Dea merasa senang karena manager cafe itu mengubah pikiran nya untuk tetap menerima nya bekerja di sana. Yah meski pun atas bantuan dari Marco. Yah wajar sih dia menolong gadis berambut panjang sebahu itu karena sebab Marco lah dia jadi di tolak tadi.
"Alhamdulillah aku bisa bekerja di sini akhir nya" Ujar Dea dalam hati. Gadis tadi pun pergi ke luar cafe berencana untuk pulang karena besok ia baru mulai kerja. Untuk apa juga berlama-lama di cafe tersebut bukan?
"Lebih baik aku mencari kos aja di dekat-dekat sini. Mumpung hari ini belum kerja" Batin nya. Dengan langkah yang santai ia pun keluar dari cafe itu.
***
Dea mengerut kening nya saat melihat Marco masih berdiri santai dengan bersandar di mobil mewah nya.
Dea menghela nafas perutnya melihat sikap laki-laki itu yang sok cool baginya.
"Dasar sok cool" Batin nya memutar bola matanya sambil berlalu di hadapan pemuda tampan itu.
"Eh" Tegur Marco saat Dea lewat di depan nya.
"Apa?" Jawab gadis itu melipat kedua tangannya di dada dengan sikap dingin nya.
"Bukan kah aku sudah menolong mu untuk kembali di terima bekerja di sini?" Ujar Marco ikut melipat kedua tangan nya di dada.
"Terus?"
"Tidak bisa kah kamu mengucapkan terima kasih kepada ku karena telah membantu mu? Jika tidak ada aku, mungkin kamu.... "
"Mungkin aku apa? Mungkin aku tidak di terima begitu? Eh, apa kamu lupa, kamu yang menyebab kan pakaian ku kotor sehingga membuat aku terlambat karena harus membersih kan nya. Lupa kamu ha?" Potong Dea dengan ketus nya.
"Kamu ini ya, benar-benar... "
"Oke, oke jika kamu minta di sanjung karena telah menolong ku, maka aku ucapkan terima kasih banyak-banyak karena telah menolong ku. Sudah puaskan?" Tanya Dea.
Marco hanya menatap Dea dengan tatapan tajam nya karena gadis itu tidak ikhlas mengucapkan terima kasih kepada pemuda itu.
"Oh, ternyata tidak terima ya ucapan dari ku itu. Terima kasih pak Marco yang telah menolong ku. Jika tidak ada bapak, mungkin aku tidak mendapatkan pekerjaan ini. Terima kasih ya pak" Ujar Dea berlaga menyanjung Marco.
Pemuda tadi pun tersenyum melihat Dea bertingkah seperti itu. Sedang kan Dea, kembali memperlihatkan wajah ketus nya. Dea pun pergi meninggalkan Marco.
"Dasar orang aneh, menolong orang gak ikhlas seperti itu. Padahal dia yang salah tapi masih berlagak menjadi pahlawan" Ujar Dea kepada diri nya sendiri terus berlalu dari hadapan pemuda itu.
Marco menatap kepergian gadis itu sambil tersenyum mendengar ocehan gadis itu meski tidak begitu jelas apa yang Dea katakan kepada nya.
***
"Aduh, capek juga aku keliling-keliling di tempat ini untuk mencari tempat kos nya. Kemana lagi ya aku harus mencari rumah kos?" Batin Dea mengusap keringat yang penuh di jidat nya. Gadis cantik tadi pun duduk di kursi yang tada di pinggir jalan untuk menghilangkan rasa lelah nya karena seharian berjalan kaki untuk mencari rumah kos nya.
"Assalamualaikum buk" Jawab Dea saat ponsel nya berdering.
"Waalaikumsalam nak. Sekarang kamu di mana nak? Gimana interview nya?" Tanya wanita paruh baya yang ada di seberang sana.
"Alhamdulillah buk lancar. Besok aku sudah mulai bekerja di cafe itu"
"Alhamdulillah, ibu ikut senang mendengar nya. Oh ya kamu sudah makan siang belum?"
"Belum buk, aku lagi mencari rumah kos di sekitar tempat kerja ku ini buk. Karena rumah kos Rumi dan tempat kerjaku ini cukup jauh. Jadi aku memutuskan untuk mencari rumah kos yang ada di tempat kerjaku ini aja bu" Jelas Dea.
"Terus sudah ketemu rumah kos nya"
"Belum buk. Rencana nya sih jika aku bisa mendapatkan rumah kos hari ini, nanti malam aku bisa langsung pindah. Jadi besok pagi aku bisa dengan mudah untuk pergi ke tempat kerja ku"
"Oh begitu, tapi sebaik nya kamu mencari makanan dulu deh nak, sudah lewat waktu nya makan siang juga ini. Ibu gak mau kamu sakit nak. Jaga kesehatan kamu jauh di sana, jauh dari pandangan ibu" Ujar Sumi dengan nada yang bisa Dea dengar bahwa ibu nya bersedih.
"Iya buk, ibu tenang saja ya. Aku akan selalu menjaga kesehatan ku. Ibu tolong doa kan aku di sini ya buk. Karena doa ibu yang sangat aku butuhkan di sini"
"Pasti sayang. Pasti ibu akan selalu mendoa kan diri mu di sana nak"
"Ya sudah buk, aku mau melanjutkan untuk mencari rumah kos ku sekalian mau mencari warteg di dekat sini"
"Ya sudah, kamu hati-hati ya sayang. Assalamualaikum"
"Iya buk, waalaikumsalam" Jawab Dea menutup ponsel nya.
Gadis berambut panjang sebahu itu pun kembali memasukan ponsel nya ke dalam tas yang di bawa nya tadi.
"Aduh, panas sekali. Kemana lagi aku harus mencari rumah kos nya ya?" Ujar Dea. Dea bangun dari tempat duduk nya.
"Astaghfirullahaladzim maaf, maaf" Ujar seseorang yang tidak sengaja menabrak Dea karena terlalu fokus kepada ponsel nya sehingga tidak sadar ada orang di depan nya.
Dea yang tadi nya sudah bangun dari tempat duduk nya, kini kembali duduk di kursi tadi.
"Iya gak apa-apa kok" Jawab Dea.
"Maaf ya aku benar-benar gak melihat ada orang karena terlalu fokus dengan ponsel ku. Maaf ya" Ujar orang tadi yang merupakan seorang pemuda manis itu membantu Dea kembali berdiri.
"Iya, gak apa-apa santai saja"
"Kamu orang baru ya di sini? Seperti nya aku baru melihat mu"
"Iya, aku baru datang dari kampung. Oh ya kamu asli tinggal di sini?" Tanya Dea.
"Iya kenalin aku Jaka"
"Dea" Mereka pun berjabat tangan.
"Oh ya Jaka apa kamu tahu rumah kos yang ada di daerah ini? Kebetulan aku sedang mencari rumah kos di sini"
"Oh, mau cari rumah kos? Kenapa gak bilang. Kebetulan tante ku memiliki kosan di gang sana. Ayo ikut aku! Biar ku tunjukkan rumah kos nya"
"Baik lah" Ujar Dea mengikuti jejak langkah Jaka melihat rumah kos yang ada di gang sebelah sana. Yah tidak jauh juga dari cafe itu. Hanya memerlukan waktu lima belas menit jika berjalan kaki menuju ke sana.
"Aduh, ternyata ada rumah kos di gang sini. Kenapa aku tidak kesini saja ya dari tadi" Batin Dea menyesali tindakan nya yang melewati gang tersebut tampa memeriksa nya terlebih dahulu. Yah jika dia masuk ke dalam gang tersebut pasti saat ini dia sudah mendapatkan rumah kosnya dan tidak harus berkeliling lagi untuk mencari tempat tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments