"Bugh..." Nindy memejamkan matanya saat bola diarahkan kekepalanya.Aneh dia tidak merasakan apapun, lalu ia membuka mata ternyata Yuda yang menyelamatkanya, Yuda menangkap bola yang dilayanhkan Karan kearah Nindy.
"Lagi...lagi Kak Yuda menjadi penyelamatku, makasih Kak" batin Nindy.Ia tak mungkin mengucapkan terima kasih didepan Karan ia takut Yuda akan terkena masalah.
"Yud, Apa yang kamu lakukan! Kamu mau jadi dewa penolong buat kacung ini" bentak Karan
"Karan, jangan hancurkan harga dirimu dengan menyakiti perempuan tak berdaya kamu bisa dicap pecundang" kata Yuda. Laki-laki tampan ini memang pandai memilah-milah kata.
"Tapi dia setuju jadi babuku, terserah gue mau apa?" ucapnya pongah.
"Loe nggak liat disana ada CCTV, bukanya elu masih dalam pengawasan dosen" kata Yuda.
"Sial gue lupa lagi, gara-gara cewek sialan ini" umpat Karan
"Jangan terlalu membenci seseorang berlebihan, nanti kalau Tuhan marah kamu malah dijodohkan dengan dia bagaimana?" ucap Yuda
"Najis, lebih baik gue kawin sama kambing ketimbang sama dia" ucapnya.
"Hati-hati kalau bicara!, ada setan lewat diamini doamu" ucap Yuda lagi.
Kemudian mereka melanjutkan bermain basket kembali, Yuda ijin ketoilet sebentar tapi nyatanya dia tidak ketoilet tapi menemui Nindy.
"Nindy, aku tunggu digudang belakang ada hal yang ingin aku tanyakan sama kamu, ajak teman kamu juga agar tidak terjadi fitnah" ucap Yuda.
"Baik kak,"ucap Nindy patuh
Kemudian Yuda berjalan duluan ke gudang disusul Nindy dan Soraya.Sesampainya ditempat yang ditunjuk Yuda, mereka bertiga duduk melingkar.
"Nindy, sebenarnya apa yang terjadi hingga Karan bisa menindasmu sebegitunya, biasanya kamu ngelawan tapi ini jangankan melawan menatapnyapun kamu nggak berani" tanya Yuda yang masih kepo
Kemudian Nindy menceritakan kejadian yang ia alami, yang membuat ia jadi Babu Karan.
"Kenapa kamu nggak cerita?, kalau aku tau sejak awal hal ini nggak akan terjadi, Mobil Karan itu sudah berasuransi jadi soal biaya aku rasa dia tak ada masalah, dan kebetulan mobil itu ada di salah satu bengkel Omku, aku bisa bantu kamu untuk membuka CCTV itu dan kamu bisa bebas kalau dia mengancam tinggal kamu lihat bukti CCTV yang utuh, masalahnya kalau CCTV itu dihapus dia akan curiga kalau aku bantu kamu" ucap Yuda
"Makasih banyak Kak, aku nggak tau lagi harus bilang apa atas semua kebaikan Kakak" ucap Nindy.
"Sekarang kamu segeralah pulang, biar masalah ini aku yang urus.Aku harus balik kelapangan Basket kalau lama-lama nanti Karan bisa curiga" ucap Yuda langsung balik badan meninggalkan Nindy dan Soraya.
"Nindy, jangan-jangan Kak Yuda itu jodoh kamu, buktinya dia selalu ada buat kamu. Ough...aku jadi iri" ucap Soraya
"Please deh Aya, berhenti ngayal" ucap Nindy.
Keduanya langsung bergegas meninggalkan gudang itu dan segera pulang karena perkulihana sudah selesai.
Sementara itu Yuda langsung menghubungi Omnya meminta tolong untuk mengcopy rekaman CCTV di mobil Karan, ia terus kembali kelapangan Basket.
"Ngapain aja elu Yud, lahirin batu?" ledek Karan, tanpa curiga sama sekali
"Sorry, gue mules banget dan ini gue nggak ikut bermain lagi, perut gue masih belum bisa diajak kompromi" Dusta Yuda.
"Ya udah, kita juga sudah selesai kok, kita langsung pulang aja, Yud kita kerumah elu aja, gue lagi suntuk dirumah" ucap Karan.
"Ok, ayo" ucap Yuda mengiyakan saja permintaan Karan agar ia tidak curiga padanya.
Malam harinya Yuda sudah memperoleh rekaman CCTV lalu ia memberikanya pada Nindy, agar Nindy segera bebas dari Karan.
"Ah...Kak Yuda baik banget dia, udah tampan, kaya, baik pula dan mengapa hatiku selalu bergetar saat dekat denganya, oh hati jangan bikin malu dia terlalu sempurna untukku...." guman Nindy. Setelah mendapat rekaman CCTV dia langsung senyum-senyum sendiri membayangkan wajah Yuda, ada getar aneh menyusup kedalam hatinya.
Malam sudah menyelasaikan tugasnya diganti dengan pagi yang mulai menyapa, matahari mulai mengintip dari balik dedaunan.Pagi ini teramat cerah secerah senyum Nindy, Karena mulai hari ini dia akan bebas dari Karan. Sesampainya dikampus seperti biasa Karan sudah tidak sabar untuk mengerjai Nindy.
"Hei jongos, bawa tas gue kekelas!" ucap Karan. Nindy tak menangapi sama sekali ucapan Karan membuat Karan murka.
"Nindy! Elu nggak budegkan!" teriaknya namun, reaksi Nindy masih sama dia cuek seolah tak mendengar ucapan Karan, lalu Karan mendekat ia bermaksud untuk menarik hijab Nindy namun, secepat kilat Nindy menepis dan memelintir tangan Karan.
"Lepaskan!, berani kamu ya. Kamu pikir kamu siapa hah?" bentak Karan
"Ngapain harus takut sama begundal macam Elu, takut itu sama Tuhan ngerti!" bentak Nindy yang menbuat Karan kaget karena Nindy tak lagi menurut padanya namun, berbeda dengan Yuda ia diam-diam tersenyum tipis melihat keberanan Nindy, sekilas Nindy melirik Yuda.
"Ahhh...Kak Yuda kenapa senyum semanis itu, hatiku kan jadi meleleh" batin Nindy mereog melihat senyum manis Yuda.
Sementara itu Yuda semakin geram atas sikab Nindy padanya.
"Ok, gue akan laporin elu kepolisi!, salah sendiri main-main sama gue" ucap Karan.
"Silahkan, dan asal Elu tau di CCTV itu jelas terlihat Elu mau nabrak gue dengan sengaja, berarti siapa yang akan membusuk di penjara, pikir pakai otak jangan pakai dengkul!" umpat Nindy.
"Dasar perempuan tolol!, gue tinggal hapus rekaman sebelumnya dan gue akan bebas, hahhahahahha" Karan langsung tertawa kencang
"Silahkan tertawa sepuasmu, asal Elu tau gue punya rekaman CCTV lengkap dan itu bisa bikin Elu masuk bui paham!" tantang Nindy.
"Hahhaha, Elu pikir gue percaya!" ungkap Karan.
"Serah Elu mau percaya atau tidak itu bukan urusan gue" ucap Nindy lalu beranjak hendak meninggalkan Karan.
"Elu nggak bisa pergi goblok!" umpat Karan.
"Karan, sepertinya yang dikatakan Nindy benar, karena gue denger dia punya pacar hecker handal jadi membuka CCTV mobil Elu bukan masalah buatnya" dusta Yuda yang ingin menyelamatkan Nindy.kembali hati Nindy mereog mendengar pembelaan dari Karan.
"Mana buktinya?" tanya Karan sengit, kemudian Nindy langsung mengambil ponselnya dan memperlihatkan rekaman CCTV lengkap.
"Sialan dia beneran punya rekaman itu" batin Karan
"Sebaiknya kita pergi dari sini, nanti dia malah mengadu sama pacarnya terus dia sebar aib elu keseluruh dunia maya, malah elu yang terkena masalah" ucap Yuda, kemudian Karan and the genk pergi meninggalkan tempat itu dengan sejuta umpatan, sementara tanpa sepengetahuan Karan ,Yuda tersenyum dan mengerling ke arah Nindy.
"Ahhh....Kak karan hati adek meleyot ini" batin Nindy sudah kejang-kejang tidak karuan, mukanya langsung memerah.
Soraya teman Nindy yang sejak tadi diam-diam memperhatikan gestur tubuh sahabatnya dan Yuda langsung mengoda Nindy
"Ehem..ehem, roman-romanya ada yang mau jadian ini jangan lupa pajak jadianya" goda Soraya.
"Siapa juga yang mau jadian" elak Nindy
"Elulah...siapa lagi" goda Soraya
"Gue? Sama Karan gitu? Amit-amit deh!" mendadak Mood Nindy langsung memburuk menyebut nama itu
"Karan? Ya bukanlah" goda Soraya lagi
"Terus?"
"Ya elu sama kak Yuda" ucap Soraya
"Blush..." pipi Nindy langsung memerah seperti tomat
"Cie...pipinya merah, berarti benar dong" Soraya semakin mengoda Nindy
"Apaan sih kamu, jangan ngaco deh" ucap Nindy malu-malu
"Cie..malu-malu meong" Soraya semakin gencar mengoda Nindy
Tbc
Jangan lupa like, comment dan fav ya men temen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments