Kania sudah sampai di rumahnya, ia langsung menuju kamar ayahnya dan di kamar tersebut sudah ada ibu, kakaknya Dita, dan juga ayahnya yang terbaring di ranjang.
"Mama tenang ya, papa pasti baik-baik saja kok, sekarang mama istirahat ya biar mama tidak sakit kalo mama nanti sakit saat papa bangun dan tahu mama sakit, papa pasti akan menyalahkan aku dan kak Dita terus nanti uang jajan kami akan di potong ma, mama tidak mau itu terjadi kan?" ucap Dea yang menenangkan ibunya.
"Tapi jika papamu mencari mama bagaimana hiks?" ucap Sinta yang menangis sesegukan.
"Tidak akan, karena di sini sudah ada aku dan kak Dita yang lebih cantik dan seksi, jadi untuk apa papa mencari mama yang sudah keriput hemm" ucap Kania.
"Kalau begitu mama di sini saja" ucapnya dengan kukuh.
"Hais mama ini, aku hanya bercanda, jadi mama segera istirahatlah, jika papa sadar aku akan langsung teriak sekencang-kencangnya memanggil nama mama, sana sana pergi" ucap Kania yang mendorong Sinta menuju pintu keluar kamar agar mamanya bisa istirahat.
Kania kembali ke sisi ayah dan kakaknya setelah berhasil menyuruh mamanya untuk istirahat, "Kenapa kamu pura-pura tegar haa" ucap Dita.
"Lantas aku harus bagaimana, melihat kakak dan mama menangis akupun harus ikut menangis begitu, lalu siapa yang akan menghibur kalian jika akupun ikut menangis" ucap Kania yang berusaha menahan air matanya agar tidak keluar.
"Kenapa papa bisa sampai terkena serangan jantung mendadak seperti ini kak" lanjutnya yang bertanya pada Dita.
"Tadi papa menerima telpon dari seseorang dan setelah menerima panggilan, papa tiba-tiba jatuh pingsan dan dokter bilang papa terkena serangan jantung" jelas Dita.
"Siapa yang menelpon papa kak dan apa yang orang itu bicarakan sampai membuat papa jatuh pingsan seperti ini?" tanyanya.
"Tangan kanan papa, dan dia bilang jika perusahaan papa mengalami kebangkrutan, dan ia juga bilang perusahaan papa harus segera mendapatkan suntikan dana jika tidak, tidak akan ada yang tersisa lagi." jelas Dita yang bersedih.
"Kalo begitu kita jual saja semua aset papa" saran Kania.
"Itu semua masih belum cukup Kan" ucap Dita.
***
Kabar tentang kebangkrutan dan penyakit yang menyerang Salman seorang pengusaha kaya di kota Y telah tersebar, hingga sampai di telinga Nyonya Revalina Anggara, teman Sinta ibunya Kania.
Nyonya Revalina tentu tidak berdiam saja di rumah, ia langsung pergi di kediaman Salman untuk menengok sekaligus ingin membantu jika ada yang bisa ia bantu.
"Pak antarkan tolong antarkan saya di kediaman pak Salman" ucap Revalina kepada sang sopir.
Di kamar Kania dan Dita terus menunggui ayahnya, tiba-tiba Salman mulai tersadar membuat kedua anaknya senang bukan main.
"Papa, akhirnya papa sadar juga" ucap Kania yang senang sambil memeluk Salman dengan erat.
Tapi Kania melihat raut wajah papanya yang terlihat begitu sedih, "Tenang pa, semua pasti akan baik-baik saja kok, selama Kania di sini papa tidak perlu merasa khawatir oke" ucap Kania yang menyemangati papanya.
"Oh iya pa, istri papa dari tadi merengek saat pada pinsan tadi, aku panggilkan mama dulu ya, kak jaga papa dulu ya" pinta Kania pada Dita dan Dita mengiyakannya.
"Ma... mama rempong yuhuu, suami tampan mama sudah sadar dan mencari istri tecintanya tu" teriak Kania saat posisinya sudah mendekati kamarnya tempat ibunya beristirahat.
Sinta yang mendengar suara anaknya memanggillnya langsung tersadar dari tidurnya dan keluar berjalan ke arah anaknya, "Papamu sudah bangun?" tanya Sinta dengan mata yang berkaca-kaca.
"Heem" jawab Kania, Sinta yang mendengar jawaban Kania langsung menarik tangan Kania untuk ikut masuk bersamanya, tapi di tengah perjalanan Bibi memanggil Sinta dan membawa seorang wanita yang katanya temannya Sinta dan ingin menengok Salman.
"Nyonya, ada yang ingin bertemu dengan nyonya." ucap bibi yang membuat Kania dan Sinta berhenti.
"Siapa?" tanya Sinta.
"Aku, Sin." ucap wanita tersebut yang muncul di hadapan Sinta.
"Lina, kamu kemari" ucap Sinta yang kaget melihat sahabatnya datang ke rumahnya, Sinta langsung datang ke arah Lina sahabatnya dan memeluknya.
"Sabar ya, semua ini pasti akan segera berakhir" ucap Lina yang menenangkan Sinta.
"Sekarang aku sudah agak tenang karena suamiku sudah sadar jadi mari ikut bersamaku" ajak Sinta setelah melepaskan pelukannya.
"Aku anak yang tersisihkan huhu" gumam Kania yang tidak di gandeng oleh ibunya.
Sesampainya di kamar, Sinta begitu bahagia melihat suaminya yang sudah sadar, Sinta langsung datang ke arah suaminya dan memeluknya sangat erat hingga membuat Salman sulit bernapas.
"Ma pelan-pelan, papa gak bisa napas kalo mama meluknya kencang seperti ini" ucap Salman yang membuat Sinta malu.
"Hehe, maaf pa, mama hanya kangen saja sama papa" ucapnya dengan malu-malu.
"Baru beberapa jam saja, lebai." gumam Kania.
"Pa Lina datang katanya mau menjenguk papa, Lin kemarilah" ucap Sinta.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Lina pada Salman.
"Aku sudah lebih baik seperti yang kamu lihat" ucap Salman.
"Aku cukup prihatin mendengar kabar kebangkrutan perusahaan kalian, kalo kalian butuh apapun katakanlah padaku, sebisa mungkin aku pasti akan membantu kalian" ucap Lina yang menawarkan bantuan.
"Benarkah itu Lin?" ucap Salman.
"Iya, Sinta itu sahabatku mana mungkin aku tidak membantunya, aku pasti membantunya apapun itu jika aku bisa aku akan melakukannya" ucap Lina.
"Kalian istirahatlah" ucap Sinta pada kedua putrinya.
"Baik ma" jawab keduanya, Kania dan Dita keluar dari kamar orang tuanya.
"Aku membutuhkan dana untuk menyuntikkan dana di perusahaanku sebesar 2 Triliun, apakah kamu bisa meminjamkannya, aku berjanji jika nanti perusahaanku berkembang dan maju lagi, aku pasti akan melunasinya" jelas Salman dengan terus terang.
"Tidak masalah, tapi apa aku boleh mengajukan syarat?" tanya Lina dengan ragu.
"Syarat? katakan aku akan memenuhinya" ucap Salman yakin karena ia tidak ingin perusahaannya bangkrut dan masa depan anaknya menjadi terancam.
"Salah satu dari putrimu harus menikah dengan putraku" ucap Lina yang mengatakan syaratnya.
"Mengala kamu meminta syarat untuk anakku menikahi putramu, kau kan kaya pasti banyak wanita yang mengantri untuk menjadi istri anakmu" ucap Salman yang heran.
"Ya memang banyak wanita yang ingin menikahi putraku tapi mereka semua hanya menginginkan harta kami dan mereka juga tidak tulus mencintai putraku sedangkan kalian, aku percaya karena kalian orang terdekatku dan aku juga ingin hubungan kita menjadi lebih dekat lagi" jelas Lina dengan jujur.
"Baiklah aku akan mengatakannya pada Dita anak pertama kami" ucap Salman.
"Tapi pah..."
"Tidak apa mah, ini juga demi kebaikan anak kita, mama ingin Kania putus sekolah dan tidak memiliki masa depan yang baik.
Dita juga pasti akan senang dan bahagia karena akan menikah dengan anaknya Lina, orangnya baik dan juga teman dekat kita tidak ada yang perlu di khawatirkan" jelas Salman yang memberi penjelasan pada istrinya.
Sinta diam dan memikirkan perkataan suaminya yang ada benarnya juga sedangkan Lina pamit pulang karena sudah larut malam.
KANIA & DITA
💙💙💙***Hai kakak-kakak yang baik hati dan tidak sombong terima kasih sudah main ke novelku, aku harap kalian suka dengan novel ini.
Jangan lupa untuk like, komen, vote, masukkan ke daftar favorite klean biar bisa tahu updatenya dan juga rate bintang 5 yup.
Terima kasih dan jumpa lagii bayyy💙💙💙***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Herawati
lanjut
2020-08-15
0
Zhu Nian_
masih ada yang typo kak mohon diperbaiki lagi
2020-07-25
0
Lini Manoppo
semangat thor
2020-07-13
0