Ethan sedang memeriksa dokumen,saat jam tangannya menunjukkan pukul satu siang.Dia menghentikan kegiatannya, lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi seraya membuka kacamatanya dan memijit pangkal hidungnya.Ethan meraih handphonenya dan menghubungi Deni
"Halo,Deni.Kamu bisa ke ruanganku sekarang?"
Beberapa menit kemudian,Deni masuk ke ruangan Ethan, "Ada perlu apa Pak?"
"Kamu mau makan siang bersamaku?",tanya Ethan
Deni mengernyitkan alisnya
"Anda ingin makan siang dengan saya?",tanya Deni ragu
"Iya"
"Anda yakin ingin makan dengan saya?",tanya Deni sekali lagi seolah tak percaya
"Sudahlah kalau kau tidak mau"
"Tidak!Tentu saja aku mau.Sudah lama kita tidak makan bersama"
"Kalau begitu, kita pergi sekarang sebelum aku berubah pikiran"
Deni tersenyum senang,"baik Pak!"
Ethan dan Deni segera meninggalkan kantor dan masuk ke dalam lift.Mereka berjalan menuju restaurant Hotel setibanya di lantai satu.Keduanya memilih duduk di salah satu meja yang berada tepat disamping jendela dan memesan makanan.Sembari menunggu pesanan mereka datang, Deni memulai percakapannya dengan Ethan
"Akhirnya ada kesempatan berbincang denganmu lagi sebagai seorang sahabat",ucap Deni seraya memandang ke arah luar jendela dengan pemandangan kolam renang hotel.
"Sudah tiga bulan sejak aku bekerja, baru kali ini kau mengajakku makan siang.Rasanya aku ingin sekali meneriakimu saat melihat wajah cuekmu itu ketika aku memperkenalkan diri sebagai asisten di depan karyawan lain.Apa kau tahu?sulit rasanya menahan diri dan bersikap formal selama itu.Jika aku tidak memikirkan persahabatan kita, aku sudah lari dihari pertama bekerja",sambungnya
"Aku tahu kau tidak akan lari apapun yang terjadi, makanya aku mengajakmu bekerja sebagai asistenku", jawab Ethan datar seraya menggeser layar ipad yang ditentengnya sedari tadi
"Ya, aku juga tahu kau orang yang kaku, jadi aku tidak akan terkejut mendengar jawabanmu", ucap Deni seraya tersenyum jahil
...****************...
Ethan dan Deni sudah bersahabat sejak SMA.Deni merupakan anak dari manager Hotel di perusahaan Ayahnya.Ayah Ethan sangat menyukai Ayah Deni yang sederhana dan bersahaja.Setiap kali Ayah Ethan menemui jalan buntu, beliau selalu menemui Ayah Deni untuk sekedar meminta saran dan dukungan.
Satu waktu, dia menemui Ayah Deni untuk membahas masalah Ethan.Beliau cemas akan seperti apa Ethan di masa depan.Meski Ethan dikenal anak yang pintar dan rendah hati, namun ia juga tumbuh menjadi anak yang mandiri dan penyendiri.Dia sering menghabiskan waktunya untuk belajar di kamar.Dia juga lebih suka menyelesaikan masalahnya sendiri, tanpa bantuan orang lain, bahkan pada Ayah dan Ibunya.Jika ada yang coba mendekatinya untuk membantu, maka dia akan menjauh dan mengurung dirinya di kamar.
Ayahnya takut, jika kelak Ethan menggantikan posisinya,dia akan mengalami kesulitan bersosialisasi dengan para bawahannya.Ethan sulit mempercayai orang lain dan itu akan membuatnya memiliki lebih banyak musuh daripada rekan.Dia akan lebih mudah dijatuhkan dan dikhianati oleh orang sekitarnya karena sifatnya itu.
Ayah Ethan merasa, Deni bisa membantu Ethan menjadi lebih baik.Deni anak yang periang dan mudah bergaul dengan siapa saja.Dia sangat sopan pada orang yang lebih tua dan berani mengemukakan pendapatnya pada orang lain.
Karena itulah, Ayah Ethan memohon pada Ayah Deni untuk mengizinkannya menyekolahkan Deni di sekolah yang sama dengan Ethan, agar dia bisa mendekati Ethan dan menjadi sahabatnya.
Dan sesuai dugaan beliau, Deni berhasil menarik perhatian Ethan.Entah di mulai dari mana, namun pada akhirnya Deni dan Ethan bisa akrab satu sama lain dan menjadi sahabat satu-satunya untuk Ethan.Sejak saat itu, Ethan dan Deni selalu bersama.Bahkan Ayah Ethan menguliahkan Deni hingga keluar negeri.Dia dan Ethan kuliah dan lulus di Universitas yang sama.
Namun sikap Ethan berubah saat Ayahnya meninggal, bahkan pada Deni sekalipun.Ethan tiba-tiba menutup diri.Dia tak pernah mengeluhkan apapun pada Deni dan selalu menyelesaikan masalahnya sendiri.Dia memberi Deni pekerjaan, sebatas tugasnya sebagai asisten dan tak pernah membahas hal pribadi diluar jam kerja.
Dan hari ini, Deni dikejutkan dengan ajakan makan siang Ethan, setelah empat bulan menjaga jarak darinya.Ia seakan melihat sahabatnya kembali dari perjalanan panjangnya.
"Kenapa tiba-tiba mengajakku makan?Apa sekarang kau sadar kalau akulah satu-satunya belahan jiwamu?", tanya Deni begitu makanannya habis
Ethan terkekeh,"Benar!Sepertinya aku tidak bisa mendiamimu lebih lama lagi.Rasanya hatiku sudah penuh dan butuh kran untuk dibuka"
Deni tertawa bangga,"akhirnya kau menyadarinya setelah empat bulan mengacuhkan aku"
"Tapi aku bersyukur, tiga bulan ini kau selalu berada disampingku.Entah apa yang akan terjadi padaku di perusahaan jika aku melakukannya sendiri"
Raut wajah Deni berubah sedih,"Ku harap kau sudah bisa menerima kenyataan dan bangkit dengan percaya diri.Perlihatkan pada semua orang kalau kau mampu"
"Kau tahu, aku merasa beruntung pindah ke rumah itu", tiba-tiba Ethan mengalihkan pembicaraan
"Maksudmu?Apa ada sesuatu yang baik terjadi?"
"Aku mendapat penghiburan dari tetanggaku", Ethan tersenyum malu
"Tetangga wanita?", tebak Deni.
Wajah Ethan mendadak panik, "Darimana kau tahu?"
"Aku hanya menebak!Jika dia laki-laki, maka bulu kudukku akan merinding.Dan jujur saja, aku juga akan menjauhimu karena aku pria yang normal", kata Deni sembari memegangi dadanya dan menjauhkan tubuhnya dari Ethan
"Apa kau gila?Aku juga pria normal!Lagipula aku tidak bilang sedang jatuh cinta kan?!", jawab Ethan dengan nada kesal.
"Aku juga tidak mengatakan kau sedang jatuh cinta!Aku hanya bilang tetanggamu itu wanita!Kau malah mengakuinya sendiri"
Ethan tergagap.Bukan maksudnya membahas hal ini, namun justru pembahasannya melebar kemana-mana, "Tapi aku tidak jatuh cinta dengannya"
"Kau tidak perlu mengakuinya!Wajahmu sudah menjelaskan semuanya", goda Deni.
"Sumpah!Aku tidak jatuh cinta dengan wanita itu!Aku hanya merasa kagum!Untuk pertama kalinya perhatianku teralihkan oleh seorang wanita", Ethan berusaha mengelak
"Terus saja mengelak, aku juga tidak akan memaksamu mengakuinya"
"Sudah ku bilang aku tidak jatuh cinta!"ucap Ethan sekali lagi dengan nada agak tinggi.
Namun bukannya menjawab, Deni justru berdiri dan berjalan ke arah lift.Ethan yang merasa kesal, terus mengikutinya dari belakang dan memaksa Deni untuk mempercayai kata-katanya.
...****************...
Setelah mandi dan berpakaian, Ethan menuju ke dapur.Dengan semangatnya, dia mengumpulkan barang-barang Lily yang sudah dicuci oleh pembantunya.Setelah itu, dia bergegas menuju rumah Lily untuk mengembalikannya.Sebenarnya, itu hanya alasan Ethan agar dia bisa menemui wanita itu lagi.
Setelah menjelaskan maksud kedatangannya pada satpam, Ethan dipersilahkan masuk.Dia memencet bel rumah dan menunggu dengan sabar.
Tak lama kemudian, seseorang membuka pintu dari dalam.Namun Ethan cukup terkejut, karena yang membuka pintu adalah seorang pria.
Tingginya sejajar dengan mata Ethan, rambutnya sedikit panjang dan disisir rapi kebelakang.Garis wajahnya tegas layaknya seorang prajurit, namun dengan wajah yang tampan berkharisma khas Indonesia dan kulit yang kuning langsat.Sorot matanya tampak tajam di balik kacamatanya.
"Anda siapa?", tanya pria itu pada Ethan.
Seketika Ethan tersadar,"Ah...saya Ethan, tetangga depan anda.Saya ingin mengembalikan tempat lauk yang diantarkan Lily kemarin"
Belum sempat pria itu menjawab, tiba-tiba terdengar suara dari dalam,"Sayang, siapa yang datang?"
Tak lama kemudian, Lily muncul dan berjalan menuju ke arah pria yang ada di didepan Ethan,"Oh...Ethan!Ada perlu apa?"
"Aku ingin mengembalikan tempat lauk yang kemarin kamu antarkan ke rumahku", jawabnya sembari menunjuk ke arah keranjang yang ditentengnya lalu menyerahkannya pada Lily
"Terima kasih", Lily mengambil keranjang itu dari tangan Ethan
"Oh ya....perkenalkan, dia suamiku, Adam.Adam, dia Ethan, tetangga depan rumah kita",ucap Lily saling memperkenalkan mereka satu sama lain
Ethan tampak terkejut, namun berusaha mengendalikan ekspresinya.Dia mengulurkan tangannya ke arah Adam seraya tersenyum, "Ethan".
Adam balas mengulurkan tangannya, namun dengan tatapan sinis, "Adam!"
"Aku sedang menyiapkan makan malam.Bagaimana kalau kita makan malam bersama?",tanya Lily begitu Ethan dan Adam selesai bersalaman.
"Maaf, aku harus menolaknya.Aku ada janji makan malam dengan teman.Kalau begitu, aku permisi dulu", Ethan berbohong demi menghindari ajakan makan malam Lily.Tanpa menunggu jawaban dari mereka, Ethan pamit dan meninggalkan rumah Lily dengan perasaan kecewa.
...****************...
Ethan merebahkan tubuhnya di atas kasur saat memasuki kamarnya.Dia masih saja terkejut mengetahui Lily sudah menikah.
Ethan memegangi dada kirinya.Terasa detakan jantungnya yang sangat kencang.Dia merasa sesak dan rasanya ingin berteriak sekencang-kencangnya, namun Ethan tak tahu apa alasan dia ingin melakukannya.
Dipikirannya, terbayang sosok Lily yang sedang bersama Adam dan itu membuatnya sangat kecewa.Dia memandangi langit-langit kamarnya seraya menata ulang hatinya
"Bukankah justru aneh jika dia belum memiliki pasangan?", Ethan coba menenangkan diri
"Ethan, fokus pada pekerjaanmu!", ucapnya pada diri sendiri
Namun sekali lagi dia teringat wajah Lily dan Adam.Ethan lalu menghela nafas panjang.
'Dia pria yang beruntung',batinnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Adriana
mengelak tau-taunya eee ngaku sendiri
2023-06-16
0