"Pangeran, Tuan Julian, kita telah sampai di Kota Caver." Albert membuka jendela depan dan memberitahu kalau mereka telah sampai.
Julian yang mendengar hal itu segera membuka jendela samping dan melihat kalau ada sebuah kota fantasi yang sangat luas di depan nya.
Ia juga bisa melihat ada tembok tinggi yang mengelilingi seluruh kota untuk melindungi kota dari serangan monster atau manusia lain.
"Kota Caver adalah kota terbesar kedua setelah Ibukota kerajaan Cruya, Kota Crosa. Kota Caver terkenal akan pakaian nya yang berkualitas."
"Bisa dikatakan kalau Kota Caver adalah kota yang disukai para bangsawan dan orang-orang kaya karena mereka selalu kesini untuk membeli pakaian."
Conall menjelaskan sedikit mengenai kota di depan mereka yaitu Kota Caver yang merupakan kota terbesar kedua setelah Ibukota Crosa.
"Aku bisa melihat dari sini kalau orang-orang disana memakai pakaian yang bagus." Julian menyipitkan matanya melihat ke arah kota.
"Kau bisa melihat dari jarak segitu!?" Conall terkejut karena dia sendiri tidak bisa melihat orang-orang berpakaian bagus.
"Haha, aku memiliki mata yang tajam." Julian hanya tertawa kecil.
Sebenarnya itu karena pengaruh kekuatan dinosaurus yang membuat semua panca indera milik Julian meningkat drastis.
Ia bisa melihat dari jarak yang jauh, bisa mencium bau yang samar dengan jelas, bisa merasakan hembusan angin yang kecil, dan masih banyak lagi.
Pada awalnya Julian sedikit risih dengan hal itu karena tubuh nya menjadi sangat sensitif, namun lama-kelamaan ternyata perasaan itu menyenangkan juga.
Mereka sampai di depan gerbang Kota Caver dan Albert mengeluarkan tiga kartu dan menyerahkan nya kepada penjaga yang sedang bertugas.
"Tuan Julian, bisakah anda menunjukkan kartu identitas anda?" Albert bertanya kepada Julian.
"Kartu? Mindy, apakah aku memiliki kartu identitas?" Julian langsung bertanya kepada Mindy.
[ Ada, kartu itu tersimpan di dalam inventory host ]
Julian berterimakasih kepada Mindy dan mengambil kartu identitas yang ada di inventory nya dan mengeluarkan nya dari saku pakaian nya.
Karena tadi Mindy memberitahu Julian kalau orang yang memiliki kemampuan inventory sangatlah sedikit dan mereka biasanya sering diincar oleh bangsawan.
"Hm? Ternyata dulunya kau adalah bangsawan yang terhormat ya." Conall bereaksi setelah melihat kartu identitas Julian yang bercorak emas.
"Yah, itu dulu haha." Julian tertawa kering lalu menyerahkan kartu identitas nya kepada Albert.
[ Host, ada empat jenis kartu identitas di dunia ini. Perunggu untuk rakyat jelata. Perak untuk Baron, Viscount, dan Count. Emas untuk Marquess dan Duke. Diamond untuk Keluarga Kerajaan atau orang yang memiliki identitas yang setara dengan itu ]
"Terimakasih Mindy, sekarang aku paham dengan informasi itu." Julian berterimakasih kepada Mindy karena telah menjelaskan tanpa diminta.
Setelah penjaga melihat kalau ada kartu identitas emas, ia langsung membukakan gerbang untuk mereka dan mempersilakan mereka masuk.
Lalu setelah Albert menyerahkan kartu identitas kepada Julian, mereka langsung masuk ke dalam kota dan menuju sebuah bangunan yang berada di tengah kota.
"Ini adalah bangunan milik keluarga kerajaan, ayo kita masuk." Conall turun dari kereta kuda diikuti oleh Julian.
Mereka memasuki bangunan itu dan menaiki anak tangga sampai ke lantai empat. Setelah memasuki salah satu ruangan, Conall mempersilakan Julian untuk duduk.
"Akhirnya kita bisa berbicara di tempat yang nyaman. Aku tidak suka basa-basi, jadi tolong silakan katakan imbalan apa yang kau inginkan, Julian." Conall berbicara dengan serius.
"Informasi dan buku sihir." Julian langsung menjawab nya.
Saat ini Julian benar-benar kekurangan informasi dan ia tidak bisa terus-menerus mengandalkan Mindy untuk menjelaskan nya.
Lebih baik ia membaca informasi nya sendiri dan bertanya jika ada informasi yang tidak ia pahami kepada Mindy setelah nya.
Lalu ia juga belum terbiasanya menggunakan mana, oleh karena itu ia meminta buku sihir yang menjelaskan mengenai mana.
"Apakah kau yakin? Kedua hal itu adalah hal yang sepele jika dibandingkan dengan bantuan mu tadi." Conall ragu-ragu karena permintaan Julian terlalu sederhana.
"Sesuatu yang sepele bisa menjadi sangat penting sesuai keadaan." Julian tersenyum.
"...Kau benar." Conall juga tersenyum.
Conall kemudian mengelus cincin yang dipakai di ibu jari kanan nya lalu muncul beberapa perkamen dan buku yang tebal.
"Perkamen itu adalah informasi mengenai dunia ini dan buku itu mengenai mana dan sihir sesuai dengan apa yang kau butuhkan." Conall memberitahu Julian.
"Terimakasih, akan aku terima ini." Julian mengambil tas yang baru saja diserahkan oleh Albert dan memasukan semuanya kedalam tas.
Mereka berdua kemudian berbincang-bincang sebentar lalu pada saat waktu memasuki sore hari, Julian pamit undur diri.
...----------------...
"Sepertinya, Kota Caver adalah kota yang jauh lebih besar daripada yang kukira. Pemandangan seperti ini membuat jantungku berdebar-debar, haha."
Julian saat ini sedang berjalan-jalan di Kota Caver dan melihat ada banyak hal yang hanya bisa ia lihat di buku komik cerita fantasi.
"Hai! Aku baru melihat wajah mu disini, apakah kau adalah pendatang baru di Kota Caver ini?" Seorang wanita muda datang dan berbicara kepada Julian.
"Eh... Iya.." Julian terkejut dengan kedatangan wanita muda itu yang tiba-tiba.
"Kalau kau tidak memiliki tempat untuk menginap, datanglah ke tempat kami! Kamar kami memang tidak murah, tapi itu berarti kamar kami adalah tempat yang terbaik!" Wanita muda itu menarik Julian.
Ia menarik Julian ke depan sebuah bangunan besar yang memiliki banyak jendela yang sepertinya itu salah sebuah penginapan.
"Ayah!! Kita memiliki pelanggan!!" Wanita muda itu masuk dan berteriak.
"Irmei! Ya ampun, apakah kau menarik orang asing masuk ke penginapan kita lagi?" Seorang pria botak datang dan menghela napas panjang.
"Haha, tidak apakah. Aku memang berniat untuk mencari penginapan disini." Julian tertawa karena ia juga senang ditarik oleh wanita muda yang cantik.
"Tapi, apakah kau benar-benar pelanggan? Maksudku, kau terlihat tidak membawa barang bawaan apapun..." Pria botak itu terlihat bingung.
"Ah, namaku adalah Moriz." Pria botak itu memperkenalkan dirinya.
"Aku memang tidak memiliki barang bawaan karena aku adalah pengelana. Yang aku bawa hanyalah beberapa barang penting saja, hahaha." Julian menjelaskan nya.
"Ah, jadi begitu. Biaya untuk satu malam adalah 2 koin perunggu itu sudah termasuk satu kali makan." Moriz memberitahu biaya menginap.
...----------------...
100 tembaga \= 1 perunggu
10 perunggu \= 1 perak
10 perak \= 1 emas
10 emas \= 1 platinum
// catatan : 1 tembaga \= 1.000 rupiah, 1 perunggu \= 100.000 rupiah, jadi author membuat nilai mata uang berdasarkan rupiah //
...----------------...
"Kalau begitu aku ingin menginap selama 10 hari dulu. Ah dan aku ingin meminta makan nya sekarang saja." Julian menyentuh dagunya lalu berbicara.
Julian memiliki uang dalam jumlah banyak di inventory nya yang diberikan oleh Dewa Tertinggi. Julian sempat menolak kebaikan Dewa Tertinggi, namun Dewa Tertinggi mengatakan kalau dia tidak membantu Julian.
Uang itu adalah uang milik Julian di bumi dan Dewa Tertinggi hanya mengubah uang Julian menjadi uang yang dapat digunakan di dunia fantasi.
Ada alasan mengapa Julian memiliki banyak uang padahal ia bekerja di perusahaan hitam. Itu karena ia berasal dari keluarga kaya.
Namun ada alasan tersendiri yang membuat Julian tidak mau menggunakan kekayaan keluarga nya dan memilih menggunakan uang nya sendiri.
Setelah mengetahui penjelasan Dewa Tertinggi dan paham, Julian menerima uang yang sangat banyak itu dan menyimpannya di dalam inventory.
"Baik, lalu totalnya menjadi 2 koin perak. Irmei, tolong tuliskan detail pelanggan di registrasi penginapan." Ucap Moriz.
"Baik ayah! Siapa namamu tuan?" Irmei bertanya nama Julian.
"Julian." Setelah memberikan uang kepada Moriz, Julian mengatakan nama nya.
Julian memutuskan untuk tidak mengatakan nama keluarga nya karena ia malas menanggapi reaksi orang-orang yang mengira kalau dirinya adalah bangsawan.
Dan Conall tadi juga memberi tahu kalau kartu identitas sangat jarang digunakan. Biasanya itu digunakan untuk memasuki wilayah lain atau sesuatu yang penting.
"Baik, lalu berapa umur mu dan pekerjaan mu? Maaf, tapi ini diperlukan untuk meregistrasi pelanggan." Irmei meminta maaf dengan pertanyaan itu.
"Haha, tidak apa-apa. Aku bukanlah orang yang mempermasalahkan hal itu. Umurku 18 tahun dan pekerjaan ku adalah pengelana. Meskipun aku tidak tahu itu adalah pekerjaan atau bukan, haha." Julian memberitahu umur dan pekerjaan nya.
"18 tahun!? Aku kira kau seumuran dengan ku!" Irmei tampak terkejut.
[ Informasi tambahan, umur legal di dunia ini adalah 14 tahun ]
"Wah, 14 tahun? Itu sedikit gila." Julian terkejut dengan hal itu.
"Haha, banyak orang yang mengatakan kalau aku ini awet muda." Julian tertawa.
Setelah registrasi selesai, Julian duduk di ruang makan penginapan yang berada di sebelah lobi dan menunggu makanan tiba.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tingkatan keluarga bangsawan
King/Queen
Prince/Princess
Duke/Duchess
Marquis/Marquess
Count/Countess
Viscount/Viscountess
Baron/Baroness
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Ayano
Kayak mata uang Jepang sekilas
Menarik.
2023-10-22
0
Nurul
Loli legal banyak tuh🤤🤤🤤
2023-07-01
4
☠zephir atrophos☠
Count gak usah pakek 's'
2023-06-19
1