Airin dan kedua orang tua nya kini telah tiba di kapal yang akan membawa mereka menyeberang ke negeri sebelah. Yah saat itu memang sudah ada kapal di tempat mereka. Di mana pada masa itu adalah masa peradaban baru. Di mana para negara Belanda baru masuk ke daerah itu dan memperkenal kan beberapa ciptaan mereka. Di situ lah kapal itu mendapatkan mesin nya.
Airin memperhatikan dengan seksama sosok bayangan hitam yang berada di balik jendela bangunan kosong yang tak jauh dari para pekerja kapal tersebut.
"Ah... " Dengan kembali merasa ketakutan Airin berteriak mengagetkan Raksi dan juga Aisyah yang dari tadi berada di luar kamar putrinya itu.
"Kenapa sayang?" Tanya Aisyah langsung masuk ke kamar putri nya dan langsung memeluk putrinya yang merasa ketakutan saat itu.
"Buk, di sana bu, di sana. Ada sosok itu lagi memperhatikan Airin. Airin takut bu" Ujar gadis itu lagi menuju ke luar jendela di mana sosok itu berada tadinya.
Raksi pun langsung memeriksa keluar jendela untuk memastikan apakah benar masih ada sosok itu atau tidak di sana.
"Dia ada di balik bangunan kosong itu pak dia memperhatikan Airin" Jelas Airin lagi.
Raksi pun melihat di sekitar bangunan kosong itu. Memang lelaki paruh baya itu tidak melihat apa pun di sana.
Raksi menghela napas berat nya dan mendekati kedua wanita yang berbeda usia itu.
"Tidak ada siapa-siapa di sana sayang. Sosok itu sudah pergi" Ujar Raksi mengelus lembut rambut panjang putri nya.
"Ya sudah sayang, kamu istirahat saja ya. Jangan memikirkan hal yang bukan-bukan. Ibu dan bapak akan terus di sini menemani mu" Ujar Aisyah membenarkan selimut putri nya itu.
Airin berbaring di tempat tidur nya dengan berbantalkan paha ibu nya. Hingga pada akhir nya gadis itu pun terlelap. Yah meski hari masih pagi, tetap saja Airin merasa ngantuk secara setiap malam ia tidak bisa tidur dengan puas.
***
"Sayang sudah bangun?" Tanya Aisyah melihat putri nya itu duduk di tempat tidur nya. Sedangkan ibu nya duduk di kursi yang tak jauh dari tempat tidur putri nya itu. Di mana tempat itu merupakan tempat makan di dalam kamar itu.
Airin tidak menjawab gadis itu masih menggosok-gosok mata nya.
"Sini sayang duduk di samping ibu"
"Bapak kemana buk?"
"Bapak lagi di luar mengambil makanan di dapur kapal ini" Ujar Aisyah.
"Seperti nya kamu kelihatan enak tidur nya"
"Iya buk rasa nya baru puas aku tidur hari ini. Sudah pukul berapa ya buk?"
"Sudah waktu nya makan siang sayang. Maka nya bapak ke dapur untuk mengambil makanan kita" Jelas Aisyah kepada putri nya.
"Oh gitu, kita sekarang berada di mana buk? Apa kapal nya sudah berangkat jauh?"
"Sudah sayang. Kapal nya sudah berangkat beberapa jam yang lalu"
"Ini makanan kita sudah tiba" Ujar Raksi memberikan makan kepada kedua wanita yang berbeda usia itu.
"Wah, seperti nya enak" Ujar Airin.
"Ayo di makan sayang" Ujar Raksi lagi.
Tanpa di minta untuk yang ke dua kali nya Airin pun langsung melahap makanan yang di bawa oleh bapak nya tadi.
"Oh ya pak, buk Minah sudah makan juga?" Tanya Aisyah kepada suami nya. Yah tentu saja ia merasa bertanggung jawab kepada wanita itu karena mereka lah yang membawa buk Minah ke sini.
"Sudah kok buk, tadi sebelum ke sini bapak mengantarkan makanan untuk nya dulu" Jelas Raksi.
"Syukurlah. Ibu jadi tenang mendengar nya" Ujar Aisyah ikut menyodorkan makanan yang di bawa suami nya ke dalam mulut nya.
***
"Kamu akan kembali ke tempat asal mu. Kami sudah lama menunggu mu" Ujar seorang laki-laki bertubuh tegap yang tidak jelas di lihat wajah nya.
"Apa maksud kamu? Tempat asal ku seperti apa?" Tanya Airin tidak mengerti.
"Tempat dari mana kamu berasal. Tempat yang seharus nya kamu berada di sana"
"Gak, aku gak mau. Tempat ku di sini" Tolak Airin kepada sosok itu.
"Di sini bukan tempat mu. Tempat mu bersama kami di sana" Jelas sosok tadi lagi sambil menunjuk ke arah lubang hitam yang ada di belakang nya. Yah bisa di pastikan lubang itu merupakan lorong waktu untuk menuju ke dimensi lain.
"Gak, kamu bohong. Aku sama sekali gak kenal sama kamu. Pergi kamu pergi dan jangan kembali lagi. Aku gak mau ikut dengan mu" Teriak Airin lagi.
Namun, sosok bayangan hitam tadi memegang tangan Airin dan berusaha untuk membawa nya. Airin meronta-ronta meminta untuk di lepaskan oleh sosok bayangan hitam tadi.
"Lepas kan aku.... Lepaskan" Teriak gadis itu.
"Sayang, sayang Airin ini ibu nak. Sayang bangun nak" Ujar Aisyah membangun kan putri nya yang kembali mengalami mimpi buruk.
"Lepas kan aku, aku gak mau ikut sama kamu" Terik Airin lagi.
"Pak, ambilin air obat nya pak" Ucap Aisyah dan seperti biasa Raksi memercikkan air itu ke wajah nya Airin agar gadis itu terbangun.
"Ibu.... " Ujar Airin setelah bangun dari mimpi buruk nya. Gadis itu memeluk erat ibu nya dan terus menangis sejadi-jadi nya. Aisyah hanya bisa memeluk dan mengelus lembut rambut putri nya agar ia merasa tenang.
***
"Ada apa Raksi, tadi aku mendengar ada suara ribut- ribut dari arah kamar kalian" Tanya Pandu si pemilik kapal sekaligus kapten nya.
Yah saat itu Raksi keluar kamar dan berdiri di anjungan kapal untuk mencari angin segar di malam itu setelah memastikan istri dan anaknya sudah terlelap kembali.
"Biasa, putri ku sedang mengalami mimpi buruk nya. Sudah beberapa bulan terakhir ini gadis ku itu mengalami teror mimpi buruk. Yah bisa di bilang semenjak ia menginjak usia tujuh belas tahun" Jelas Raksi dengan sedih.
"Itu sebab nya aku dan istri ku memutuskan untuk membawa nya ke negeri Kuda Emas untuk menemui orang pintar yang kami harapkan bisa menyembuhkan putri kami itu" Jelas nya lagi.
"Oh jadi karena ini kamu meminta tumpangan kepada ku? Ku pikir kamu mau ke sana karena ingin berdagang kain-kain mu"
"Gak, aku sudah lama tidak berkelana. Yah semenjak Airin hadir di dalam kehidupan kami. Aku memutuskan untuk membuka toko saja di depan rumah ku. Yah aku tidak mau meninggalkan putri ku itu lama-lama" Jelas Raksi kepada teman nya itu.
"oh begitu ya. Semoga putri mu cepat sembuh ya Raksi"
"Iya terima kasih atas doa nya. Sudah banyak kami meminta bantuan kepada orang pintar untuk mengobati Airin. Tapi hasilnya tetap sama dan inilah harapan kami satu-satunya. Semoga saja Airin bisa disembuhkan melalui orang pintar ini" Ujar Raksi penuh dengan harapan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments