Hari yang ditunggu pun tiba, kini Mia dan Sendy tengah berada di dalam perjalanan menuju sebuah restoran untuk bertemu Siska dan wanita yang akan diperkenalkannya
Sebelum bertemu dengan wanita itu Mia sudah menceritakan tentang wanita itu sesuai dengan yang ia tahu dari Siska
Sendy nampak mengerutkan keningnya setelah mendengar cerita Mia, ia merasa ada yang aneh dengan wanita itu.
Hanya karena merasa iba tiba-tiba wanita itu bersedia mengandung anak untuk wanita lainnya, bahkan tanpa meminta imbalan materi sedikit pun dan yang juga cukup menggelitik wanita itu hanya ingin dianggap seperti saudara karena ia hanya hidup sebatang kara
" Apa kamu yakin dengan cerita temanmu itu?" tanya Sendy.
" Maksud mas apa bertanya seperti itu?" bukan menjawab, Mia malah balik bertanya pada Sendy
Sendy menghela napasnya kasar " Apa kamu tidak merasa ada yang aneh dengan wanita itu?"
" Suaminya tidak menginginkan anak darinya dan setelah suaminya meninggal dia bersedia hamil demi wanita lain? apa itu enggak aneh apalagi dia tidak menginginkan imbalan apa-apa ?" Tanya Sendy lagi
" Aku merasa tidak ada yang aneh mas, mungkin memang ini cara Tuhan untuk kita memiliki anak, begitu juga dengan wanita itu yang juga menginginkan sebuah keluarga" sahut Mia dengan entengnya
Sendy tersenyum kecut menatap ke arah lurus ke depan
" Bagaimana kalau nantinya dia menginginkan keluarga yang sempurna?" pancing Sendy tanpa menoleh
" Apa maksud pertanyaan kamu itu mas?" Mia nampak tidak suka dengan pertanyaan Sendy, hatinya seketika merasa tidak nyaman dan juga was-was sendiri
" Aku yakin kamu tahu maksud ku sayang" sahut Sendy melirik sekilas
Hening
Tidak ada obrolan lagi diantara keduanya, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing
Di dalam diamnya Mia terus saja kepikiran dengan pertanyaan Sendy yang mengatakan bagaimana jika wanita itu menginginkan keluarga yang sempurna, apa itu tandanya dirinya sendirilah yang akan tersisihkan nantinya karena hubungan wanita itu yang nantinya akan terikat dengan adanya anak diantara mereka apalagi jika suaminya nanti benar-benar jatuh cinta pada ibu dari anaknya itu
" Tidak, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi" batin Mia
Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, mobil mereka kini sudah terparkir di restoran yang sudah ditunjuk oleh Siska sebagai tempat pertemuan mereka
Ada kegugupan tersendiri di dalam hati Mia yang berusaha sekuat tenaga ia tutupi dan bersikap biasa-biasa saja dihadapan sang suami, ia tidak ingin menunjukkan keraguan yang kini mulai mengusik hatinya
Sendy menyadari saat ini isterinya pasti sedang berada dalam keraguan dan doanya didalam hati pria itu berharap semoga sang isteri segera berubah pikiran
Mia dan Sendy kini sudah berada di dalam restoran, pandangan mata mereka mengedar mencari keberadaan Siska dan teman wanitanya itu
Dari kejauhan Siska yang melihat kedatangan Mia dan Sendy pun segera beranjak dari duduknya lalu melambaikan tangannya
" Itu mas disana!" Mia yang melihat Siska pun langsung memberitahu Sendy menunjuk ke arah Siska
Mereka berdua pun lalu berjalan menghampiri Siska
" Maaf ya kelamaan nunggu!" ucap Mia setelah berada di dekat Siska
" Iya enggak apa-apa, aku juga belum lama datang kok!" sahut Siska
Mia mengangguk lalu memperkenalkan Siska pada Sendy karena sebelumnya mereka memang belum pernah bertemu dan hanya mendengar ceritanya saja
Siska pun mempersilahkan Mia dan Sendy untuk duduk
Siska juga memberitahukan Mia kalau temannya yang akan menjadi ibu dari calon anak mereka sedang berada di toilet
Mia pun kembali menganggukkan kepalanya dan tidak berapa lama seorang pelayan datang menghampiri meja mereka, Mia dan Sendy pun memesan makanan dan juga minuman sedangkan Siska dan temannya sudah memesan lebih dulu
" Nah itu dia!" Tunjuk Siska ke arah seorang wanita yang tengah berjalan ke arah mereka
" Apa kalian sudah lama datangnya? maaf aku tadi ke toilet dulu" ucap si wanita yang baru saja duduk di samping Siska
" Tidak, baru saja!" sahut Mia sambil mengulas senyum
Sendy yang sedang sibuk membalas pesan dari Azka tidak menyadari kehadiran seorang wanita yang kini bahkan sudah duduk tepat dihadapannya
" Perkenalkan ini Marisa dia yang aku ceritakan padamu" ucap Siska memperkenalkan Marisa pada Mia
Walaupun dengan berat hati Mia berusaha untuk bersikap setenang mungkin untuk menjabat uluran tangan Marisa
Setelah keduanya berkenalan Mia menyenggol lengan Sendy yang masih fokus dengan layar ponsel di tangannya
" Mas!" tegur Mia seraya menunjuk ke arah Marisa dengan ekor matanya
" Kenalkan ini Marisa!" lanjutnya lagi
Deg
Mata Sendy terbelalak saat melihat wanita yang kini sudah duduk tepat dihadapannya
Tenggorokannya terasa tercekat, tangannya pun mencengkram kuat benda pipih yang sejak tadi ada di genggamannya
" Hai, aku Marisa!" ucap wanita yang berada di hadapan Sendy seraya mengulurkan tangannya dengan mengulas senyum di wajahnya
Sendy menatap datar wajah Marisa yang masih mengulas senyum kepadanya tanpa mempedulikan ucapan dan gerakan tangan wanita itu
Melihat sang suami yang tidak memberi respon uluran tangan Marisa, Mia sedikit menyenggol lengan Sendy
Sendy yang terhenyak dari lamunannya langsung menoleh ke arah Mia, lalu dengan gerakan ekor matanya, Mia menunjuk ke arah tangan Marisa yang masih terulur ke arah suaminya, Sendy mengikuti pergerakan mata Mia dan barulah ia paham, dengan gerakan ragu-ragu Sendy pun membalas uluran tangan Marisa
" Sendy!" ucapnya datar lalu menarik tangannya dengan cepat
Marisa menarik sudut bibirnya menatap Sendy dengan tatapan yang sulit diartikan
Sendy pun tak banyak bicara dalam pertemuan malam itu, sedangkan Mia begitu antusias untuk menghujani Marisa dengan begitu banyak pertanyaan
Setelah merasa cukup Mia pun akhirnya memutuskan untuk pulang, tapi sebelum pulang Siska mengajak Mia untuk bicara empat mata sebentar dengannya
Awalnya Sendy tidak memberi izin karena hal itu berarti akan meninggalkan dirinya berduaan dengan Marisa tapi Mia begitu kekeh dan terus merayunya untuk bicara berdua dengan Siska akhirnya mau tidak mau Sendy pun mengalah dan menunggu Mia yang kini sudah beranjak dari duduknya mengikuti langkah Siska
Hening
Sendy menyibukkan dirinya dengan gawai yang berada di tangannya, ia tidak mempedulikan wanita yang sejak tadi Sendy sadari tengah menatap ke arahnya
Sendy merasa tidak nyaman karena ditinggal berduaan dengan Marisa tapi berbanding terbalik dengan wanita itu yang justru merasa sangat beruntung bisa berduaan dengan pria datar yang ada di hadapannya saat ini
" Apa kabar mas Sendy?"
Tek
Sendy seketika menghentikan gerakan jarinya saat indra pendengarannya menangkap suara lembut milik wanita yang kini masih duduk manis dihadapannya
Sendy mendongak lalu menatap Marisa dengan sinis
" Rupanya sudah sekian lama tatapan matamu masih saja tidak berubah!"
Sendy langsung memutar bola matanya malas dan membuang pandangannya ke arah lain
Sungguh di dalam hati kecilnya Sendy sangat tidak ingin berhubungan dengan wanita yang ada di hadapannya itu
Sendy berencana setibanya di rumah ia akan menjelaskan semuanya kepada Mia dan akan menolak dengan keras keinginan isterinya itu
Marisa mengulas senyumnya, dia tahu kalau Sendy ingin menghindar darinya dan pasti akan menolaknya setelah pulang nanti, tapi didalam hatinya Marisa sudah menyusun banyak rencana untuk meyakinkan Mia agar tetap meneruskan rencana mereka walaupun Sendy menolaknya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
maya ummu ihsan
aduh takut Shandy malah dikuasai betina ini
2023-07-05
0