Wacana perjodohan

Aku tidak mempedulikan lagi ucapan Leon, bukan karena aku takut tapi lebih tepatnya karena aku menghargai Kak Yuda. Bergegas kulangkahkan kakiku agar tak terdengar bullyan dari laki-laki pecundang itu.

Setelah sampai dirumah, aku langsung merebahkan diri di kasur kesayangku, meskipun usang tapi ini adalah istana keluarga kami, disini kami tumbuh dengan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tua kami, keluargaku memang bukan dari keluarga orang berada tapi, kami sangat kaya akan cinta dan kasih sayang kedua orang tua kami dan saudara-saudaraku.

"Nduk kamu didalam?" tanya Ibu dari luar kamarku, sebenarnya ia bisa saja langsung masuk kamarku karena kamarku tidak ada daun pintunya, hanya selembar kain yang menutupi kamarku sebagai ganti daun pintu.

"Iya, bu" kataku.

"Ayo makan dulu, setelah makan ada hal yang ingin dibicarakan sama bapakmu" kata Ibu nampak serius dengan ucapanya, Aku segera keluar kamar untuk ikut gabung makan bersama Bapak, Ibu dan adek-adekku.

Diatas meja sudah tersedia nasi, Ikan asin, sambel terasi dan lalapan sungguh sangat mengugah selera.Ini adalah menu andalan keluarga kami namun, rupanya adek bungsuku sudah mulai bosan.

"Ibu, Setiap hari kita makan Ikan asin, Kania bosan" ucap adekku yang paling kecil.

"Kania, kamu harus bersyukur kita masih bisa makan, diluar sana masih banyak yang nggak bisa makan" ucap Bapak menasehati si bungsu.

"Tapi kan, Kania pingin makan Daging, buah-bauhan tambah susu, ahh...rasanya pasti enak" ucap Kania lagi.

"Adek kalau cuma mau buah-buahan, dibelakang rumah ada, pepaya dan belimbing nanti kakak petik buat kamu" ucapku pada adekku yang bungsu

"Pepaya lagi, Belimbing lagi, Nggak bisa apa makan anggur begitu" sungutnya.

"Kania, temen kakak kemarin minum anggur mabuk dia, jadi kamu makan-makanan yang sehat aja" ucap Arga adekku nomor dua, yang dia maksud pasti anggur minuman keras tapi, si kania nangkepnya pasti anggur buah. Aku jadi senyum-senyum sendiri mendengar percakapkan adek-adekku.

"Maksud Kak Arga, mabok kaya Ibu kalau kepasar naik angkot bareng tetangga yang jualan ayam itu, muntah-muntah gitu?" tanyanya kepo

"Ho..oh" jawab Arga

"Kalau gitu Kania mau makan pepaya dan belimbing aja yang sehat" kata si bungsu. Kami semua tersenyum mendengar ucapan si bungsu, sementara Arga berusaha menahan tawa.

"Arga, habis ini kamu ajak adek-adekmu ke kebun belakang metik jambu, pepaya atau belimbing sana, ada yang harus Bapak bicarakan dengan kakakmu" kata Bapak serius, Arga langsung faham maksud Bapak langsung membujuk adek-adekku untuk kekebun belakang rumah

Setelah Arga dan adek-adek keluar dari ruang makan Bapak mulai berbicara serius.

"Nduk, ada hal yang Bapak bicarakan dengan kamu" ucap Bapak

"Injih pak" kataku

"Kamu kan anak tertua dikeluarga ini, umurmu juga sudah cukup untuk berumah tangga" ucap Bapak

"Maksud Bapak, Bapak menyuruh Nindy menikah begitu pak?" tanyaku.

"Iya nduk" kata Bapak

"Pak, Nindy pingin kuliah dulu, lalu kerja agar bisa bantu adek-adek sekolah, lagian Nindy juga nggak punya pacar pak, Nindy belum kepikiran soal itu" kataku.

"Masalah Calon, Bapak sudah punya calon untuk kamu, dia sahabat Bapak dari dulu mereka dari keluarga baik-baik dan juga terpandang, kamu akan bahagia nak" ucap Bapak penuh harap.Kalau sudah begini mana aku tega, menghancurkan harapan Bapak. Mungkin inilah hidup yang akan aku jalani menikah dengan seorang yang sama sekali tidak aku kenal, bahkan fotonya saja aku tidak dapat melihatnya. Tapi sepertinya Bapak sangat Yakin dengan pilihanya ini, Aku bisa apa? Toh ini bukan pilihan tapi kewajiban.

"Minggu ini Calon suamimu dan keluarganya akan berkunjung kesini untuk melamarmu secara resmi, persiapan dirimu nduk, jangan kecewakan kami" ucap Bapak penuh harap.

"Nindy akan lakukan apa yang Bapak inginkan" ucapku pasrah.

Pov Nindy end

Sementara itu disebuah rumah mewah dan megah, Nampak pasangan pria dan wanita paruh baya sedang bercakap-cakap diruang tengah sambil menunggu Anak lelaki mereka pulang.

"Ma, Papa itu sangat pusing dengan kelakuan Karan makin hari makin menjadi, dia itu sudah semester akhir tapi kelakuannya nggak berubah, semua ini gara-gara Mama terlalu memanjakan dia, Karan tumbuh menjadi laki-laki arogan dan tidak bertanggung jawab" Omel Wiguna Ayah Karan.

"Mama juga pusing pa, sepertinya kemarin anak itu habis berantem, pulang-pulang mukanya bengep, Semoga langkah Papa menjodohkan dengan anaknya Hartono temen Papa itu adalah langkah yang tepat untuk mengubah perilaku Karan" ungkap Mirna Mamanya Karan.

Tak lama setelah itu terdengar suara deru mobil memasuki Rumah mewah itu, Nampak laki-laki tampan datang tampak cuek, berlalu begitu saja tanpa menyapa kedua orang tuanya yang sudah menunggunya.

"Karan!, Papa mau bicara" panggil Papa

Dengan langkah gontai Karan mendekati kedua orang tuanya.

"Ya, Karan sudah disini Papa mau bicara apa?" tanya Karan

"Kamu ini, sama orang tua nggak ada sopan-sopanya. Duduk yang bener!" bentak Mamanya.

"Karan, kelakuan kamu makin hari makin menjadi, semenjak kau ditinggal pacar brengsekmu itu" ucap Papanya

"Papa jangan bahas dia lagi, mood Karan jadi hancur" ucap Karan

"Papa udah punya rencana besar untuk kamu agar kamu cepet move on, Papa akan jodohkan kamu dengan anak teman Papa" ucap Papanya Karan tegas.

"Enggak!, karan nggak mau dijodoh-jodohin kaya nggak laku aja" ucap Karan tidak terima

"Ok, kamu boleh nolak" ucap Papanya Karan. Melihat itu Karan langsung tersenyum

"Tapi, semua fasilitas yang Papa berikan ke kamu akan Papa cabut, termasuk mobil, credit card dan lain-lain" ucap Papanya Karan tegas

"Papa nggak bisa gitu dong, Ma tolong Karan Ma" ucap Karan meminta pertolongan wanita yang selama ini melindunginya jika ada masalah dengan Papanya.

"Maaf Karan, kali ini Mama nggak bisa bantu kamu, Pilihanya cuma dua, nurut sama Papa atau semua fasilitas kamu dicabut" ucap Mamanya lembut namun sukses membuat Karan melongo.

"Memangnya anak pengusaha mana yang hendak Papa jodohkan dengan Karan" ucap Karan akhirnya, terpaksa dia mengalah demi semua fasilitas yang ia miliki saat ini.

"Dia bukan anak pengusaha, dia petani Ibunya buruh cuci" kata Papanya Karan

"What?, Papa serius mau jodohin dengan perempuan kelas bawah, apa kata dunia Pa kalau karan menikah dengan gadis yang tidak selevel" protes Karan.

"Perempuan ini pilihan Papa, kamu harus percaya dengan pilihan Papa, sudah saatnya kamu belajar bertangung jawab jangan hanya hura-hura" kata Mamanya Karan.

"Papa, Mama, kalian nggak kasian sama Karan udah dijodohin sama perempuan miskin lagi, kalian tega banget sama Karan" ucap Karan tidak terima.

"Justru karena kami sangat menyayangumu, makanya kami menjodohkanmu dengan perempuan pilihan Papa, karena Papa yakin kamu akan menjadi lebih baik setelanya" ucap Papa Karan tak terbantahkan.

"Serah kalian saja, Cuma karan minta nikahnya sederhana saja, nggak usah ngundang siapa-siap sukur-sukur nikah siri" ceplos Karan

"Kamu nggak mikir apa, bagaimana mungkin kami menikahkan kamu dengan acara sederhana, tentu saja kami akan menikahkan kamu dengan sangat meriah dan akan mengundang semua kolega bisnis Papa" ucap Mamanya Karan

"Kalau itu maunya Papa dan Mama, Karan nyerah! Biar aja karan jadi gelandangan kalau memang Papa dan Mama tega sama anak sendiri" ucap Karan

"Tutup mulutmu Karan!" bentak Papanya Karan.

"Karan Capek, Karan mau istirahat kalau sudah nggak ada yang dibicarakan lagi Karan mau tidur" ucapnya sambil ngeloyor pergi begitu saja.

Tbc....

Episodes
1 Nindy
2 Babu Karan
3 Wacana perjodohan
4 Sang Dewa penolong
5 Lamaran
6 Fitting baju
7 Yuda PDKT
8 Sah
9 Drama dirumah mertua
10 ulah Rico
11 Salah faham
12 Kecurigaan Yuda
13 Surprise
14 Cemburu
15 Ulang Tahun Papanya Karan
16 Sebuah permintaan
17 Yuda mengetahui pernikahan Nindy dan Karan
18 Bercerita pada Soraya
19 Membujuk Karan bekerja
20 Pertama masuk Kerja
21 Nindy Vs Arumi
22 Rencana Rico
23 Gatot (Gagal total)
24 Rico beraksi
25 Selalu ada untukmu
26 Nindy celaka
27 Nindy selamat
28 Kepergok
29 Rico masuk penjara
30 Kabar Duka
31 Dokumen
32 Tak dianggap
33 Karan si mulut pedas
34 Perang batin
35 Semakin memburuk
36 Jeda
37 LDR
38 Sebuah fakta
39 Naas
40 Nindy sadar
41 Masih dirumah sakit
42 Kembali ke jakarta
43 Rencana terapi
44 Mencair
45 Pingsan
46 Ingatan Nindy kembali pulih
47 Rindu yang tak bertuan
48 Sakitnya merindu
49 Kabar Bahagia
50 Mood wanita hamil bikin pening
51 Berkunjung kerumah Ibu Nindy
52 Pesta Pernikahan
53 Kabar buruk
54 Nindy Wisuda
55 Nindy melahirkan
56 Erlangga
57 Nindy ngambek
58 Karan pulang
59 Memasukkan ular ke dalam rumah
60 Karan keluar kota
61 Karan panik
62 Dimana Nindy
63 Kacau
64 Karan mengetahui kejadian sebenarnya
65 Pengumuman
66 Bertemu Nindy
67 Berjuang kembali
68 Berbaikan
69 Babak Baru
70 Aya datang kerumah Karan
71 Kejujuran
72 Antara perasaan dan logika
73 Mencari bukti
74 Upaya Test DNA
75 Petuah
76 Titik terang
77 Membuka tabir
78 Mengakui semua
79 Kalah
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Nindy
2
Babu Karan
3
Wacana perjodohan
4
Sang Dewa penolong
5
Lamaran
6
Fitting baju
7
Yuda PDKT
8
Sah
9
Drama dirumah mertua
10
ulah Rico
11
Salah faham
12
Kecurigaan Yuda
13
Surprise
14
Cemburu
15
Ulang Tahun Papanya Karan
16
Sebuah permintaan
17
Yuda mengetahui pernikahan Nindy dan Karan
18
Bercerita pada Soraya
19
Membujuk Karan bekerja
20
Pertama masuk Kerja
21
Nindy Vs Arumi
22
Rencana Rico
23
Gatot (Gagal total)
24
Rico beraksi
25
Selalu ada untukmu
26
Nindy celaka
27
Nindy selamat
28
Kepergok
29
Rico masuk penjara
30
Kabar Duka
31
Dokumen
32
Tak dianggap
33
Karan si mulut pedas
34
Perang batin
35
Semakin memburuk
36
Jeda
37
LDR
38
Sebuah fakta
39
Naas
40
Nindy sadar
41
Masih dirumah sakit
42
Kembali ke jakarta
43
Rencana terapi
44
Mencair
45
Pingsan
46
Ingatan Nindy kembali pulih
47
Rindu yang tak bertuan
48
Sakitnya merindu
49
Kabar Bahagia
50
Mood wanita hamil bikin pening
51
Berkunjung kerumah Ibu Nindy
52
Pesta Pernikahan
53
Kabar buruk
54
Nindy Wisuda
55
Nindy melahirkan
56
Erlangga
57
Nindy ngambek
58
Karan pulang
59
Memasukkan ular ke dalam rumah
60
Karan keluar kota
61
Karan panik
62
Dimana Nindy
63
Kacau
64
Karan mengetahui kejadian sebenarnya
65
Pengumuman
66
Bertemu Nindy
67
Berjuang kembali
68
Berbaikan
69
Babak Baru
70
Aya datang kerumah Karan
71
Kejujuran
72
Antara perasaan dan logika
73
Mencari bukti
74
Upaya Test DNA
75
Petuah
76
Titik terang
77
Membuka tabir
78
Mengakui semua
79
Kalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!