Sedari tadi Lily mengamati handphonenya dengan perasaan gelisah.Sudah dua hari sejak keberangkatan suaminya, Adam ke Malaysia dan belum ada kabar apapun darinya.
Lily terlihat murung dan tak bersemangat karena cemas memikirkan keadaan Adam.Dicobanya untuk menghubungi nomor telepon Adam sekali lagi, namun yang terdengar hanya suara operator telepon.
Lily menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan,mencoba menenangkan dirinya yang sedang gusar.Dia berjalan kearah piano yang berada di ruang tengah lantai dua rumahnya.Saat merasa sedih, Lily selalu memainkan piano agar pikirannya menjadi lebih tenang.
Kali ini dia ingin memainkan instrumen karya Chopin,Waltz in A Minor.Tuts demi tuts dia tekan dengan lincahnya.Dia sangat menghayati permainan pianonya.Saat memainkan instrumen karya Chopin ini,dia selalu teringat pada Adam.Rasanya dia ingin kembali ke masa saat dia dan Adam masih sering menghabiskan waktu bersama.
...****************...
Lily Putri Adiguna,merupakan anak tunggal dari Professor Adiguna Perwira,seorang Dosen dan Wakil Rektor di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.Ibunya seorang Kepala Sekolah di salah satu SMA internasional di Jakarta.Walaupun anak tunggal, namun Lily anak yang mandiri,lembut dan sangat perhatian.Dia juga sangat suka memasak.
Sedangkan sang suami, Adam Soebardjo Sasono, memiliki latar belakang keluarga perwira TNI.Ayahnya bernama Mayjen Atmojo Tri Sasono, seorang Jenderal TNI AD bintang tiga.Dia bungsu dari 3 bersaudara.Kedua kakak laki-lakinya mengikuti jejak ayahnya menjadi perwira.Hanya Adam yang tidak mengikuti jejak Ayahnya karena terkendala fisik.Bentuk kakinya yang datar menyebabkan dia tak bisa lolos seleksi kesehatan.
Walaupun Ayah Adam tak menampakkan kekecewaannya, namun Adam bisa merasakan perlakuan Ayahnya yang berbeda, antara dia dan kedua kakaknya.Karena itu pula, Adam berambisi untuk membuktikan pada Ayahnya bahwa dia bisa sukses melampaui kedua kakaknya, meski tanpa mengikuti jejak Ayahnya.
Lily dan Adam pertama kali bertemu sebagai mahasiswa baru di Fakultas Ilmu Bisnis dan Manajemen.Saat ospek, mereka di juluki sebagai pasangan ideal oleh para seniornya,karena keduanya merupakan mahasiswa dengan visual yang paling tampan dan cantik di angkatannya saat itu.Namun kisah cinta mereka belum dimulai saat awal pertemuan mereka itu.
Awalnya Adam tak pernah menggubris, ketika teman-temannya terus menjodohkan dia dengan Lily.Dari penilaian Adam sepintas tentang Lily, dia seorang anak manja yang hanya mengutamakan penampilan saja.
Namun pemikiran Adam berubah, saat melihat Lily mempresentasikan tugas mandiri yang diberikan dosen padanya.Aura yang dipancarkan Lily saat itu membuat Adam terkesima.Adam semakin terkesan,saat dia merasa tersaingi dengan nilai Lily yang hampir sama,bahkan terkadang melampaui nilainya.
Saat itulah Adam berusaha untuk mendekati Lily.Namun ternyata,Lily tipe wanita yang sangat sulit untuk di dekati.Adam sempat ingin menyerah dengan perasaannya.Namun takdir membawa Adam semakin dekat dengannya.Adam mendapat tugas kelompok dan Lily menjadi partnernya.Selama mengerjakan tugas,Adam akhirnya paham, cara untuk memenangkan hati Lily.
Dan benar saja!Begitu tugas kelompok usai, hubungan mereka tetap berlanjut.Mereka kian sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama,membahas tugas dan materi yang diberikan oleh dosen.Lily pun mulai nyaman di dekat Adam.Menurutnya,sangat jarang pria yang ingin mendekatinya hanya untuk membahas tugas kuliah dan materi dari dosen.Kebanyakan dari mereka mendekati Lily hanya untuk menyatakan perasaannya.
Saat itulah keduanya saling jatuh cinta dan memutuskan untuk berpacaran beberapa bulan setelahnya.Hubungan keduanya bertahan hingga mereka sama-sama meraih gelar master.
Setelah lulus kuliah, Adam diterima di sebuah perusahaan asing,yang memiliki kantor cabang di Jakarta dan menjabat sebagai kepala manajer.Sementara Lily memutuskan untuk mempelajari hobinya memasak dan masuk ke sekolah juru masak di Perancis selama satu tahun.
Setelah satu tahun lebih menjalani hubungan jarak jauh, akhirnya Adam memutuskan untuk melamar Lily di sebuah kapal, saat mereka liburan bersama di Labuan Bajo.
...****************...
Usia pernikahan mereka kini telah menginjak tiga setengah tahun.Tiga tahun pernikahan, mereka selalu tampak harmonis.Bahkan tak pernah sekalipun mereka bertengkar mengenai hal-hal kecil, karena keduanya memiliki sifat dan pikiran yang sejalan.
Hal inilah yang membuat rekan dan keluarganya merasa iri melihat keharmonisan mereka.Apalagi saat Lily memutuskan untuk tak bekerja dan sepenuhnya menjadi istri yang melayani suaminya di rumah.
Namun malam ini untuk pertama kalinya sejak menikah, Lily merasakan keresahan dalam hatinya.Adam mulai memperlihatkan perubahan yang sangat drastis.
Sejak dia menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan enam bulan lalu, Adam seolah terobsesi untuk terus meningkatkan karirnya.Adam jadi jarang pulang ke rumah.Dia juga sering keluar negeri untuk dinas dan jarang memberi kabar tentang keadaannya pada Lily.
Yang lebih mengejutkan, sikap Adam juga mulai berubah.Dia lebih mudah tersinggung dan tersulut emosi, saat Lily menanyakan hal yang membuatnya tidak nyaman.Padahal selama tiga tahun pernikahan, Adam tak pernah sekalipun berkata kasar padanya.Hal itulah yang membuat Lily semakin bingung, mengapa Adam menjadi orang yang sangat asing baginya?
Selain Adam, Lily juga mendapat tekanan dari keluarga besar Adam.Setiap kali mereka ke pertemuan keluarga, Paman dan Bibi Adam terus saja menyinggung perihal kehamilan pada Lily.
Bahkan Ibu Adam terus saja mengarang alasan, mengapa mereka berdua menunda kehamilan, tiap kali kerabatnya bertanya.Tampak raut kekecewaan dari wajah Ibu mertuanya itu tiap kali mengarang alasan, karena beliau pun tidak tahu alasan sebenarnya, mengapa Adam dan Lily masih saja menunda memiliki anak.
Sempat Ibunya curiga jika salah satu dari mereka ada yang mandul.Namun Lily menunjukkan hasil pemeriksaan dari dokter kandungan yang menyatakan jika keduanya subur.
Lily bukannya tidak ingin, namun Adam terus saja memintanya untuk menunda kehamilan demi kariernya.Dan Lily tak berani menyampaikan hal itu pada Ibu mertuanya,karena tak ingin Adam disalahkan atas keputusannya.
Setelah beberapa tahun tidak membahasnya,Lily mencoba membicarakannya dengan Adam, perihal kehamilan yang semakin sering jadi perbincangan diantara keluarga Adam.Namun reaksi Adam terlihat seolah tidak peduli dengan omongan keluarganya
"Lain kali kamu alihkan saja dengan topik yang lain.Aku tidak bisa jika pikiranku terbagi,antara anak dan pekerjaan.Kamu juga tahu, jabatan ini merupakan impianku sedari dulu dan aku baru saja menjalaninya selama dua bulan.Aku merasa kasihan padamu dan calon bayi kita, jika aku lebih mengutamakan pekerjaan dibanding kalian", ucap Adam tegas saat itu
"Aku harap kamu bisa bersabar sampai jabatanku stabil, baru kita memikirkan tentang anak",lanjutnya
Sejak saat itu, Adam tak sekalipun ingin membahas perihal anak lagi.Lily juga tak ingin memaksa Adam.Dia mencoba berfikir positif dan membenarkan alasan Adam.
Namun setelah obrolan itu, Adam seolah makin menjauhi Lily.Dia hanya berbicara seperlunya pada Lily, bahkan menghindari kontak fisik dengannya, jika Lily lupa mengkonsumsi pil KB.Karena itu pulalah Lily semakin tertekan dan kesepian di rumahnya sendiri.
...****************...
Tanpa sadar,air mata Lily jatuh tepat diatas tuts piano.Dia menghentikan jari-jarinya dan terdiam, mencoba mengendalikan perasaannya.Ia pun beranjak dari kursi.Dengan langkah berat,dia berjalan ke kamarnya untuk tidur.Lily terbangun di tengah malam saat Adam menelponnya tiba-tiba.
"Halo sayang, kamu kemana saja?Kenapa handphonemu tidak aktif dua hari ini?Kenapa kamu tidak memberiku kabar sekalipun?", Lily langsung memborbardir Adam dengan pertanyaan begitu panggilannya tersambung.
"Maaf sayang, aku langsung ke kantor begitu tiba dan kami mengadakan rapat dua hari berturut-turut.Aku bahkan tidak sempat ke hotel untuk istirahat"
Lily terdiam begitu mendapat jawaban dari Adam.Dia jadi tidak tega untuk marah, setelah tahu Adam sangat sibuk, bahkan tak memiliki waktu untuk beristirahat dengan baik"
"Jangan terlalu memaksakan diri.Kalau kamu sakit, semua pekerjaanmu justru akan terbengkalai.Jangan lupa makan dan istirahat yang cukup sesibuk apapun", suara Lily melembut.
"Iya sayang,pasti!Aku tahu kamu sangat khawatir, makanya aku langsung menghubungimu begitu aku luang.Bagaimana keadaan di sana?"
"Baik seperti biasa.Tidak hal lain selain aku membantu Bi Darsih mengobrak abrik dapur", ucap Lily sambil tersenyum kecil.
"Setidaknya kamu bisa melakukan hal yang kamu sukai.Aku senang jika kamu bahagia"
Lily tertegun.Kesenangan yang dilakukan Lily memang mampu menyenangkan hatinya, namun tidak membuat Lily lantas bahagia.Bahagia yang dimaksud Adam barusan berbeda dengan bahagia yang Lily pikirkan.
"Oh ya, besok pesawatku tiba jam lima sore, tolong jemput aku ya?!", ucapan Adam seketika menyadarkannya dari lamunan.
"Oke, aku dan Pak Indra akan menjemputmu"
"Kalau begitu aku kembali bekerja.Sampai jumpa besok sayang, i miss you!", pamit Adam lalu memutuskan panggilan teleponnya.
"I miss you too", ucap Lily lirih setelah Adam menutup teleponnya.Ia menghela nafas panjang lalu kembali melanjutkan tidurnya.
...****************...
Keesokan paginya,Lily bersiap-siap ingin ke pasar tradisional untuk membeli bahan-bahan makanan yang akan ia masak untuk Adam.Dia lebih dulu keluar pagar dan menunggu sopirnya yang sedang memanaskan mesin mobil.
Tanpa sengaja Lily bertemu seorang pria tampan berwajah oriental, dengan hidung yang mancung, bibir tipis berwarna merah mudah cerah, serta kulit putih, dengan potongan rambut yang sangat rapi.Tubuhnya tertutupi oleh baju, namun postur tubuhnya yang tegap, seolah bisa terlihat dari balik bajunya.Dia juga terlihat sangat tinggi untuk ukuran pria Indonesia kebanyakan, sekitar 185 cm.
Pria itu berdiri tepat di hadapan Lily.Pandangan mereka bertemu, saat Lily menoleh ke arahnya.Lily merasa aneh, karena dia baru pertama kali melihatnya pagi ini.
'Apa dia orang baru disini ya?',tanya Lily dalam hati.
Pada saat yang bersamaan, pria itu terlihat canggung dan membuang pandangannya ke arah lain.Lily memberanikan diri untuk menyapanya lebih dulu.
"Tetangga baru ya?",tanya Lily mencoba mencairkan suasana
"Iya, saya baru saja pindah tadi malam", jawab pria itu.Dia tampak kebingungan, namun segan untuk bertanya
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Saya ingin lari pagi, tapi bingung mau ke arah mana?",ucapnya sedikit ragu
Lily paham maksud dia.Baru saja Lily ingin mengarahkannya ke gedung olahraga perumahan, tiba-tiba pria itu memperkenalkan diri
"Saya Ethan"
"Saya Lily",ucap Lily seraya menundukkan kepalanya
Lily pun menunjukkan arah jalan pada Ethan dan dibalas dengan ucapan terima kasih.
"Sama-sama, semoga anda betah tinggal disini"ucap Lily seraya tersenyum ke arah Ethan
Tiba-tiba mobil Lily muncul.Dia pun pamit dan pergi meninggalkan Ethan sendiri, yang masih berdiri di tempatnya dan terus memandangi mobil Lily hingga tak nampak lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments