" Mas dengarkan aku dulu!" Terdengar suara keributan di di pagi hari di kediaman Mia dan Sendy
Rupanya prahara anak benar-benar menjadi bumerang dalam rumah tangga mereka, Mia masih bersikeras memaksa suaminya untuk bertemu dengan wanita yang sudah di janjikan Siska kepadanya. Wanita yang kelak akan mengandung anak dari suaminya
" Apa kamu masih serius tetap ingin aku melakukan hal bodoh itu?" geram Sendy menatap nyalang isterinya yang masih saja keras kepala dan berusaha untuk menghadirkan wanita lain dalam rumah tangganya
" Aku kira setelah bertemu dengan Zaira dan Lia Otak dangkal mu sudah kembali normal tapi sayang bahkan penjelasan mereka panjang lebar pun tidak kamu hiraukan!" tutur Sendy nampak kecewa pada Mia
Beberapa hari yang lalu Zaira dan Lia datang ke rumah mereka bersama suami dan juga anak-anaknya, kedatangan mereka untuk menjenguk Mia yang pada waktu itu sedang jatuh sakit karena terlalu banyak pikiran terutama memikirkan keinginannya untuk memiliki anak dan berusaha memikirkan caranya membujuk suaminya untuk memenuhi keinginannya itu hingga membuat asam lambungnya naik dan sempat jatuh pingsan
Zaira dan Lia nampak syok setelah mendengar cerita yang dituturkan oleh Sendy perihal keinginan isterinya itu bahkan suami mereka pun Azka dan Mario yang tengah duduk di samping mereka ikut terkejut dengan keinginan Mia yang terbilang bodoh itu
...Flashback on...
" Apa gue enggak salah dengar Mi, akal sehat loe di taruh mana sampai punya pemikiran bodoh kayak gitu?" cecar Lia yang merasa sangat geram dengan jalan pikiran sahabatnya itu
" Li_" Tegur Zaira yang merasa tidak enak dengan sahabatnya Mia saat adik iparnya itu begitu terang-terangan mengatai Mia padahal kondisi kesehatan sahabatnya itu sendiri pun sedang dalam keadaan kurang baik
" Apa?" Lia menoleh galak pada Zaira " Teman loe yang satu ini harus disapu otaknya biar bersih, jangan sampai tuh pemikiran sampahnya semakin berserakan memenuhi otak kosongnya" ucap Lia begitu blak-blakan tanpa memikirkan perasaan Mia karena baginya percuma ngomong lemah lembut pada orang yang pikirannya entah ada di mana
Lia yakin apa yang Mia lakukan pasti ada kaitannya dengan teman kuliahnya itu, entah kenapa dari dulu Lia memang sudah tidak suka melihat Mia berteman dengan Siska
Dulu mereka memang sempat kuliah di universitas yang sama namun jurusan mereka berbeda dan disitulah Mia mengenal sosok Siska yang selalu bersikap baik padanya bahkan sama sekali tidak ada nilai minus sedikitpun dimata Mia tentang Siska
" Sayang!" kali ini Mario yang menegurnya dan hal itu seketika mampu membungkam mulut mommy nya Arsal Radeya Alexander yang kini sudah berusia 8 tahun dan Arsy Raihana Alexander anak kedua mereka yang baru berusia 3 tahun
" Loe enggak tahu bagaimana perasaan gue Li, loe dan Za sudah hidup bahagia memiliki anak yang lucu-lucu dan menggemaskan, sedangkan gue dan mas Sendy_" Mia menjeda ucapannya, menarik napas dalam-dalam lalu dihempaskan kasar
" Gue dan mas Sendy sudah berusaha untuk melakukan apa saja demi program hamil, bahkan sampai berobat keluar negeri dan kami juga sudah melakukan bayi tabung tapi kalian sudah tau sendiri kan hasilnya? tidak ada satupun yang berhasil, padahal jelas dokter sudah menyatakan gue dan mas Sendy sehat tapi kenapa gue sampai saat ini masih belum juga hamil?" teriak Mia dengan air mata yang sudah sulit ia bendung
" Kalian semua tidak tahu bagaimana rasanya jadi gue, karena hidup kalian sudah sempurna mendapatkan kebahagiaan yang berlimpah" terangnya lagi
Zaira menggelengkan kepalanya menatap sendu sahabatnya yang nampak begitu frustasi dengan kehidupan yang tengah mereka jalani
" Mi, kita memang enggak tahu apa yang loe rasakan saat ini tapi kita semua juga dapat merasakan kesedihan yang begitu dalam pada diri loe yang begitu menginginkan hadirnya anak dalam rumah tangga kalian" tutur Zaira
" Tapi Mi, dengan keputusan loe yang menginginkan hadirnya orang ketiga ke dalam bahtera rumah tangga kalian menurut gue dan juga Lia bahkan mungkin kak Sendy sekalipun itu adalah sebuah keputusan yang tidak mudah dan dianggap sepele, akan ada konsekuensi yang harus siap loe tanggung jika suatu hari bukan tidak mungkin jika kak Sendy justru berpaling pada ibu dari anaknya" lanjut Zaira
Mia terdiam ada rasa takut yang mencuat begitu saja kedalam relung hatinya
" Kak Sendy selama ini sudah sabar banget menghadapi loe Mia, apa tidak bisa Loe sedikit aja menghargai dirinya sebagai seorang suami?" Zaira menjeda ucapannya
" Keputusan loe yang menginginkan kak Sendy menghamili wanita lain sama saja loe melemparkan kotoran di wajah kak Sendy di muka umum"
Mia terdiam lalu menoleh ke arah Sendy yang juga tengah menatapnya
Ada perasaan bersalah di dalam hatinya namun entah kenapa keinginannya untuk memiliki anak begitu besar dan mengabaikan perasaannya terhadap Sendy sang suami yang begitu mencintainya
" Mia, kita itu hanyalah manusia biasa yang hanya bisa berencana namun segala keputusan ada di tangan tuhan yang Maha Esa , mungkin kemarin-kemarin usaha kalian gagal siapa tahu setelah kamu ikhlas menjalaninya Allah akan segera mengkaruniai kalian anak" ucap Azka ikut menimpali ucapan sang isteri
" Betul apa yang dikatakan kak Azka, loe itu harus berpikir positif Mi karena belum tentu keinginan loe itu juga berhasil kan, emangnya loe bisa menjamin wanita itu akan segera hamil?" tanya Lia
" Semua butuh proses dan juga waktu" lanjutnya
" Dan belum tentu juga Allah mengabulkan keinginan loe itu apalagi tanpa adanya keikhlasan dari kak Sendy!" tambahnya lagi
Mia kembali terdiam, ucapan Zaira dan Lia memang ada benarnya, kini wanita itu berada dalam dilema ia mulai sedikit goyah pikirannya tiba-tiba melayang membayangkan Sendy bersama wanita lain tertawa sambil mengusap perutnya yang membuncit dan mengabaikan dirinya, Mia sungguh tidak mau sampai hal itu terjadi membayangkannya saja rasanya sungguh menyesakkan
Sendy yang melihat isterinya diam saja langsung menghampiri Mia dan pindah duduknya ke samping wanita yang sungguh dipujanya itu
" Dengarkan mas sayang, ada atau tidak adanya anak diantara kita itu tidak akan menghalangi kita untuk hidup bahagia, jika Allah suatu saat mengizinkan kita memiliki seorang anak itu adalah bonus untuk kita yang patut kita syukuri tapi tanpa adanya anak bukan berarti terus menerus kita ratapi!" terang Sendy
Mia benar-benar merasa terharu dengan ucapan Sendy dan tidak mau karena keegoisannya merusak rumah tangga mereka yang memang awalnya baik-baik saja sebelum munculnya Siska dalam kehidupan Mia
" Denger Mia, walau bagaimanapun loe harus menghargai ikatan suci kalian berdua, loe lupain keinginan bodoh loe itu dan saran gue jauhi teman loe yang bernama Siska, meskipun gue hanya mengenalnya sekilas entah kenapa gue merasa dia bukan teman yang baik buat loe!" tutur Lia kembali mengingatkan Mia namun sayang sepertinya Mia tidak suka dengan pemikiran Lia terhadap Siska
" Loe jangan bicara sembarangan tentang Siska ya Li, loe itu enggak kenal siapa Siksa dia itu teman yang baik" ucap Mia yang tidak suka Lia menjelek-jelekkan Siska
Lia memutar bola matanya malas, entah kenapa dia sangat tidak suka kerap kali sahabatnya itu selalu membela Siska teman yang belum begitu lama akrab dengannya
Setelah berbicara panjang lebar dan mendapatkan nasihat sana sini dari sahabatnya, Mia nampak sedikit berpikir dengan niatnya yang menginginkan suaminya memiliki anak dari wanita lain
" Loe harus pikirkan baik-baik Mi, jangan bertindak gegabah yang hanya akan merugikan diri loe sendiri, ingat penyesalan itu selalu datang belakangan!" pesan Lia sebelum mereka pamit pulang
Setelah keluarga kecil Zaira dan Lia pulang, Mia pergi ke kamarnya untuk merenungi ucapan kedua sahabatnya itu dan akhirnya Mia sudah mengambil keputusan untuk tidak meneruskan keinginannya itu, dia sangat takut jika kelak suaminya akan berpindah hati lalu mencampakkan dirinya
Tapi ketika Mia ingin mengutarakan keputusannya yang tidak akan memaksa suaminya lagi pada Sendy yang berada di ruang kerjanya tiba-tiba ponselnya yang berada di atas nakas berdering
Mia melihat nama Siska yang tertera di layar ponselnya itu dengan ragu ia pun mengangkat panggilan tersebut
Entah apa yang dikatakan oleh Siska disambungan telponnya sampai mampu menggoyahkan keputusan Mia yang tidak ingin lagi melanjutkan keuangannya itu
...Flashback Off...
Mia dan Sendy bertengkar cukup hebat dan pada akhirnya karena begitu mencintai sang isteri dengan berat hati pria itu pun menyetujui keinginan konyol sang isteri
Sendy terpaksa setuju untuk bertemu dengan wanita yang kelak akan menjadi calon ibu dari anaknya
" Terima kasih mas!" ucap Mia pada Sendy
Walaupun Sendy merasa kecewa dengan keputusan Mia dengan terpaksa pria itu pun bersedia bertemu dengan teman Mia yang bernama Siska dan juga wanita yang akan diperkenalkan padanya
Sendy pun akan menyelidiki secara diam-diam teman Mia yang bernama Siska itu dan kenapa Mia begitu mempercayai ucapan wanita itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments