya. Raksi pun terpaksa berteduh di gua agar diri nya tidak basah.
Tak begitu lama, Raksi pun mendengar suara tangisan bayi yang juga berada di gua itu. Tentu saja Raksi kaget dan juga ketakutan mendengar suara tangisan bayi itu. Secara di sana adalah hutan dan tidak ada pemukiman warga sama sekali.
Antara takut dan juga penasaran, Raksi pun pergi masuk lebih dalam lagi ke dalam gua itu.
"Seperti ada suara bayi, apa ada bayi di dalam gua ini? Tapi bayi siapa? Siapa yang tega membuang bayi yang tidak berdosa itu" Batin nya terus menyelusuri gua itu, untuk melihat sumber suara yang ia dengar tadi.
Raksi dan Aisyah memang sudah lama menikah. Hampir sepuluh tahun mereka mengarungi bahtera rumah tangga. Namun tak kunjung di karuniai seorang anak. Semua pengobatan secara tradisional telah mereka tempuh. Tapi sang pencipta belum juga mengabulkan doa mereka.
"Astaghfirullah, kak, kakak tidak baik-baik saja" Ujar Raksi saat diri nya bertemu dengan wanita muda yang telah selesai melahirkan.
Raksi mendekati wanita itu dan ingin menolong nya.
"Pak, tolong anak saya. Tolong bapak jaga anak saya dan sayangi dia seperti anak bapak sendiri" Ujar wanita tadi dengan terbata-bata. Yah wanita yang tidak di kenali nya itu mengalami pendarahan yang sangat hebat waktu itu.
Dalam keadaan yang setengah kaget dan tidak percaya melihat penampakan yang ada di depan nya itu membuat Raksi masih terbengong.
"Pak, tolong ambil anak saya dan bawa jauh dari tempat ini" Ujar nya lagi dengan penuh kesakitan di sekujur tubuh nya.
Raksi mendekati wanita tadi dan mengambil bayi yang baru saja di lahirkan nya itu.
"Bawa dia pak jauh-jauh dari sini. Tolong jaga dia baik-baik. Anggaplah dia seperti putri bapak sendiri" Ujar wanita itu lagi hingga ia pun menghembuskan napas terakhir nya.
Raksi melihat bayi itu. Sungguh bayi itu sangat cantik dengan kulit putih bersih dan bibir tipis yang berwarna merah menghiasi wajah nya. Mungkin ini lah jawaban dari Tuhan selama ini. Meski Tuhan tidak memberikan mereka keturunan dari darah daging mereka sendiri, tapi mereka telah di berikan anak dari orang lain.
Dengan perasaan bahagia Raksi membawa bayi itu pulang ke rumah nya. Di gua bernama Bagiri itu lah ia telah mendapatkan putri cantik sehingga di beri nama Biduri. Nama itu di berikan karena tidak jauh dari nama gua tempat menjadi saksi bisu kelahiran Biduri itu.
"Buk, ibu lihat ini buk. Bapak menemukan bayi cantik buk" Teriak laki-laki itu dengan rasa hati yang gembira saat dirinya sudah tiba di rumah.
"Anak siapa ini pak?" Tanya Aisyah dengan heran.
"Bapak juga tidak tahu buk. Bapak menemuinya di gua Bagiri saat berteduh di sana saat perjalan pulang bapak kehujanan" Jelas Raksi.
"Kasihan dia buk, bayi ini sebatang kara. Ibu nya telah meninggal saat melahirkan nya. Dan dia menitipkan bayi ini kepada bapak. Mungkin ini lah jawaban dari doa-doa kita buk. Allah telah memberikan kita anak dari jalan lain" Jelas Raksi dengan rasa penuh gembira.
Aisyah mengambil bayi yang ada di tangan suami nya. Ia melihat wajah bayi tersebut. Dan betapa terkagum nya dia kepada bayi itu yang sangat cantik. Yah siapa pun yang menatap bayi itu akan terpesona dan jatuh hati kepada si bayi. Hingga ia besar pun seperti ini hal itu pun masih berlaku.
Semenjak kehadiran bayi itu, Raksi tidak pernah lagi berkelana untuk menjual kain-kain nya. Ia memutuskan untuk membuka toko di depan rumah nya agar bisa terus bersama dengan istri dan anak nya tampa harus meninggalkan mereka semenit pun. Dan kehadiran Airin di dalam rumah tangga sepasang suami istri itu membuat perubahan besar bagi mereka. Dimana perekonomian sepasang suami istri itu ini berubah drastis. Mereka selalu mengalami keuntungan yang begitu besar. Semua para petinggi negara membeli kain-kain yang dijual oleh Raksi sebagai bahan pakaian mereka. Tidak hanya dari dalam negeri, banyak juga para pembesar yang berasal dari luar negeri membeli kain-kain dari Raksi itu. Sungguh kehadiran Airin membawa berkah bagi kedua pasangan suami istri itu.
Hidup Airin pun serba berlebihan dan kasih sayang Raksi dan Aisyah kepada Airin sangat lah besar. Mereka rela melakukan apa pun untuk putri nya itu. Sewaktu kecil Airin tumbuh seperti anak-anak pada umum nya. Bermain, tertawa gembira bersama teman-teman nya. Namun setelah menginjak usia tujuh belas tahun ini, Airin malah mengalami hal yang aneh. Di mana dia selalu di teror dengan mimpi buruk nya di setiap malam.
Kembali ke masa sekarang.
Raksi terus meneguk air yang ia pegang tadi.
"Ibu, bapak tolong Airin" Teriak gadis itu dari dalam kamar nya. Mendengar itu Raksi yang tadi sedang menikmati air minum nya bergegas bangkit dan berlari menuju ke kamar putrinya.
"Ada apa buk?" Tanya Raksi saat tiba di kamar putri nya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments