Tepat pukul lima sore, Lily tiba di bandara.Adam sudah mengabarinya begitu pesawat siap lepas landas.Satu persatu penumpang keluar dari gerbang kedatangan.
Lily melambaikan tangan begitu Adam muncul dan mencari dirinya.Ia mencium tangan suaminya dan memeluknya dengan erat saat Adam menghampirinya.Adam terlihat lelah, namun ia berusaha untuk tersenyum pada istrinya.
"Bagaimana pekerjaannya?lancar?",tanya Lily sembari berjalan.
"Lancar", jawab Adam sekedarnya.Dia sibuk mendorong troli yang penuh dengan barang bawaannya.
Tak lama kemudian,handphone Adam berbunyi.Adam memberi isyarat pada Lily untuk menunggu, kemudian dia berbalik sembari berbicara dengan orang yang meneleponnya.Lily dengan sabar menunggu hingga Adam selesai menelpon dan datang menghampirinya.
"Sayang, maaf!Sepertinya aku tidak bisa langsung pulang ke rumah.Aku masih ada urusan di kantor",ucap Adam saat menghampirinya usai menelepon
Lily terlihat kecewa.Dia telah menyiapkan makan malam untuk Adam dirumah.Jika Adam tak pulang, siapa yang akan memakannya?
"Apa kamu tidak bisa pulang ke rumah dulu?Mandi dan makan malam lalu balik kekantor?"
"Akan memakan waktu.Belum lagi kalau jalanan macet!Aku bisa terlambat!"
"Mau aku antar ke kantor?"
Adam berfikir sejenak,"tidak perlu.Kamu langsung pulang saja, sekalian bawa koperku.Aku ke kantor naik taxi saja.Oh ya,ada hadiah buat kamu di dalam koper",ucapnya sambil mengecup kening Lily.Ia mengantar Lily sampai ke mobil, lalu mencari taxi begitu Lily sudah pergi.
Lagi-lagi Lily menahan rasa kecewanya.Sesampainya di rumah, dia tak membongkar koper Adam, bahkan hadiah yang dibelikan Adam tak membuatnya penasaran.Lily bukanlah tipe wanita yang bisa membaik dengan hadiah.
Setelah meletakkan koper-koper Adam di ruang ganti, Lily segera beranjak dan menuju meja makan di lantai satu.Wajahnya nampak sedih, melihat semua masakan yang sudah disiapkannya tak disentuh sama sekali.Disaat yang bersamaan, tiba-tiba dia teringat pria yang ditemuinya tadi pagi
'Tetangga baru!',batinnya
Lily bergegas ke dapur dan mengambil beberapa tempat bekal.Dia memasukkan masakannya satu persatu kedalam tempat bekal tersebut dan hanya menyisakan sedikit untuk dia dan bi Darsih makan.
Setelah beres, Lily mengantarkannya langsung ke rumah Ethan.Setelah mendapat izin dari satpam rumah Ethan, Lily bergegas ke pintu utama dan memencet bel rumah.Beberapa detik kemudian, terdengar suara langkah kaki dari dalam rumah yang mendekat dan menarik gagang pintu
"Selamat malam", sapa Lily
Ethan yang membuka pintu nampak terkejut melihat kedatangan Lily, "Malam..."
"Maaf, saya mengganggu anda malam-malam.Saya membuat makan malam cukup banyak, jadi ingin berbagi dengan anda.Saya harap anda tidak keberatan", ucap Lily terbata-bata sambil mengulurkan keranjang berisi tempat bekal.
Dengan senang hati, Ethan menerima makanan pemberian Lily
"Terima kasih", ucap Ethan sambil tersenyum ke arah Lily.
"Kalau begitu saya permisi dulu.Anda bisa mengembalikan tempat bekalnya kapan-kapan", pamit Lily
"Sekali lagi terima kasih.Tempatnya akan segera saya kembalikan begitu selesai di cuci", ucap Ethan yang masih saja tersenyum pada Lily
Namun ia tiba-tiba teringat sesuatu yang mengganjal di telinganya sejak tadi pagi,"panggil saja saya Ethan!Rasanya canggung berbicara terlalu formal"
"Baiklah.Kalau begitu aku permisi dulu, Ethan",ucap Lily dengan canggung.
Lily pun berlalu pergi meninggalkan Ethan yang masih berdiri di depan pintu.Dia segera menutup pintu rumahnya begitu Lily sudah tak nampak lagi.
...****************...
Ethan terlihat senang menenteng keranjang berisi masakan buatan Lily.Dia berjalan ke meja makan dan membongkar isi keranjang pemberian Lily.
Setelah tertata rapi di atas meja, Ethan membuka penutup bekalnya sekaligus.Seketika aroma masakan Lily menyeruak, membuat Ethan tiba-tiba merasa sangat lapar.
Masakannya pun terlihat sangat menggoda selera.Ada rendang, udang saus asam manis, telur balado, sambal tempe, cap cay dan cream soup.
Ethan duduk dan mengambil sendok untuk mencicipi masakan buatan Lily.Ekspresi wajahnya berubah, begitu makanannya masuk ke dalam mulut Ethan.
"Enak", ucapnya pada diri sendiri.
Ethan segera mengambil sepiring nasi.Dengan lahapnya, dia memakan semua masakan Lily hingga tak bersisa sedikit pun.Ethan nampak terharu, saat menikmati masakan itu.Sudah lama dia tak menikmati masakan rumah seperti ini.Terakhir kali, saat dia masih tinggal bersama orang tua dan adiknya.Dan itu sudah empat belas tahun yang lalu.Setelah dia kuliah diluar negeri, dia lebih sering makan di restoran.
Begitu kembali ke Indonesia pun, dia memutuskan untuk tinggal sendiri di apartemen dan hanya pulang sesekali ke rumah orang tuanya.
Ethan menjadi rindu masa-masa saat tinggal bersama orang tua dan adiknya.Dia menyesal telah menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan sebelum Ayahnya pergi.Ia nampak tersenyum, namun air matanya menetes seraya menikmati makanan pemberian Lily.
...****************...
Beberapa jam berlalu setelah Lily makan malam ditemani Bi Darsih.Dia tak bisa tidur menunggu kepulangan Adam.Sembari menghilangkan kebosanannya, Lily kembali memainkan pianonya.Dia memainkan instrument karya Liszt, Liebestraum No.3.Baru saja selesai memainkannya, Adam muncul dari arah tangga.
"Kamu belum tidur?",tanya Adam saat mendapati Lily yang sedang duduk di kursi.
"Aku menunggumu pulang",jawabnya
Adam berjalan menghampiri Lily dan mengecup keningnya.Dia melirik kearah jam tangannya.Sudah pukul sebelas malam, "Maaf sayang ,aku pulang larut malam"
"Tidak apa-apa.Kamu sudah makan?"
"Sudah.Tadi aku makan malam dengan rekan kerjaku.Mereka juga lembur hingga larut malam"
Lily lega mendengarnya, karena makanan yang disiapkannya untuk Adam sudah diberikan pada Ethan.
"Kalau begitu masuklah ke kamar dan istirahat.Sebentar lagi aku akan menyusul",ucap Lily sembari menutup tuts pianonya
...****************...
Usai menghabiskan makanan yang diberikan Lily, Ethan bergegas mandi lalu ke ruang kerjanya untuk menyelesaikan tugas kantor.Belum juga selesai, Deni mengiriminya sebuah pesan
Deni : "Saya baru saja mengirim notula rapat tadi siang dan perjanjian kontrak kerjasama dengan kontraktor yang akan mengerjakan proyek pemugaran villa kita di kepulauan seribu.Silahkan cek pesan di email bapak dan pastikan tidak ada yang perlu dikoreksi"
Ethan menghentikan kegiatannya dan segera membuka file yang baru saja dikirim Deni.Disaat tengah menunggu file terbuka, tiba-tiba terdengar lantunan musik piano yang berasal dari rumah Lily.
Seakan sudah menunggu untuk bisa mendengarkan lantunan piano itu lagi, Ethan bergegas menyingkap tirai dan membuka jendela ruang kerjanya.Dia sangat menantikan instrumen apa yang akan dimainkan Lily.Dan kali ini,Lily memainkan Instrumen karya Liszt,liebestraum no.3.
Ethan nampak sangat menikmati tiap melodinya.Instrumen ini seolah mewakili perasaan Ethan saat ini.
Walau tak menyadarinya, namun pikiran Ethan mulai teralihkan pada Lily sejak melihatnya tadi pagi.Bahkan dia sudah jatuh hati padanya, saat mendengar Lily bermain piano tanpa melihat wajahnya.
Selama hidupnya, Ethan tak pernah merasakan jatuh cinta.Itu sebabnya perasaan yang dirasakannya saat ini terasa asing dan membingungkan untuknya.Ethan beranggapan bahwa perasaannya ini hanya sekedar rasa kagum pada Lily.Tak hanya cantik, dia juga anggun, pandai memasak dan bermain piano.Menurutnya, semua pria pasti akan kagum jika mengenal sosok Lily.
Tanpa sadar, Ethan tertidur di kursi saat Lily masih memainkan piano.Dia terbangun begitu alarm di handphonenya berdering dan menunjukkan pukul empat subuh.Dia lupa, belum sempat melihat file yang dikirimkan Deni semalam.Segera ia membasuh wajahnya dan kembali bekerja sebelum pagi menyingsing
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Adriana
cinta yg berawal dari masakan
2023-06-16
0