5. Permintaan Salman

Setelah kedatangan Lina kemarin yang ingin membantu Salman tapi dengan syarat putrinya harus menikah dengan putranya, Salman berusaha memberikan pengertian serta penjelasan kepada Dita agar Dita mau menikah dengan anaknya Lina.

Semua orang sudah berkumpul di ruang keluarga karena ada yang ingin ia bicarakan.

"Dita, kamu mau bantu papa untuk memperbaiki perusahaan papa yang sebentar lagi akan bangkrut, bukan?" ucap Salman pada Dita.

"Iya pa, Dita pasti akan bantu papa, apapun itu." jawab Dita dengan yakin.

"Maukah kamu menikah dengan anaknya tante Lina." ucap Salman.

Deggg... seketika Dita kaget saat papanya menyuruhnya untuk menikah dengan pria yang sama sekali tidak Dita kenal.

"Kenapa harus menikah pa, dan apa hubungannya Dita ingin membantu perusahaan papa dengan menikahi anaknya tante Lina?"

"Karena tante Lina mengajukan syarat, jika ia mau mambantu menyuntikkan dana ke perusahaan papa asal kamu mau menikah dengan anak tunggalnya" jelas Salman yang menjawab pertanyaan Dita.

"Kenapa harus aku pa?" tanya Dita sambil menangis.

"Karena disini kamu yang lebih dewasa, tidak mungkin Kania karena ia masih kecil juga masih sekolah, Sayang." ucap Sinta dengan lembut memberi pengertian pada anaknya.

"Tapi Dita sudah memiliki kekasih ma, Dita juga tidak ingin menikah dengan anak dari tante Lina yang Dita tak kenal hiks hiks" ucap Dita yang menangis di pelukan Sinta.

Brakk... Salman menggebrak meja.

"Sudah cukup, kau harus menikah dengan anaknya tante Lina apapun yang terjadi, papa ingin kau putuskan hubunganmu dengan kekasihmu itu" ucap Salman memarahi Dita karena ia terbawa emosi mendengar Dita yang menolak permintaanya.

Dita hanya menangis sesegukan mendengar Salman yang memarahinya karena biasanya Salman lebih sering bercanda bersama kedua putrinya dan sekarang Dita harus melihat amarah papanya.

"Maaf Sayang, bukan maksud papa memarahimu papa hanya ingin kita semua selamat, adikmu bisa terus melanjutkan sekolahnya dan kita semua tidak tinggal di jalanan" ucap Salman sambil mendekat ke arah Dita, Salman menyadari kesalahannya karena telah memarahi putrinya.

"Baiklah, Dita mau menikah dengan anak dari tante Lina. Itu semua Dita lakukan demi keluarga kita" ucap Dita yang mengusap air matanya dan menyetujui permintaan papanya.

***

Di sekolah Kania tetap menampakkan senyum bahaginya meski keluarganya sedang tertimpa masalah, Kirana dan Kinanthi juga tidak membahas perihal tentang kebangkrutan papanya Kania, mereka bersama dan bersunda gurau seperti biasanya karena yang mereka tahu Kania tidak suka berbagi kesedihannya pada teman-temanya, menurut Kania, masalahnya biarlah menjadi masalahnya jangan libatkan orang lain di dalamnya.

"Hei, semalam aku nonton film jepang kakek Sugiono, sendirian di kamar sampe tengah malam" cerita Kinanthi dengan bangganya karena telah menonton film jepang dengan durasi yang panjang.

"Dasar gadis ca*ul.

Berapa episode yang kamu tonton, dan dari episode itu pelajaran apa yang kamu dapat?" tanya Kania penasaran.

"Aku tidak ingat berapa episode yang telah aku tonton tapi yang jelas banyak sekali pelajaran yang bisa aku dapatkan seperti___" ucap Kinanthi terhenti karena Kirana.

"Berhenti. Kalian berbicara tentang hal po*no di hadapanku yang tak mengerti apa-apa ini, huh menyebalkan" ucap Kirana, Kirana memang lebih suka pelajaran ketimbang menonton film seperti Kinanthi.

"Tenang Kir, nanti kita nonton bersama aku bakalan jelasin semua nama-nama gerakannya, aku jamin seratus persen kamu akan langsung paham dan mengerti" ucap Kinanthi yang malah menawarkan Kirana untuk menonton film.

"Iya kir, mbak Kunthi ini guru private yang handal, sudah di beri ijin Bpom dan yang pasti sudah bersertifikat benar kan Kun" ucap Kania.

"Tentu saja, ada tambahannya, aku juga sudah lulus S3 jurusan po*no di universitas Jepang."

"Hahaha" Kania dan Kinanthi tertawa menertawakan pembicaraan yang mereka bahas sendiri.

"Aku tidak mau jadi seperti kalian yang hobinya menonton film po*no, aku tidak mau menambah dosaku yang sudah banyak, karena bergaul dengan kalian" ucap Kirana dengan kepolosannya.

"Enak saja, berteman dengan kita itu bisa menambah wawasan bukan menambah dosa.

Kamu akan menyesal nanti karena tidak berguru padaku, kelak kamu tidak akan mengerti apa-apa saat sudah menikah, maka dari itu belajarlah sejak dini" ucap Kinanthi dengan raut wajah serius yang mengojok-ojokkan Kirana.

Kirana sedikit takut dengan perkataan Kinanthi sedangkan Kania dan Kinanthi saling bertukar senyum melihat raut wajah Kirana yang bingung.

"Baiklah aku akan belajar darimu tapi hanya setengah episode saja" ucap Kirana yang masih takut.

"Hei jangan!" ucap Kania yang menghentikan Kirana.

"Kenapa? tadi kamu kan yang merekomendasikan aku supaya belajar dengan si Kunthi, sekarang mengapa kamu menghentikannya." ucap Kirana heran.

"Nanggung, masa setengah episode saja sih di genapi jadi 2 dong"

"Emang harus genap ya, ya sudah dua saja deh" ucap Kirana dengan polosnya.

"Haha kamu ini, bodoh sekali. Sudah jangan menontonnya kamu masih polos biarkanlah seperti ini nanti kamu juga bisa sendiri kok, tadi kami hanya becanda." jelas Kania.

"Kalau begitu nanti malam kita bertemu yuk, nonton film terbarunya kakeku." ucap Kinathi yang mengajak berkumpul.

"Aku tidak bisa." tolak Kania dan kedua sahabatnya memakluminya karena memang keluarga Kania sedang dalam masalah.

***

"Maaa, Kania pulang" ucap Kania tapi tidak ada jawaban dari mamanya.

"Nyonya dan tuan pergi keluar non" jelas Bibi pada Kania.

"Kemana Bi?"

"Bibi tidak tahu non"

"Kalau kak Dita di rumah tidak?"

"Non Dita ada sedang berada di kamarnya non"

"Ya sudah aku ke kamar kak Dita dulu ya, makasih bibi." ucapnya yang menjauh dan menuju kamar Dita.

Kania langsung membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu dan betapa terkejutnya saat ia membuka pintu kamar, ia melihat kakaknya yang sedang menangis.

"Mengapa kakak menangis, apa yang terjadi sama kakak dan siapa yang sudah membuat kakak menangis, katakan semua padaku aku akan memberikan pelajaran yang setimpal pada orang itu" ucap Kania sambil memeluk kakaknya.

Tapi Dita terus saja menangis, "Hais, kenapa kakak terus saja menangis di pundakku tanpa memberi penjelasan, membuat pundakku kotor karena ingus kakak saja" ucap Kania.

Dita yang mendengar Kania berbicara seperti itu malah menjadi tambah menangis dengan keras dan juga dengan ingus yang bertambah banyak juga tentunya.

"Baiklah kakak boleh menangis dan mengelurkan ingus di pundakku sepuasnya tapi tolong berhenti menangis dan ceritakan padaku tentang masalahmu"

Dita mengusap hidungnya dan mengeluarkan selurus ingus dalam hidungnya dengan menggunakan pakaian seragam yang di pakai Kania sekarang, Kania hanya bisa memejamkan matanya dan pura-pura tidak mendengar suara yang di timbulkan melalui hidung Dita yang terpenting kakaknya mau berhenti menangis.

Ya sudahlah seragamku aku korbankan dari pada telingaku yang jadi korban, bisa-bisa telingaku mendadak jadi tuli karena mendengar tangisannya itu.

Terpopuler

Comments

Zakie C'chuby

Zakie C'chuby

lnjut kak

2020-06-24

1

Arthur

Arthur

Biar ngga ngebosenin, ini rekomendasi dialog tag: tutur, hardik, sergah, lirih, lontar, ungkap, jelas, tambah, dll 😄

🔥Jangan lupa besok novel Fur Therese update dan bakal seruu

2020-06-23

0

Tik Tok Officel

Tik Tok Officel

crazy up thor

2020-06-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!