“Rupanya memang benar demikian.”
“Doa, harapan, dan sumpah yang aku langitkan ternyata didengar oleh Dewa. Jiwaku telah terlahir kembali di tubuh pemuda kurus ini,” gumam Zhao Jun lirih, sambil duduk bersila di atas dipan kayu tempatnya terbangun.
Dia baru saja selesai beradaptasi sekaligus mengenali lebih jauh tubuh pemuda yang menjadi tubuh barunya ini.
Yang mana menurut perkiraannya, pemilik asli tubuh pemuda ini paling tidak baru berusia 19 tahun.
Dan meskipun tidak ada ingatan dari pemilik asli tubuh pemuda ini, tapi dilihat dari kondisi fisik dan kesehatannya yang seperti ini, pemuda kurus kering ini meregang nyawa karena sakit dan kelaparan.
“Ck-ck-ck! Tidak kusangka, ada seseorang yang hidup semenyedihkan ini di wilayah Kekaisaran Nan yang begitu makmur,” ucap Zhao Jun miris.
Dia menggeleng ringan, sebelum akhirnya berhenti karena merasa sangat pusing dan mual.
Sebagai Tabib Jenius sekaligus praktisi bela diri yang terkenal dengan segudang kehebatannya, Zhao Jun langsung mengambil tindakan untuk tubuh barunya ini.
Namun, setelah melakukan diagnosis secara pribadi melalui nadi dan perspektif sebagai tabib miliknya, Zhao Jun akhirnya sadar kalau sakit yang dialami oleh pemuda ini paling besar dikarenakan butuh makan.
“Imun tubuh ini sangat lemah.”
Ditambah dengan kondisinya yang sudah kelaparan dan dehidrasi agak parah, Zhao Jun merasa bahwa dia agak sulit melakukan sesuatu kecuali dia bisa mendapatkan makanan untuk dicerna dalam waktu singkat!
“Baiklah! Lebih baik aku mencari sesuatu untuk dikonsumsi terlebih dahulu. Baru pikirkan hal lain lagi nanti,” gumamnya sambil bangkit.
Namun, rupanya tubuh baru Zhao Jun ini sangat payah dan lemah!
Sudah kurus kering hampir mirip tulang dibungkus kulit, mengalami dehidrasi agak serius, kekurangan pangan dan segala macam nutrisi, pondasi tubuhnya juga begitu buruk!
Bagaimana tidak?
Hanya untuk berdiri saja, Zhao Jun harus ambruk terlebih dahulu! Baik tulang ataupun ototnya seperti tak memiliki sedikit pun kekuatan! Sangat lunak dan payah!
‘BRUK!’
“ARGH!”
Zhao Jun kesal bukan main. Tapi dia pada akhirnya hanya bisa menghela nafas sambil menahan miris dan sakit hati.
Dia pun bertanya-tanya pada Dewa kenapa dia terlahir kembali di tubuh pemuda yang luar biasa rapuh, lemah, dan hampir bisa dibilang tak berguna ini?
“Apa ini memang ujian dari Dewa? Atau konsekuensi yang aku dapatkan karena meminta kesempatan hidup untuk yang kedua kalinya?” batin Zhao Jun kesusahan.
Meski begitu, Zhao Jun yang sudah bisa berjalan pelan-pelan, tetap memaksakan diri untuk bersyukur.
Karena bagaimanapun juga, pemintaannya telah dikabulkan. Dia diberi kesempatan untuk hidup lagi guna membalaskan semua ketidakadilan yang dia terima di kehidupannya yang lalu.
“Hmph! Tidak masalah kalau aku sekarang harus hidup sebagai pemuda yang payah dan tak berguna.”
“Karena aku yakin, aku bisa membawa diriku menjadi seseorang yang bahkan lebih hebat dibanding diriku di kehidupan sebelumnya!”
“Apa yang pernah aku capai sendirian dengan susah payah di kehidupan sebelumnya, pasti aku bisa dapatkan kembali di kehidupanku sekarang!”
“Dan untuk jiwa pemuda yang tubuhnya aku tempati sekarang, aku pastikan kau tenang di alam baka. Aku berjanji akan menjadikan tubuh ini sebaik-baiknya tubuh yang pernah dimiliki!”
“Aku yakin, aku bisa kembali berada di puncak dunia sebagai Tabib Jenius sekaligus praktisi bela diri yang tak bisa ditipu dengan mudah oleh kebaikan orang lain!”
“Dan kau—Liu Chang, aku akan menuntut balas atas semua perlakuan buruk yang kau berikan padaku berkali-kali lipat! Aku akan membuat hidupmu tidak tenang, cepat atau lambat!”
Dengan tekad membara di dalam hatinya, Zhao Jun yakin sepenuh hati kalau dia akan merebut kembali semua yang pernah dia miliki!
Apa-apa yang menjadi miliknya, tak akan pernah menjadi milik orang lain, kecuali dia memang bersedia memberikannya!
Tak seorang pun berhak merebut sesuatu yang telah menjadi miliknya!
Dan satu hal yang Zhao Jun benar-benar pelajari dengan baik dari kehidupannya yang sebelumnya, bahwa dia tidak boleh mempercayai orang lain lebih dari dia mempercayai dirinya sendiri.
Percaya berlebihan pada orang lain hanya akan mendatangkan bahaya bagi dirinya!
“Yo! Zhao Jun! Kau akhirnya keluar dari rumah? Kupikir kau sudah mati, eh?!”
Langkah Zhao Jun yang tertatih-tatih
keluar dari gubuk tempat tinggalnya itu mandek seketika setelah mendengar suara barusan.
Dia menoleh dengan ragu, hanya untuk mendapati beberapa orang paruh baya baik pria maupun wanita tengah menatapnya dengan tatapan aneh.
Mereka berdiri bergerombol agak jauh dari gubuknya berada. Meski begitu, bisa Zhao Jun simpulkan kalau ini adalah perkampungan mereka.
“Hei! Kenapa kau bengong seperti itu, Zhao Jun? Apa kau baik-baik saja?” tanya ibu-ibu berdandan menor.
Di sebelahnya, seorang pria paruh baya dengan pakaian sederhana buru-buru menyahutnya.
“Heh! Kau ini! Seperti tidak kenal Zhao Jun saja! Meskipun namanya sama dengan Tabib Jenius Zhao, tapi mereka benar-benar berbeda!”
“Eh?”
Zhao Jun mengernyit. Satu hal baru yang dia sadari adalah bahwa nama pemuda ini rupanya sama dengan nama aslinya!
“Lihat saja dia! Sudah kurus kering, tak punya kemampuan dan bakat apa pun, dan sangat miskin! Sudah untung dia masih hidup! Meskipun otaknya lemot dan bermasalah,” lanjut pria itu lagi dengan tajam.
“Bagai langit dan bumi jika dibanding dengan Tabib Jenius Zhao!”
Kali ini, Zhao Jun menyipit tajam.
Dia tidak mengira bahwa mulut orang ini begitu pedas dan tajam saat menghina orang lain.
“Mulut orang ini perlu dibungkam!” geramnya dalam hati. Tapi tiba-tiba, dia ambruk karena pusing dan lemas. Kepalanya pun berkunang-kunang.
Rasanya, dia hampir pingsan!
Tepat setelah itu, wanita paruh baya berdandan menor yang tadi bertanya, langsung berlari menghampiri.
“Zhao Jun! Aiyo, yo! Kau sepertinya sakit parah! Pantas saja kau tidak keluar rumah untuk datang bekerja kepadaku!”
Zhao Jun yang sudah lemas dan pusing hanya bisa mengangguk.
“Kalau begitu, biarkan aku mengobatimu!” ucap wanita itu sambil membantu Zhao Jun berdiri.
“Cuih! Untuk apa membantunya? Benar-benar tidak berguna! Tidak ada untungnya!” hardik pria paruh baya itu lagi sambil melambaikan tangannya supaya semua orang yang berkerumun di sana, bubar.
Namun, Zhao Jun melihat kalau wanita paruh baya ini cuek bebek dan tetap menolongnya.
Zhao Jun kemudian dibawa dan diobati ke rumah wanita paruh baya itu. Dia juga diberikan air hangat dan makanan yang cukup. Bahkan, sempat ditawari untuk beristirahat di sana barang sejenak.
Namun, Zhao Jun menolaknya.
“Terima kasih, Bi.”
“Kau harus segera sehat, Zhao Jun! Bibi Fang ini masih membutuhkanmu untuk membantuku di kedai dan pasar! Kuharap kau sudah bisa bekerja esok hari!”
Zhao Jun terkejut sedikit.
Rupanya kebaikan wanita ini menyimpan maksud tersembunyi.
Tapi tidak heran! Jarang ada kebaikan tulus!
Mungkin, hanya dirinya yang begitu baik dan tulus tanpa mengharap imbalan apa pun. Tentu saja itu di kehidupannya yang lalu.
Meski begitu, dengan kondisinya sekarang, dia butuh uang untuk banyak hal. Bekerja adalah keharusan.
Dan tetap dibutuhkan wanita ini untuk bekerja di kedainya, memang menguntungkan. Terlebih, di antara banyak orang yang tampak sinis dan tak suka dengan dirinya, hanya wanita ini yang cuek bebek.
Jadi, anggap saja seperti transaksi mutualisme.
“Tenang saja, Bibi Fang,” balas Zhao Jun datar.
“Bagus! Kalau begitu aku keluar dulu. Kau istirahat sebentar di sini sebelum pulang.”
“Iya.”
Namun, saat Bibi Fang itu baru saja keluar dari ruang tamu, Zhao Jun yang hendak merebahkan diri sejenak untuk mengurangi rasa lemasnya, tiba-tiba mendengar seruan kaget Bibi Fang.
“APA?! TABIB JENIUS ZHAO MENINGGAL DAN JASADNYA TAK DITEMUKAN?!”
Zhao Jun yang mendengar ini, langsung bangkit dari posisinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
lanjut
2024-03-13
0
Harman LokeST
seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss Zhao Jun
2023-06-12
0