Episode 05

Tiba malam pesta ulang tahun Mariana. Semua rekan kerja mulai berdatangan satu persatu. Pesta di gelar privasi hanya mendatangkan teman terdekat dan rekan kerjanya saja, serta anggota keluarga. Keluarga Mariana terbilang orang berada jadi pesta di gelar dengan sangat mewah. Keluarga Mariana memiliki sebagian saham pada perusahaan tempat sang putri bekerja, meski begitu Mariana tidak ingin semua tau latar belakangnya di kantor itu.

"Kita sambut yang berbahagia pada malam hari ini, Si cantik Mariana Salsabilla" Dengan lantang seorang pembawa acara menyambut kedatangan Mariana.

Penyambutan begitu meriah dari tamu undangan serta gemuruh tepuk tangan mengiringi kemunculan Mariana.

"Wah.....dia cantik sekali"

"Dia itu manusia atau bidadari? Parasnya begitu cantik..." Setiap orang akan memikirkan hal sama. Tidak hanya cantik Mariana juga terbilang cerdas, ia berhasil memenangkan tender setiap kali perusahaan menawarkan kerja dama dengan beberapa kolega.

Hampir semua mata menatap kagum setalah melihat seorang wanita cantik memakai dres warna marun menuruni anak tangga. Hidung mancung, mata indah, dan bibir mungil berwarna merah muda, dia terlihat bagaikan seorang ratu, begitu cantik dan anggun. Setiap mata akan terpana melihat malaikat tak bersayap ada tepat di depan mata mereka.

"Selamat ulang tahun, Mariana" Ucap beberapa rekan kerjanya. Semua orang telah berkumpul di acara pesta hanya tinggal satu orang saja yaiti Damar. Sedari tadi ia belum nampak batang hidungnya. "Makasih ya sudah berkrnan datang..." sambil tersenyum tipis.

Mata Mariana terus mencari sosok seseorang yang sangat ingin ia lihat. Dari puluhan orang hanya satu yang di tunggu, tidak lain adalah Damar seorang. Ya, Mariana sangat mengaguminya. Dahulu mereka sempat mempunyai suatu hubungan tapi sudah snagat lama sekali, sehingga waktu kembali mempertemukan mereka setelah bebetapa tahun kemudian. Mariana bekerja di tenpat sang ayah menyamar menjadi karyawan biasa,untuk bisa lebih dekat dengan Damar. Meski ia tau Damat tidak lagi sendiri, tapi itu bukan masalah baginya. Menikah atau tidak bukan penghalang untuk jatuh cinta.

"Dia belum datang?" Tanya Mariana kepada seorang kawan dekat Damar ketika barada di kantor.

"Dia? Oh si Damar, pasti dia masih di jalan makluk rumahnya jauh dati sini"

"Lho memang dia belum datang? Dia datang sama istrinya atau sendiri?" Sambung salah seorang rekan kerja lain.

Mengkerdikan bahu "Entahlah....kita lihat saja kali inj dia membawa istrinya atau akan beralasan seperti biasa"

"Paling nanti dia datang sendirian, lihat saja nanti" Damar terbiasa menghadiri acara hanya sendiri tanpa menggandeng sang istri. Waktu acara pernikahan rekan kerja Damar pun tak nampak membawa sang istri, bahkan tidak sekali dua kali hampir berulang kali.

"Kalian ini jangan suka gibahin teman sendiri dong, pamali tau" Sambung Mariana. Mendengar hal itu sebenarnya Mariana begitu senang, merasa ada banyak peluang baginya mendekati Damar. Setelah hubungan lama mulai timbul rasa kembali, hasrat dalam memiliki pun semakin tinggi.

"Mbak Mariana ini tidak hanya cantik tapi juga baik hati. Nyesel deh gue nikah duluan tau gitu nungguin mbah Mariana saja" Celetuk salah satu rekan kerjanya.

"Hust....omong kosong, kalau sampe bini elu denger malam nanti bisa bisa tidur di luar deh" Tawa mereka pecah seketika dengan banyolan kecil.

"Kalian ini bisa saja" Mariana bergrgas menghampiri tamu yang lain, dan tiba tiba kedua matanya terarah pada seorang pria berkrmeja biru muda. "Kemeja itu...." Seingatnya kemeja itu adalah pemberiannya di kala Damar mencapai sesuatu di perusahaan. Melihat sang mantan memakai pemberian darinya jelas hati terasa berbimunga bunga "Dia memakai kemeja pemberianku....." Lirihnya sambil tersenyum.

Seorang wanita paruh baya melihat ke arah tatapan mata sang putri "Siapa?"

Mariana terkejut melihat sang ibu berada tepat di belakangnya "Mama..." Terdipu malu.

Sang ibu melihat lebih jelas lagi siapa gerangan pria tersebut "Tunggu dulu dia itu adalah....." Mengingat sosok tak asing bagi keluarga.

"Dia Damar Sasongko, bukan? Kalau mama tidak salah dia itu mantan pacarmu saat duduk di bangku sekolah" Keluarga Mariana baru beberapa bulan pindah ke kota tersebut. Sejak lulus sekolah menengah keatas keluarga Mariana pindah tempat karena sang ayah di pindah kerjakan ke luar kota. Sedangkan Mariana sendiri harus melanjutkan kuliah di negeri orang. Sejaksaat itulah mereka tidak lagi saling bertemu atau sekedar berkomunikasi.

Mariana tersipu lalu mengangguk "Benar, dia Damar yang dulu"

"Yang dulu suka ke rumah bawa martabak manis itu?"

Sekali lagi Mariana tersipu malu. Rasa cinta yang dulu kembali timbul seiring mereka bersama. Hubungan mereka kandas padasaat itu bukan lantaran suatu masalah, melainkan jarak memisahkan keduanya. Bagi Damar hubungan jarak jauh tidaklah baik lalu memutuskan mengakhiri kisah mereka. Mariana pun terpaksa menerima keputusan Damar karena dulu ia lebih mementingkan pendidikan dari pada percintaan.

"Mama hampir pangling sama dia nampak tampan dan gagah sekali, beda sama yang dulu" Ssng ibu terus menggoda putrinya, sebab dari tatapan mata saja jelas terlihat sorot rasa cinta.

"Mariana....Selamat ukang tahun, semoga yabg kamu semogakan lekas terkabul" Ucap Damar sembari mengulurkan tangan.

Tanpa ragu Mariana menjabat tangan Damar "Terima kasih sudah datang" Senyum menawan bagai anak bangsawan terlihat indah di pandanga mata.

"Oh iya ini ada kado dariku, mungkin isinya tidak terlalu mahal tapi aku harap kamu bisa menerimanya" Sehari sebelum acara Damar telah membelikan sebuah hadian khusus untuknya. Hanya Mariana seorang dapat merasakan bagaimana perlakukan baik Damar.

Meraih kado pemberian Damar. Kado itu akan menjadi hal paling istimewa dalam sejarah hidupnya. Sejak mereka berpisah tidak ada lagi kejutan kecil dari Danar yang begitu sangat ia rindukan.

"Aku tidak butuh barang mewah justru aku suka semua pemberian apa pun darimu, mahkota dari daun pun akan aku simpan" Mengingat sewaktu jaman dulu ketika sekolah mengadakan kemah, Damar memberinya satu mahkota dari ilalang dan dedaunan. Kisah mereka kala itu sangatlah indah sampai menjadi kenangan tak terlupakan.

Damar nampak terpaku sesaat mengingat kisah mereka dulu.

"Eh...maaf ya aku tidak bermaksud mengungkit kisah kita, maaf kalau membuatmu tidak nyaman" Mariana berbalik badan, namun Damar meraih tangannya.

"Saya tidak merass terganggu dengan itu"

Menoleh penuh senyum "Are you sure?"

Damar mengangguk.

"Ehem....bagaimana kabarmu nak Damar? Sudah sangat lama sekali kita tidak bertemu" Ibunda Mariana seketika mendatangi mereks berdua yang nampak saling menatap satu sama lain. Dari tatapan mereka terlihat satu rasa cinta masa lalu belum terselesaikan.

Mengulurkan tangan "Benar tente sejak terakhir kali kita bertemu saat itu. Bagaimana kabar tante? Lalu di mana Om Burhan, kenapa tidak terlihat sama sekali?" Tanya Damar berbasa basi.

"Suami tante tidak bisa pukang karena banyak kerjaan besok baru bisa pulang. Kalau begitu mari kita mulai acaranya"

Acara pesta ulang tahun mulai di gelar dengan meniup lilin dan memotong kue.

Sang pembawa acara berkata "Wah....potongan kue pertamanya mau di kasih ke siapa, ya? Tentunya orang spesial"

Menatap Damar "Potongan kue yang pertama tentu khusus untuk orang penting dalam hidupku" Menyuapkan satu potong kue untuk Damar. Semua di buat melongo kenapa bisa Mariana menyebutnya sebagai orang penting sedangkan Damar sudah beristri.

Dengan ragu Damar memakan kue tersebut. Entah kenapa di sebut sebagai orang penting dalam hidup Mariana, ia merasa begitu senang sekali. "Orang penting?" Lirih Damar sembari menatap wajah Mariana.

Mariana hanya tersenyum manja.

Sekarang Damar tau Mariana masih menyimpan perasaan untuknya.

Ternyata dia masih mencintaiku seperti dulu. Sejujurnya aku pun begitu.....

Tiba acara puncak. Ruangan menddak menjado gelap gulita. Alunan musik mulai terdengar indah.

"Sekarang waktunya berdansa, cari pasangan kalian dalam kegelapan, karena cinta akan menuntunmu pada pasanganmu. Dalam gelap sekali pun Cinta tidak pernah padam. Di hitung mundur temukan pasangan kalian masing masing, lima empat tiga dua satu. Ayo cari pasangan kalian" Ucap pembawa acara.

Semua temu undangan kesulitan mencari pasangan mereka karena kondisi ruangan gelap gulita.

Meski begitu Mariana berhasil menggapai tangan Damar. Mereka saling mengeratkan tangan satu sama lain. "Gelap tidak mampu menghalangi cintaku padamu, Damar" Bisiknya di telinga Damar.

Damar mulai terbiasa dengan ucapan Mariana "Malam ini kamu begitu cantik" Balas Damar.

Masih dalam suasana gelap sebuah musik klasik terdengar indah "Mari kita berdansa"

Semua orang bersuka cita bersama. Sampai lampu menyala Damar dan Mariana terus mengayun indah meliuk liuk manja. Keduanya saling menatap satu sama lain. Begitu romantis.

"Bagaimana bisa dia bersama Mariana sedangkan dia sudah mempunyai istri?" Salah seorang rekan kerja Damar merasa heran atas sikap mereka berdua.

Salah seorang menjawab "Hanya kebetulan saja, toh ini pesta wajar saja mau dansa sama siapa. Itu bukan selingkuh, kan? Lagian kamu baper banget sih bro, dalam gelap mana bisa kita cari pasangan kita masing masing. Udah jangan perpikiran buruk menidng kita nikmati saja sisa pesta malam ini"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!