Gadis Ku
"Astaghfirullahaladzim, Sudah jam berapa ini? Kenapa sih hari ini aku bisa bangun kesiangan?" Ujar Dea dengan berlari kecil menuju ke halte bis yang tidak jauh dari tempat kos nya. Yah gadis yang berambut panjang sebahu itu sedang terburu-buru untuk pergi interview di tempat kerja baru nya. Di mana hari ini adalah hari pertama nya untuk bekerja di sana.
Ia terpaksa pergi merantau jauh ke ibu kota untuk mengadu nasib di sana. Di mana saat ini adik laki-laki nya yang baru berusia tiga belas tahun harus mengidap penyakit kangker otak stadium tiga. Yah jelas dia sangat membutuhkan uang yang banyak untuk biaya pengobatan adik nya itu.
"Aduh, apa bis nya sudah berangkat ya?" Batin nya menunggu dengan gelisah saat diri nya telah tiba di halte tersebut.
Yah waktu memang sudah menunjukkan pukul tujuh tiga puluh saat itu. Sedangkan interview nya pukul delapan pagi. Dia harus datang lebih awal hari itu karena hari ini adalah hari penentuan nya.
"Buk, bagaimana jika aku merantau ke kota saja buk untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan juga penghasilan yang cukup besar demi pengobatan Denis" Ujar Dea saat diri nya meminta izin kepada ibu nya. Yah selama di desa, gadis itu hanya bekerja sebagai pencuci pakaian keliling di rumah tetangga nya.
"Tapi nak kehidupan di kota begitu keras nak. Ibu gak bisa melepaskan kamu ke sana. Apa lagi kamu seorang gadis nak" Ujar Sumi ibu nya Dea dan Denis. Yah mereka hanya tinggal bertiga di rumah yang sederhana itu. Rumah warisan dari sang ayah yang telah di panggil dua tahun yang lalu. Sedang kan ibu nya pun bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah juragan yang kaya di kampung itu.
Yah tentu penghasilan kedua nya tidak mencukupi untuk kebutuhan mereka sehari-hari saat ini. Terlebih kebutuhan pokok yang semakin hari semakin naik harga nya membuat mereka semakin kesulitan untuk bertahan hidup. Apalagi saat ini Denis sedang membutuhkan biaya yang banyak untuk pengobatannya.
"Buk, kita tidak punya pilihan lain selain aku harus pergi merantau ke kota untuk mengubah nasib kita bu. Terlebih lagi dan saat ini sangat membutuhkan biaya yang banyak untuk pengobatannya. Siapa tahu Allah mengizinkan aku untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di sana dengan gaji yang lumayan untuk pengobatan Denis. Sedangkan gaji Ibu bisa Ibu gunakan untuk kebutuhan ibu dan juga Denis hari-hari di sini" Ucap gadis itu meyakin kan ibu nya.
Wanita paruh baya itu menghela nafasnya untuk beberapa kali. Sungguh berat rasanya Sumi melepaskan putri sulungnya itu untuk pergi merantau ke ibukota. Yah karena selama ini mereka tidak pernah berpisah sebelumnya.
"Di sana kamu tidak ada kenalan nak"
"Ada kok buk, Rumi teman SMA ku dulu. Dia bekerja di salah satu cafe yang cukup terkenal di sana. Di mana Cafe tersebut memberikan gaji yang lumayan untuk karyawannya bu. Dan saat ini cafe itu sedang membutuhkan karyawan baru. Karena cafe tersebut membuka cabang di tempat lain" Ujar nya lagi.
"Jadi kamu gak satu tempat kerja bersama Rumi?"
"Gak buk, Rumi bekerja di daerah Kemayoran sedangkan aku bekerja di cabang cafe yang ada di Kemayoran tersebut di daerah Menteng" Jelas Dea lagi.
"Tapi nak, mau ke sana kamu juga memerlukan biaya nak. Ibu sama sekali nggak mempunyai uang untuk memberikan kamu modal berangkat ke sana. Semua uang Ibu sudah habis pengobatan Denis adik kamu"
"Ibu tenang saja, aku ada tabungan kok bu. Selama beberapa tahun belakangan ini aku selalu menyisihkan uangku untukku tabung agar aku bisa menggunakannya dalam keadaan terdesak seperti ini. terlebih aku juga sudah mendapatkan gaji Untuk bulan ini jadi aku bisa menggunakan uang ini untuk modalku hidup di sana bu"
"Ya sudah nak, jika itu keputusan kamu ibu akan mengizinkan kamu nak. Meski rasa nya sangat berat melepaskan kamu di sana" Ujar Sumi pada akhirnya setuju dengan keputusan putri nya itu.
"Terima kasih ya buk. Tolong doain aku di sana agar aku bisa mengubah nasib kita buk dan Denis akan mendapatkan pengobatan yang tepat agar dia bisa sembuh secepat nya" Ujar Dea lagi dengan mata yang berkaca-kaca.
"Iya nak, pasti ibu akan selalu mendoakan kamu" Jawab Sumi memeluk putri nya itu.
"Ya sudah buk, aku mau hubungi Rumi dulu agar bisa menjemput ku besok"
Dengan bermodal kam ijazah SMA yang baru tamat dua tahun yang lalu gadis itu pun berangkat ke ibu kita.
Kembali ke masa sekarang.
"Akhir nya bus nya datang juga" Batin gadis itu langsung bergegas naik di bus tersebut.
"Aduh ya Allah semoga aku tidak terlambat untuk tiba di sana" Batin gadis itu berdoa dengan penuh harapan.
Yah untuk saat ini gadis itu tinggal satu kos bersama Rumi. Yah karena dia baru saja tiba kemarin sore jadi belum sempat untuk mencari rumah kos yang dekat dengan tempat kerja nya. Hingga pada akhir nya dia harus berangkat ke ke Menteng kecamatan lain dengan menggunakan bus.
Bus yang di tumpangi oleh gadis yang berambut panjang itu tadi pun berhenti di sebuah halte bus berikutnya yang ada si Menteng. Dengan bergegas dia pun turun di sana. Untung saja tadi malam ia sudah pergi ke tempat kerja nya untuk melihat lokasi kerja nya bersama Rumi. Sehingga pagi ini ia bisa pergi sendiri ke tempat kerjanya itu tanpa harus meminta bantuan kepada Romi untuk menunjukkan tempat kerjanya.
Dari halte bus tersebut, gadis itu harus berjalan beberapa meter ke depan untuk tiba di lokasi kerja nya yang baru. Yah karena di sana baru saja hujan nya berhenti sehingga membuat gadis berambut panjang itu melompat ke sana kemari mencari jalan yang tidak di genangi air hujan tadi.
Ia harus terlihat bersih dan rapi saat tiba di tempat kerja nya itu saat melakukan interview.
Dea mengukir senyuman nya saat tempat kerja nya sudah terlihat di depan mata. Yah hanya menyebrangi jalan saja dia sudah bisa mencapai lokasi kerja nya itu.
Dea menghela napas nya untuk memberikan ketenangan di hati nya. Yah tentu saja ia sangat deg degan karena melakukan interview hari ini.
"Bismillahirohmanirohim" Dengan mengucapkan Basmalah Dea pun melangkah untuk menyeberangi jalan agar bisa tiba di kafe tempatnya bekerja itu.
Ia pun melihat ke kanan dan ke kiri sebelum menyeberang jalan tersebut. Tapi entah dari mana tiba-tiba byuuuur...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments