Dream Catcher

Kami melanjutkan perjalan menuju rumah pasien pertama, aku tetap menggandeng tangan Aida agar ia terus berada di sebelahku. Disana kami bertemu banyak orang yang merupakan penduduk kota kecil ini dan saling menyapa satu sama lain, entah berapa orang yang aku sapa saat itu karena memang semua warga hampir mengenalku dan aku pun juga mengenali mereka. Sesekali aku menoleh menatap Aida dan dia pun menatapku, tiba - tiba garis senyumnya terangkat sebelum mengatakan sesuatu.

"Semua orang disini mengenalmu tuan" ucap Aida saat kami hampir sampai di salah satu rumah pasienku

"Yah, karena tugasku seorang dokter yang menyembuhkan pasiennya. Mereka silih bergantian datang dan secara tidak langsung aku mengenali mereka" jawabku

"Anda dokter yang hebat..." Puji Aida dengan suara yang pelan

Nada bicaranya memang masih sama, namun Aida mulai berani untuk berbicara dan menyampaikan apa yang dia pikirkan. Perkembangan gadis kecil ini sangat membuatku terharu dan bahagia. Harapanku untuk memperbaiki mental Aida semakin besar.

"Heii... kamu sedang memujiku?" tanyaku dengan senyum merekah, ini sebuah kemajuan yang sangat baik.

"Apa aku benar - benar diperbolehkan mengutarakan pendapatku?" suara Aida masih terdengar pelan dan ada ketakutan

"Tentu, kamu tahu? saat ini aku adalah orang paling bahagia" jawabku, ketika itu aku melepaskan tanganku dari tangannya. Aku berbalik lalu aku belai lembut kepalanya, dengan raut wajah heran Aida menatapku.

"Boleh aku tahu kenapa?" tanya Aida padaku, aku tertawa kecil sebelum menjawab pertanyaannya.

"Karena akhirnya aku melihat senyummu dan mendapatkan pujian darimu dihari yang sama" dengan senyum yang lebar dan tanganku yang terus mengelus kepalanya, aku dapat melihat wajahnya memerah dan senyum yang lebih lebar saat itu.

Ekspresi wajah yang Aida tunjukkan sangat menggambarkan jika dia tidak pernah diperlakukan lembut selama ini, aku sempat berhenti untuk membayangkan hal yang sudah Aida lalui sebelum bertemu dengan Daniel.

Aku mengajaknya kembali berjalan menuju salah satu rumah pasienku, tidak butuh waktu lama kami pun sampai di depan rumah yang terlihat cukup besar dan mungkin adalah rumah yang paling besar yang ada di kota kecil ini. Setelah menekan tombol bel yang terletak di pagar rumah, aku menoleh menatap Aida yang berada dibelakang ku.

"Ini rumah salah satu pasienku, seorang pejabat di kota ini" Jelas ku pada Aida, namun tiba - tiba Aida melepaskan tangannya dari genggamanku dan mundur beberapa langkah. Matanya terbelalak dan badannya sedikit bergetar.

"Maaf" Ucapnya tiba - tiba, tatapan matanya menyiratkan ketakutan.

Aku tidak tahu apa yang salah dengan kalimat yang aku katakan, tapi aku yakin jika salah satunya menjadi pemicu perubahan sikap Aida secara tiba - tiba. Rasa penasaran mulai mengulik pikiranku, namun aku tetap tenang agar Aida merasa aman di dekatku.

"Ayo kita pergi dari sini" aku langsung menarik tangannya untuk meninggalkan tempat ini namun terlambat, pintu sudah terbuka

"Dokter Andrews!! Senang anda kembali berkunjung" sapa pria paruh baya tampak membuka pintu itu

Dia adalah Benson West seorang kepala kepolisian di kota kecil ini, orang yang terkenal sangat ramah dan sering membantu warga serta tidak segan - segan membelikan obat untuk pasien - pasienku walau harus pergi ke kota lainnya karena keterbatasan stok, seorang yang dermawan. Di umurnya yang sudah tidak muda lagi, aura - aura kebijaksanaannya begitu terasa walau hanya menatap matanya saja. Dia selalu menatapku dan warga kota ini dengan hangat, sebenarnya dia adalah sosok yang mungkin dapat membantuku untuk menyembuhkan Aida.

"Maaf tuan West, aku akan kembali nanti" Sontak aku mengatakan itu, aku melihat wajah bingung dari tuan West namun aku tidak mempedulikannya dan segera ingin beranjak pergi. Namun Aida menahan ku

"Tidak apa, tuan harus melakukan tugas" Pinta Aida, aku masih dapat merasakan tangannya bergetar namun dia nampak berusaha sangat keras untuk menguatkan hatinya.

"Baiklah... ini tidak akan lama, Terima kasih Aida" timpal ku lalu aku memutuskan untuk kembali mendekati tuan West

"Apakah ada masalah? Siapa gadis kecil ini dokter Andrews?" tanya tuan West sedikit terheran.

Ini kali pertamaku mengunjungi pasien ditemani seseorang, tidak heran jika pertanyaan itu sudah pasti terlontar untukku. Selain itu, penampilan Aida yang masih memperlihatkan bekas lukanya pasti menjadi pusat perhatian.

"Dia Aida, salah satu pasienku saat ini. Seorang temanku di kota menitipkannya padaku" jawabku sambil terus melindungi Aida di belakangku

"Masuklah nak, kita bisa menikmati secangkir teh hangat bersama. Istri ku sedang membuat sesuatu yang sangat spesial hari ini" dengan tersenyum tuan West mempersilahkan kami masuk

Kami pun masuk dan langsung menuju ruang keluarga seperti biasa ketika aku datang untuk berkunjung, disana kami duduk di sebuah sofa dan menunggu tuan West yang sedang memanggil istrinya bernama nyonya Lucille West. Agak lama kami menunggu, sampai terlihat seorang pelayan datang membawakan dua cangkir teh hangat untuk kami.

"Maaf menunggu lama, aku sedang mempersiapkan menu spesial ini" terdengar suara nyonya West mengalihkan pandangan kami saat itu, terlihat dia membawa satu loyang apple pie yang masih panas.

"Nyonya West, aku senang melihatmu begitu bersemangat" ucapku bahagia

Hampir sama dengan tuan West, nyonya Lucille West pun adalah sosok yang ramah dengan keramahannya yang dikenal di kota kecil ini, nyonya West penderma yang berhati seperti malaikat. Usia mereka terpaut tidak jauh, memandang wajah keduanya membuat hati teduh. Pasangan lansia ini selalu romantis dan membuat ku iri karena belum mempunyai pasangan selama di kota ini.

"Dokter Andrews, aku juga senang melihatmu mengunjungi ku hari ini. Tanpa bantuanmu mungkin resep apple pie ini sudah punah" sembari sedikit tertawa nyonya West mengatakannya

"Apple pie buatan istriku tiada tanding, kamu harus mencobanya nak Aida" ucap tuan West menghangatkan suasana.

"Eiitss... Tunggu dulu, Ini masih sangat panas. Baru keluar dari pemanggang" timpal nyonya West sembari menaruh Apple Pie itu di meja lalu keduanya duduk didepan kami yang terpisah oleh meja.

"Suamiku berkata anda tidak datang sendiri, awalnya aku berfikir anda bersama Charllota. Tapi ternyata anda bersama seorang gadis yang manis. Siapa nama mu gadis kecil?" nada lembut dari nyonya West seperti percakapan seorang nenek pada cucunya dan aku mulai melihat Aida sedikit lebih tenang

"Aida.... namaku Aida..." Aida menjawab dengan nada yang sangat pelan

"Uuuh manis sekali... Ijinkan aku mengelus kepalamu, mendekat lah nak" ucap nyonya West seraya mengulurkan kedua tangannya seperti ingin memeluk.

Aida menatapku dan aku hanya tersenyum sambil mengangguk, tidak lama Aida berdiri dan berjalan mendekati nyonya West. Saat berdekatan tangan nyonya West langsung memeluk tubuh Aida dengan erat dan senyum di wajah nyonya West mendadak hilang berganti dengan tatapan kesedihan, aku cukup terkejut dengan perubahan ekspresi nyonya West ketika itu.

"Entah apa yang sudah kamu lalui nak, namun aku rasa itu cukup berat bagimu" ucap nyonya West saat itu dan tangannya semakin erat memeluk tubuh Aida

"Aaa... " Aida nampak tidak dapat berkata - kata, wajahnya nampak sendu seperti dia merindukan rasa ini dari seseorang di masa lalunya.

"Tidak apa, kamu tidak harus berbicara padaku. Terima kasih telah percaya padaku dan mengizinkanku memelukmu" ucap nyonya West, perlahan nyonya West melepaskan pelukannya dan melihatku sambil berkata

Memang tidak perlu aku ceritakan bagi semua orang untuk mengetahui penderitaan Aida, bekas luka itu sudah sangat menggambarkan dengan jelas perjalanan hidupnya yang berat. Badannya yang kurus dan tatapan matanya yang datar bahkan sesekali kosong menambah deretan panjang daftar beratnya perjalanan hidup Aida. Gadis kecil ini memang kuat dan hebat.

"Dia anak yang kuat dokter Andrews, Jagalah dia"  tegasnya

"Memang sudah kewajibanku, bisa kita mulai pemeriksaannya nyonya West" timpal ku seraya berdiri dan mempersiapkan beberapa peralatan dokterku, nyonya West pun berdiri dan segera berjalan menuju kamarnya.

Aku berjalan dibelakang nyonya West namun kami saling terdiam, sesampainya dikamar Nyonya West langsung berbaring di ranjangnya dan aku mulai melakukan pemeriksaan.

"Ada keluhan nyonya?" tanyaku sembari mendengarkan detak jantungnya dengan Stetoskop dan memeriksa tekanan darahnya.

"Apa yang terjadi dengan anak itu dokter Andrews?" kekhawatiran nyonya West jelas tergambar dari pertanyaannya.

"Dia adalah korban perdagangan anak dan mendapatkan siksaan oleh majikannya yang dulu, seorang temanku berhasil menyelamatkannya dan menitipkannya padaku untuk menyembuhkan mentalnya" jelas ku, nampak nyonya West mengerutkan dahinya

"Dunia yang indah ini menjadi kotor dengan adanya orang - orang seperti itu, melibatkan anak - anak sebagai sarananya itu sudah terlalu kejam. Jika kamu membutuhkan bantuanku untuk menangani Aida, aku akan sanggup kapanpun itu Dokter Andrews" Ucapnya

"Terima kasih Nyonya West, aku senang mendengarnya. Baik... semua tampak normal, banyak istirahat dan minum air putih lalu hindari alkohol" ucapku sembari membereskan peralatan dokterku, nyonya West hanya mengangguk merespon saranku.

Aku benar tentang keberadaan keluarga West, kebaikan dan ketulusan hati mereka pasti bisa membantuku untuk memulihkan kondisi mental Aida. Terlebih nyonya West, berhadapan sesama wanita pastilah akan lebih memudahkan untuk melakukan perawatan secara fisik.

Setelahnya aku dan nyonya West berjalan kembali menuju ruang keluarga dan disana aku melihat tuan West bercerita kepada Aida, aku melihat Aida nampak antusias mendengarkan tuan West Meski eskpresi wajahnya terlihat datar, tapi sorot matanya menunjukkan antusias yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.

"Wah waah seorang kakek sedang asyik bercerita ya..." celetuk nyonya West saat itu

"Hahaha.... Benar - benar nostalgia, kamu tahu istriku? Aku juga menceritakan bagaimana aku dan kamu bertemu" tuan West nampak gembira, Aku tertawa kecil lalu kemudian duduk disebelah Aida.

"Baik Tuan dan Nyonya West, aku harus undur diri dulu. Pasien ku yang lain mungkin saat ini sedang menungguku" Ucapku

"Tapi kalian belum mencoba apple pie buatanku, bagaimana mungkin aku bisa mengizinkan kalian pulang?" ucap nyonya West dengan suara agak ketus

"Ooh maaf nyonya West aku lupa dengan Pie ini" timpal ku seraya kembali menaruh tas dokterku lalu mengambil sepotong apple pie untukku berikan pada Aida dan mengambil sepotong lagi untuk diriku.

Aku dan Aida memakannya hampir bersamaan, sebuah kemajuan baru yang aku dapat lihat dari Aida. Dia tidak terlihat ragu untuk memakan pemberianku, bersamaan dengan itu terlihat wajah antusias nyonya West melihat apple pie nya dimakan oleh Aida.

"Enak? Bagaimana pendapatmu Aida?" tanya nyonya West dengan senyum dan matanya tertuju pada Aida, Aida menatap kearah Nyonya West dan tersenyum

"Lezat... aku suka..." terbata dan suaranya terdengar pelan saat Aida menjawabnya

Tidak terasa aku, Tuan dan Nyonya West tersenyum lebar, nyonya West nampak sedikit mengeluarkan air mata kemudian segera mengusapnya.

"Itu pujian paling indah, Terima kasih Aida" timpal Nyonya West dengan memberikan senyuman hangat pada Aida.

Kami menghabiskan satu slice apple pie itu meski tidak banyak obrolan diantara kami, tak lama setelah kami selesai memakan Apple Pie itu, tuan West berkata...

"Ooh tunggu sebentar, aku punya sesuatu yang sangat pantas kamu dapatkan" tuan West berdiri lalu sedikit berlari kesebuah ruangan, beberapa saat tuan West kembali dengan membawa sebuah kalung liontin berbentuk lingkaran dengan beberapa hiasan gantung yang terlihat mengitari liontin itu.

"Ini, aku ingin kamu memakainya nak. Bagaimana menurutmu? apa ini indah?" tanya tuan West sambil menunjukkan liontin itu kepada Aida

"Indah... apa benar itu boleh untukku?" tanya Aida dengan mata nampak berbinar meski suaranya terdengar ragu

"Tentu... Tentu.. kamu bisa lihat simbol di liontin ini? Ini adalah simbol dari Dream Catcher" Ucapnya sambil menunjuk kearah lingkaran itu lalu memberikannya kepada Aida.

''Dream Catcher?" tanya Aida seraya menerima kalung itu dengan kedua tangannya

"Konon katanya simbol ini dapat menangkap mimpi baik dan membuang mimpi buruk, dengan ini kedepan beranilah bermimpi indah Nak. Dream Catcher akan menangkapnya untukmu dan menjadikannya nyata" jawab tuan West lalu tersenyum dan mengelus kepala Aida, Aida membalas senyum tuan West seraya menggenggam liontin itu yang dia didekatkan ke dadanya

"Terima kasih... Aku senang" Senyumnya benar - benar merekah saat itu membuat suasana dirumah itu sangat hangat dan penuh haru.

Suara tawa dari tuan dan nyonya West seakan menjadi tanda berakhirnya pertemuan kami pada hari itu, aku kembali bersiap untuk melakukan perjalanan berikutnya. Kami keluar diantar oleh Tuan dan Nyonya West sampai didepan pintu, sesampainya disana tuan dan nyonya West kembali membelai rambut Aida dengan hangat secara bergantian. Sambutan hangat yang mereka berikan kepada Aida membuatku sangat bahagia.

"Kembalilah lagi kapanpun kamu mau Aida, kami akan selalu menyambut mu" ucap Nyonya West dengan hangat, Aida hanya mengangguk dan tersenyum.

"Baik, kami pamit tuan dan nyonya West. Dan Ingat pesanku nyonya West" timpal ku sebagai tanda perpisahan hari ini

Kami kembali berjalan menuju kerumah salah satu pasienku yang lain, tapi baru beberapa langkah pergi dari rumah keluarga West saat itu aku mendengar suara langkah kaki Aida terhenti. Aku menoleh menatapnya dan aku dapati Aida mengulurkan tangannya ke arahku.

"Bolehkah.... Bolehkah aku memintamu menggandeng kembali tanganku... Dokter..." ucap Aida dengan nada malu malu.

"Kamu sangat manis ketika tersipu malu seperti itu" timpal ku seraya menggandeng tangannya dan kami pun kembali melanjutkan perjalanan mengelilingi kota saat itu.

Dream Catcher yang diberikan oleh Tuan Benson benar benar memberiku semangat saat ini, aku seperti mendapatkan harapan baru agar terus memberikan perawatan terbaik untuk Aida. Aku bukan orang yang percaya pada mitos - mitos yang berkembang tanpa ada hal ilmiah yang membuktikan kebenarannya, namun kali ini aku berharap lebih pada satu mitos itu. Dream Catcher tunjukkanlah keajaibanmu pada Aida.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!